Gridhot.ID - Bagi mereka yang merasakan era 90an pasti sangat mengenatl dengan sosok Nike Ardilla.
Rockstar di masanya tersebut memang mempunyai banyak seali penggemar militan di seluruh Indonesia.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com sebelumnya, Nike Ardilla meninggal dunia sejak tahun 1995 lalu.
Jasadnya kini terbujur dalam keharibaan alam di kompleks pemakaman umum Kampung Cidudu RT 07/04, Dusun Lebaklipung, Desa/Kecamatan Imbanagara , Kabupaten Ciamis .
Anak bungsu pasangan R Eddy Kusnadi (alm) dan Ny Ningsihrat yang bernama asli Raden Rara Nike Ratnadilla tersebut meninggal dalam kecelakaan tunggal di Jl RE Martadinata (Jl Riau) Kota Bandung pada 19 Maret 1995 pukul 06.00. Dua puluh enam tahun lalu.
Mobil sedan Honda Genio berpelat nomor D 27 AK (kadang diterjemahkan Desember 27 Angka Kelahiran) yang dikemudikan Nike Ardilla membentur tembok di sisi jalan yang pagi itu masih sepi.
Pelantun lagu “Bintang Kehidupan” tersebut berpulang saat puncak kejayaannya di usianya yang masih muda belia, 19 tahun.
Dikutip Gridhot dari Tribun Jabar, jenazah sang legenda diboyong ke kampung halamannya di Ciamis. Almarhumah dimakamkan di pemakaman umum Cidudu Imbanagara, tak jauh dari bekas pusat Kerajaan Galuh Imbanagara, Barunai.
Setiap 19 Maret, para penggemar setia masih rutin berziarah ke makam penyanyi kelahiran 27 Desember 1975 tersebut.
Tanggal 19 Maret seakan menjadi hari keramat bagi para penggemar Nike Ardilla.
Mereka selalu menyempatkan diri untuk datang berziarah ke makam Nike Ardilla yang berlokasi tak jauh dari Jalan Raya Ciamis-Tasikmalaya (jalan nasional jalur selatan via Ciamis) tersebut.
Termasuk hari Jumat (19/3) ini, meski masih dalam masa pandemi, para penggemar fanatik tetap menyempatkan diri datang untuk berziarah.
Sudah banyak penggemar yang datang dan pergi. Baik secara perorangan maupun berombongan.
Tak hanya datang dari daerah sekitar Ciamis, Tasikmalaya, Garut maupun Bandung. Tapi juga dari Jakarta, bahkan Lampung dan Kalimantan.
Seperti yang dilakoni Angel (39) asal Jakarta bersama 7 orang rekannya. Yakni Roni (30) asal Lampung Timur, Amelia (35) dari Kebayoran Lama Jaksel, Nafsi (40) Pondok Gede Bekasi.
Kemudian, Murni (42) Serang Banten, Anita (40) Pondok Melati Bekasi Timur, Irsad (23) Kota Padang dan Opung (35) dari Surabaya Jatim.
Mereka tergabung dalam grup WA “Silaturahmi Teh Nike”. Mereka rata-rata sudah lebih dari sekali datang berziarah ke Makam Nike Ardilla di Imbanagara Ciamis tersebut.
“Sebelum berangkat ke sini kami sudah janjian, bertemu di Jakarta di Kampung Rambutan. Kemarin (Kamis) berangkat dari Kampung Rambutan pukul 10.00 menggunakan satu mobil pribadi. Tiba di sini pukul 18.00 malam. Langsung ke sini tidak mampir di Bandung dulu,” ujar Angel kepada Tribun, Jumat (19/3).
Tiba di Kompleks Makam Nike Ardilla di Pemakaman Umum Cidudu tersebut, hujan lebat sedang mengguyur.
Angel dan kawan-kawan langsung berteduh di Musala Nurul Ardillah yang berlokasi di Pemakaman Umum Cidudu tak jauh dari makam Nike Ardilla.
Musala Nurul Ardillah yang dibangun oleh Ramli Roekman, seorang penggemar berat Nike Ardilla dan diresmikan 19 Maret 1996 tersebut didedikasikan untuk almarhumah Nike Ardilla.
“Kami sedih, sampai meneteskan air mata. Musala ini tidak terawat, terlantar nyaris tidak dipakai. Lantai kumuh dan kotor, pintu-pintu sudah lepas, bagian atap lapuk bocor. WC dan tempat berwudu sudah runtuh. Tidak ada penerangan listrik, tidak ada sumber air. Tidak ada yang merawatnya Padahal musala ini dulu dibangun didedikasikan untuk almarhumah Nike Ardilla ,” kata Angel.
Setelah sempat istirahat, selepas Isya pada Kamis (18/3) malam, Angel dan tujuh rekan serombongannya itu berziarah ke makam Nike Ardilla. Berdoa bersama dipimpin oleh warga setempat.
Setelah berdoa bersama di makam Nike Ardilla, Angel bersama rekannya, Roni, Irsyad, Opung, Amelia, Nafsi, Murni, dan Anita kembali ke musala Nurul Ardillah yang berada di tengah kesunyian komplek pamakaman umum Cidudu tersebut.
Bahkan Angel dan kawan-kawan menginap di musala yang tak terawat dan terlantar tersebut. Mereka dapat pinjaman kasur dan bantal dari warga.
“Alhamdulillah tidak takut, sampai pukul 02.00 dinihari tadi malam kami masih ngobrol-ngobrol. Bayangkan ini kan musala ini di tengah komplek pemakaman,” ujar Angel.
Mereka melakukan semuanya itu karena kecintaan kepada, idola mereka Nike Ardilla.
Menurut Angel, memang sudah banyak para penggemar yang datang dan pergi.
“Kata warga kemarin (Kamis) siang ada Nissa Sabyan datang berziarah ke makam almarhumah Nike Ardilla. Tapi kami belum dapat bukti informasinya yang pasti,” katanya.
Kata Angel, memang setiap tangal 19 Maret banyak penggemar yang datang berziarah ke Makam Nike Ardilla.
“Tapi kami berniat, kami hadir kali ini tidak hanya sekedar berziarah setelah itu pulang. Kami ingin kehadiran kami lebih berarti,” ujar Angel.
Dan memang, sejak Jumat (19/3) pagi sampai siang, Angel dan kawan-kawan minta tolong warga untuk memperbaiki musala Nurul Ardillah.
“Ini perbaikan awal, sekadar untuk menyelamatkan bagian yang bisa diselamatkan. Bagian atap yang rusak diperbaiki. Musala ini kan didedikasikan untuk almarhumah Nike Ardilla jadi harus diselamatkan. Kalau makam (Nike Ardilla) kan sudah ada yang merawat dan menjaga. Sementara musala ini kan belum. Tidak ada yang merawat tidak ada yang menjaga ,” katanya.
Dengan dana yang terkumpul secara swadaya, urunan Angel dan kawan-kawan, Jumat tersebut dilakukan perbaikan musala Nurul Ardillah ala kadarnya.
Dan Angel serta kawan-kawan akan berencana pulang kembali ke Jakarta Jumat sore itu juga menggunakan mobil pribadi berupa mobil avanza warna silver berpelat nomor polisi B.
“Dalam waktu dekat kami akan datang lagi. Perbaikan musala akan dilanjutkan. Mohon doanya. Itung-itung katanya butuh anggaran sekitar Rp 20 juta. Tidak hanya sekadar memperbaiki musalanya saja. Utamanya adalah membangun kembali WC,” tekad Angel dan kawan-kawan.
Setelah bangunan musala diperbaiki, tentu harus ada penerangan listrik dan air. Berikut penjaga dan yang akan merawat musala.
“Musola Nurul Ardillah ini harus difungsikan, harus ada yang menjaga dan merawatnya. Rencananya kami juga akan mempersiapkan anggaran untuk honor penjaga serta bayar rekening listrik,” katanya.
Diharapkan pada 27 Desember nanti, musala Nurul Ardillah sudah bisa kembali berfungsi dan terawat. Tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat istirahat bagi para penggemar yang datang dari berbagai daerah.
“Sekaligus sebagai tempat menginap bagi penggemar yang datang dari berbagai daerah untuk berziarah. Tak perlu takut meski musala ini berada di komplek pemakaman. Itu tekad kami mohon doanya,” ujar Angel sembari matanya berkaca-kaca.
Ia terenyuh melihat sudut-sudut musala Nurul Ardillah yang kotor tidak terawat tempat mereka semalam menginap demi sang legenda, pelantun lagu “Seberkas Sinar” Nike Ardilla.
“Jangan biarkan musala ini roboh. Harus diselamatkan,” ujar Angel.
(*)