Gridhot.ID - Jalur Pantura sedang dihebohkan dengan truk yang mengangkut potongan pohon raksasa.
Dikutip Gridhot di artikel sebelumnya, pohon tersebut ternyata merupakan Pohon Baobab raksasa yang beratnya mencapai 80 ton.
Sopir pengantar bahkan mengatakan dirinya merasakan kejadian aneh dalam mengantarkan pohon tersebut.
Dirinya kadang merasakan truknya berjalan ringan sendiri.
Banyak orang pula yang berbicara padanya mengatakan kalau pohon tersebut diikuti jin.
"Bukan satu orang yang bilang, beberapa orang bilang begitu. Percaya atau tidak memang beberapa orang bilang seperti itu ke saya," kata Dadang selaku sopir yang mengantarkan potongan pohon tersebut.
Diketahui truk trailer tersebut melaju pelan bermuatan pohon baobab (Adansonia) raksasa di jalur pantura Jateng, Jalan Lingkar Utara Pemalang, Rabu (31/3/2021) siang.
Truk itu berangkat membawa potongan pohon baobab dari Sukamandi, Subang, Jawa Barat, pada Senin, dua hari lalu.
Sopir truk, Dadang, menyatakan Scania P380 yang dikemudikannya menuju Semarang.
Dia mengantarkan pohon baobab yang sudah dibeli, semula tumbuh di Subang.
Dadang memperkirakan truknya akan tiba di Semarang pada Kamis siang jika tak ada aral melintang.
Siapakah pemilik pohon baobab tersebut?
Dadang tidak mengetahuinya, dia hanya menyebut sebuah nama perusahaan di Semarang.
Dikutip Gridhot dari Tribun Jateng, pohon baobab yang masih berada di perjalanan itu milik seorang pengusaha bernama David.
Apa tujuan crazy rich Semarang ini membeli pohon yang merupakan tanaman endemik Afrika tersebut?
Jelas David membeli bukan tanpa alasan, dia sebelumnya mendapat informasi ada pohon baobab tumbang akibat hembusan angin kencang sepekan lalu.
Kemudian rekannya menawari membeli pohon tersebut lantaran masih berpotensi hidup.
"Saya beli daripada sia-sia melapuk begitu saja. Apalagi pemilik pohon juga tak mampu memindahkan pohon tersebut," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com.
Sebelum membelinya, dia melakukan konfirmasi ke beberapa pihak apakah pohon tersebut dilindungi undang-undang.
Pohon itu ternyata bukan pohon langka sehingga dia berani merogoh kocek.
Baobab tersebut juga banyak ditemukan di Jawa Barat, biasa disebut ki tambleg.
"Kalau pohon yang dilindungi negara maka saya tidak berani membeli. Saya membeli karena pohon itu istimewa.
Bentuknya besar terus masih ada potensi hidup. Sayang kan kalo hanya buat kayu bakar," terang pengusaha pencinta flora dan fauna ini.
Harga pohon
Saat tumbang, panjang pohon tersebut sekira 12 meter.
Diameter pangkal atau akar pohon 4 meter.
Untuk keperluan pengangkutan, bagian atas dipangkas supaya bisa muat di atas trailer.
Menurut David, pohon itu akan ditanam di rumahnya yang berasa di Semarang atas.
Pohon tersebut akan menjadi baobab raksasa pertama di Kota Lumpia.
Berapa harga pohon raksasa tersebut?
"Mengenai harga, yang mahal ongkos angkutnya saja. Yang penting semoga pohon itu bisa hidup," ungkapnya kepada Tribunjateng.com.
Pohon baobab memang diketahui banyak terdapat di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Ada pendapat bibit baobab ini dibawa oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda dari Afrika kemudian ditanam di kawasan-kawasan perkebunan di Subang.
Pendapat lain menyatakan baobab dibawa oleh para pedagang dari Timur Tengah dan Afrika pada masa penyebaran Islam di Tatar Sunda.
Selain di Subang, pohon baobab di Indonesia juga terdapat di Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Purwodadi dan Nusa Tenggara.
Pohon ini juga ada di kawasan kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.
Pada akhir 2010 hingga awal 2011, Universitas Indonesia merelokasi 10 pohon baobab dari kawasan PT Sang Hyang Sri dan PG Rajawali, Ciasem, Subang.
(*)