Gridhot.ID - Sosok Siti Fadilah memang sempat viral di awal mula pandem corona pada tahun 2020 lalu.
Dikutip Gridhot dari Banjarmasin Post, Siti Fadilah sempat mempertanyakan terkais vaksinasi virus corona yang sempat disampaikan Bill Gates.
"Kalau Bill Gates sudah siap dengan vaksin corona sekarang, kapan dia punya seed (bibit) virusnya? Apa sebelum pandemic corona? Apalagi pada tahun 2015, dia telah mengumumkan akan ada pandemik besar di 2020," jelasnya.
Mantan Menkes RI juga mengkhawatirkan adanya pemasangan mikrocip yang diduga untuk memantau orang yang telah menggunakan vaksin tersebut.
"Apa betul microchip itu hanya untuk tanda, seperti yang dia katakan? Tidak ada bukti sama sekali," tegasnya.
Pernyataannya menjadi viral di sosial media.
Setelah setahun berlalu kini Siti Fadilah justru rela menjadi relawan vaksin nusantara yang sedang penuh polemik tersebut.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Mantan Menteri Kesehatan di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Siti Fadilah Supari ikut menjadi relawan Vaksin Nusantara.
Menurut Siti Fadilah, para relawan Vaksin Nusantara masih mengikuti tahap penelitian, bukan divaksinasi.
Siti mengungkapkan, ia sudah melakukan proses pengambilan sampel darah untuk uji klinik vaksin Nusantara di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (15/4/2021).
"Ini penelitian. Bukan vaksinasi, tapi penelitian," kata Siti dikutip dari Kompas.TV, Kamis (16/4/2021).
Siti juga menyampaikan keterlibatannya sebagai relawan Vaksin Nusantara ialah bentuk dukungannya terhadap Mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto yang juga merupakan penggagas Vaksin Nusantara.
Dia mendukung Terawan yang juga dikenalnya sebagai seorang periset.
"Saya menghargai pendapat dr Terawan yang saya sudah kenal. Dia seorang researcher. Nah, saya mendukung dengan cara mengikuti penelitian ini. Karena ini baru penelitian," ujarnya.
Selain itu, Siti mengakui dirinya memiliki komorbid sehingga tidak bisa menerima vaksin Covid-19 yang sudah ada.
Karenanya, meskipun Vaksin Nusantara belum mendapat izin BPOM, Siti berharap ada harapan baginya untuk mendapat vaksin melalui penelitian terhadap Vaksin Nusantara yang diikutinya.
"Saya orang tua yang mempunyai komorbid, saya tahu tidak bisa dengan vaksin yang ada. Nah ini ada suatu harapan atau kemungkinan bahwa ini lebih personal dan memang harus personal," kata Siti.
Diketahui, hingga saat ini BPOM belum mengeluarkan izin Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) fase II vaksin Nusantara dikarenakan hasil uji klinik fase I belum memenuhi standar pembuatan vaksin.
Kendati demikian, sejumlah anggota DPR tetap menjadi relawan vaksin dan mendatangi RSPAD Gatot Soebroto untuk melakukan pengambilan sampel darah.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menjadi salah satu relawan uji klinis fase II Vaksin Nusantara tersebut.
Ia mengatakan, sebagai relawan uji klinis, hari ini sampel darahnya telah diambil oleh tim peneliti Vaksin Nusantara untuk diolah hingga satu pekan ke depan.
"Tujuh hari ke depan, darah yang sudah diproses yang hari ini diambil, akan disuntikkan kembali, untuk divaksin kepada yang sudah diambil darahnya. Jadi rentang waktu tujuh sampai delapan hari, darah yang sudah diambil itu kemudian diproses lalu kemudian dimasukkan lagi ke dalam tubuh kita," kata Dasco, Rabu (14/4/2021).
Ketua Harian DPP Partai Gerindra ini meyakini, Vaksin Nusantara dapat menambah kekayaan vaksin Covid-19 yang ada di Indonesia.
Menurut dia, vaksin yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto ini juga dapat membantu program vaksinasi yang digalakkan pemerintah.
(*)