Find Us On Social Media :

Joe Biden Tak Mampu Pepet Kim Jong Un Sendirian, Amerika Serikat Ajak Korea Selatan dan Jepang untuk Tekan Korea Utara Habis-habisan

prajurit Kim Jong Un

Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan pada hari Kamis bahwa denuklirisasi akan tetap menjadi pusat kebijakan dan setiap pendekatan ke Pyongyang harus dilakukan "berbaris" dengan sekutu dekat, termasuk Jepang dan Korea Selatan.

Pendahulu Biden dari Partai Republik, Donald Trump, mengadakan tiga pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tetapi tidak mencapai terobosan selain jeda dalam uji coba balistik nuklir dan antarbenua. Biden, seorang Demokrat, telah berusaha untuk melibatkan Korea Utara dalam dialog tetapi sejauh ini ditolak.

Pyongyang, yang telah lama mengupayakan pencabutan sanksi internasional atas program senjatanya, mengatakan pekan lalu pemerintah Biden telah mengambil langkah pertama yang salah dan mengungkapkan "permusuhan mendalam" dengan mengkritik apa yang disebutnya uji coba rudal pertahanan diri.

Baca Juga: Ditangkap Saat Nyalinya Ciut Ngumpet di Parkiran Mall, Pengendara Fortuner yang Sok Jago Todongkan Pistol Ternyata Punya Jabatan Mentereng, Polisi Amankan Baju yang Bongkar Perusahaan Tempatnya Cari Sesuap Nasi

Pengarahan resmi AS sebelum pembicaraan mengatakan peninjauan Korea Utara berada dalam tahap akhir dan "kami sekarang siap untuk melakukan beberapa konsultasi akhir dengan Jepang dan Korea Selatan saat kami melangkah maju."

Joseph Yun, yang merupakan utusan khusus AS untuk Korea Utara di bawah mantan Presiden Barack Obama dan Trump dan sekarang di Institut Perdamaian Amerika Serikat, mengatakan bahwa opsi kebijakan sudah jelas: "Anda ingin denuklirisasi dan Anda ingin menggunakan sanksi untuk melakukan denuklirisasi."

“Tapi bagaimana melakukan langkah awal, agar paling tidak Korut dibujuk untuk tidak melakukan sesuatu yang provokatif. Itulah tantangannya," katanya.

Beberapa pendukung dialog khawatir bahwa pemerintahan Biden belum menyoroti kesepakatan luas antara Trump dan Kim pada pertemuan pertama mereka di Singapura pada tahun 2018, dan memperingatkan bahwa hal ini dapat membuat sulit untuk membangun kepercayaan.

Baca Juga: Pagarnya Menjulang Tinggi, Begini Penampakan Rumah Mewah Milik Pengendara Fortuner yang Acungkan Pistol di Duren Sawit, Diciduk Polisi di Parkiran Mall, Terungkap Tempat Geletakkan Senjata

Ditanya apakah perjanjian itu masih berlaku, pejabat itu mengatakan: "Saya memahami pentingnya perjanjian Singapura," tetapi tidak menjelaskan sejauh mana masalah itu akan menjadi bagian dari pembicaraan Annapolis.

Ketiga pejabat itu juga diharapkan membahas kekurangan global chip semi-konduktor yang telah memaksa produsen mobil AS dan produsen lain untuk memangkas produksi.

(*)