Gridhot.ID - Akhir-akhir ini pesisir natuna sedang dihebohkan dengan kemunculan bangkai hewan.
Dikutip Gridhot dari Kompas TV, adanya video viral yang menunjukkan bangkai hewan raksasa dengan bentuk yang misterius.
Banyak orang yang menyebut hewan tersebut merupakan sosok Gajah Mina.
Hewan yang dipercaya sebagai makhluk mitologi ini tiba-tiba bak membuktikan bahwa dirinya adalah sosok nyata.
Video yang dimaksud adalah video yang diunggah oleh akun Hendri Chang Hui Fu pada Sabtu (20/3/2021) di media sosial Facebook.
Dikutip Gridhot dari Intisari, sang pemilik akun dengan rinci bahwa bangkai dari hewan tersebut tidak lain merupakan gajah mina.
"Semoga Semua Mahluk Hidup Selalu Bahagi.... Gajah Mina terdampar Di Laut Natuna," tulis akun tersebut dalam keterangan video.
Lalu siapa sebenarnya gajah mina? Benarkah bangkai hewan tersebut adalah bangkai gajah mina?
Simak ulasannya berikut ini.
Makhluk mitologi
Gajah Mina adalah cryptid laut yang banyak ditemukan di kepulauan Indonesia.
Tubuh Gajah Mina merupakan perpaduan antara gajah dan ikan.
Cryptid dikenal luas oleh pelaut Melayu dan orang Indonesia.
Namanya berarti “ikan gajah”, dan jangan disamakan dengan Gajah Laut, yang berarti “anjing laut”.
Dalam budaya Hindu Bali, Gajah Mina merupakan salah satu dari 7 hewan mitologi (Makara).
Bentuk ikan berkepala gajah sering dilukis atau diukir menjadi candi (candi) sebagai ornamen.
Karena banyaknya candi purbakala yang memiliki ornamen Gajah Mina di dalamnya, tampaknya Gajah Mina sudah dikenal sejak jaman dahulu.
Terkait sosok hewan Gajah Mina dijelaskan lebih lanjut dalam Lontar Yama Tattwa oleh Wangsa Wesia yakni salah satu naskah tradisional Bali yang berisikan tentang upacara agama Hindu dalam hal ini adalah ngaben.
Gajah Mina adalah salah satu dari tujuh makhluk mitologi dalam kepercayaan umat Hindu yang dikenal dengan sebutan 'makara'.
Makhluk ini kerap muncul dalam ukiran candi atau arsiteksur pura.
Palinggih Gajah Mina adalah simbol kekuatan yang luar biasa dan mahadahsyat dari Raja Lautan yakni Dewa Baruna.
Makhluk ini dikatikan dengan cerita penyelamatan dunia oleh Matsya atau Avatara Wisnu dengan wujud ikan berkepala gajah.
Definisi
Deskripsi Gajah Mina berasal dari sesepuh desa pesisir.
Para tetua mengatakan bahwa makhluk itu berukuran sebesar ikan paus, memiliki belalai seperti gajah, bulu di tubuhnya, sepasang gading, dan dalam beberapa kasus, telinga yang lebar.
Jika seekor Gajah Mina ditemukan mati di pantai, biasanya penduduk desa datang untuk mengambil bagian tubuhnya, seperti bongkahan bulu, gading, atau tulangnya.
Gajah Mina dipercaya hidup di perairan dalam, sehingga penampakannya terbilang langka.
Kepala Museum Sri Serindit Natuna Zaharudin mengatakan panjang Gajah Mina bisa mencapai 20 meter.
Disebut “gajah” (gajah) karena memiliki gading dan belalai.
Dikatakannya, Gajah Mina adalah hewan bergading, dengan kulit yang tidak seperti ikan.
Kulitnya memiliki bulu yang lembut, jadi bukan ikan paus.
Zaharudin juga mengatakan, para nelayan takut bertemu makhluk ini di laut.
Banyak nelayan yang mengaitkan Gajah Mina dengan nasib buruk.
Paus Baleen
Peneliti mamalia laut dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sekar Mira mengatakan, sebenarnya bangkai hewan yang ada dalam video itu merupakan bangkai paus baleen.
"Sebenarnya yang di video itu adalah jenis paus baleen, yaitu golongan mysticety, paus yang tidak bergigi," kata Mira saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/3/2021).
Mira mengungkapkan, penyebutan "gajah mina" terhadap bangkai hewan itu merujuk pada hewan mitologi dalam budaya Indonesia.
"Gajah mina itu satwa mitologi di Indonesia. Bentuknya berkepala gajah dan berekor atau berbadan ikan. Tetapi sesungguhnya yang ditemui terdampar di berbagai pantai adalah bangkai paus," ujar dia.
Tulang rahang dikira gading gajah
Mira mengatakan, karena bangkai paus baleen itu sudah terurai, maka akan terlihat ada tulang rahang bawah yang menyerupai gading gajah.
"Dan karena ukurannya sangat besar, orang-orang teringat akan gajah. Jadi diidentifikasi sebagai gajah mina," kata Mira.
Selain itu, Mira menambahkan, terkadang bangkai paus yang sudah terurai ususnya juga dianggap sebagai cumi-cumi raksasa oleh masyarakat.
"Menariknya, kalau bangkai paus yang sudah terurai, kadang ususnya terekspose keluar dan masyarakat mengira itu cumi-cumi raksasa," kata Mira.
Umum di perairan Indonesia
Mira mengatakan, paus baleen adalah satwa yang umum dijumpai di perairan Indonesia, apalagi di daerah-daerah yang bersisian dengan laut dalam.
Dia menyebut, salah satu ciri khas dari paus baleen adalah pada pertulangan rahang bawahnya, yakni tidak ada tulang penyambung antara rahang kanan dan kiri.
"Memang pertulangan rahang bawahnya tidak memiliki tulang penyambung antara rahang kanan dan kiri. Sehingga ketika terekspose, akan terlihat seperti sepasang gading," kata Mira.
Mengutip Smithsonian Magazine, 1 September 2017, baleen adalah organ yang diandalkan jenis paus tanpa gigi ini untuk menyaring makanan dari laut.
Baleen adalah ratusan pelat fleksibel, yang terbuat dari protein struktural keratin, dan tumbuh ke bawah dari rahang atas paus, serta berbaris seperti tirai.
Para peneliti memperkirakan, struktur mulut yang unik itu berevolusi secara bertahap sekitar 30 juta tahun yang lalu, ketika lautan penuh dengan paus bergigi yang bersaing untuk mendapatkan makanan yang terbatas.
Mengutip Kartu Identifikasi Cetacea untuk Samudera Hindia yang diterbitkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO), jenis paus baleen terdiri dari beberapa spesies, yaitu:
* Paus kanan selatan (Eubalaena australis)* Paus kanan pygmy (Caperea marginata)* Paus biru (Balaenoptera musculus)* Paus sirip (Balaenoptera physalus)* Paus sei (Balaenoptera borealis)* Paus bryde (Balaenoptera edeni/brydei complex)* Paus omura (Balaenoptera omurai)* Paus minke (Balaenoptera acutorostrata)* Paus minke antartika (Balaenoptera bonaerensis)* Paus bungkuk (Megaptera novaeangliae)
Jadi, ini makhluk di Natuna bukan bangkai dari Gajah Mina ya.
(*)