GridHot.ID - Surat kabar utama di Korea Selatan, Hankook Ilbo membeberkan fakta yang mengejutkan tentang KRI Nanggala-402.
Sebagaimana diinformasikan Kompas.com, kapal selam KRI Nanggala-402 hilang di perairan Bali Utara pada Rabu (21/4/2021) dini hari.
Mengetahui itu, tim SAR gabungan langsung melakukan pencarian besar-besaran, termasuk dengan mendatangkan bantuan dari luar negeri.
Hingga pada Minggu (25/4/2021), KRI Nanggala-402 dinyatakan berstatus subsunk (tenggelam) di kedalaman lebih dari 800 meter.
Seluruh awak kapal yang berjumlah 53 orang dinyatakan gugur.
Melansir Serambinewas.com, tenggelamnya kapal buatan Jerman tahun 1979 itu tak luput dari sorotan media Korea Selatan, Hankook Ilbo.
Media Korea Selatan menuliskan KRI Nanggala-402 menjalani latihan paksa.
"Kapal selam Angkatan Laut Indonesia buatan Jerman yang hilang setelah membawa 53 orang itu ternyata menjalani latihan paksa," tulisnya, dikutip pada Senin (26/4/2021).
Baca Juga: Ada di Kedalaman 830 Meter, Begini Penampakan KRI Nanggala-402 yang Terbelah Jadi Tiga Bagian
Koresponden Chanyu Go yang melaporkan dari Jakarta itu menuliskan, sulit untuk meyakinkan bahwa kapal selam tua, yang memiliki umur panjang dan belum dirawat dengan baik, telah dimobilisasi untuk latihan peluncuran torpedo.
"Bahkan kapal selam tersebut diketahui tidak pernah menjalani pelatihan kapal selam selama tiga tahun terakhir," tulisnya.
Media Hankook Ilbo melaporkan bahwa, KRI Nanggala-402 menjalani latihan simulasi untuk memeriksa fungsi peluncuran torpedo.
Media itu juga mengutip pernyataan seorang ahli kapal selam, yang mengatakan kemungkinan air laut masuk melalui pipa torpedo.
"Atau karena itu adalah kapal selam yang sangat tua, sistem perpipaan air laut bisa tidak tahan tekanan air,” kata ahli tersebut.
KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam bermesin diesel dengan bobot 1.400 ton yang dibuat di Jerman pada tahun 1979 atau 42 tahun yang lalu.
Kapal itu dikirim dan diterima oleh Angkatan Laut Indonesia dua tahun berikutnya, pada1981.
"Mengingat kapal selam biasanya bertahan 25 tahun, itu sudah cukup tua untuk mereka," tulis media itu.
Baca Juga: Turki Ikut Berduka Atas Tragedi Monster Laut KRI Nanggala 402: Kami Merasakan Kesedihan Mendalam
Perusahaan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co Ltd menjadi perusahaan yang melakukan perawatan kapal selam KRI Nanggala-402 terakhir pada tahun 2012.
Kapal itu mendapat perawatan selama dua tahun untuk sepenuhnya dilakukan perbaikan dan meningkatkan alusistanya.
Dikatakan media tersebut, pemeliharaan kapal selam harus dilakukan setiap enam tahun sekali hingga akhir perjalananya.
"Artinya pemeliharaan kapal selam (KRI Nanggala-402) belum dilakukan selama sembilan tahun," tulisnya.
Media itu melaporkan, KRI Nanggal-402 dijadwalkan akan melakukan pemeliharaan pada tahun depan.
Bahkan sumber militer setempat mengatakan kepada Hankook Ilbo bahwa "kapal selam itu tidak pernah menyelam sejak 2018".
Menjadi tanda tanya mengapa latihan peluncuran torpedo dengan kapal selam Jerman sudah dilakukan sedangkan kapal selam KRI Alugoro 405 buatan Korea belum masuk.
Seorang pejabat dari Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering mengatakan, "Memang benar kami melakukan perawatan depo terakhir (KRI Nanggala 402), tapi itu sudah 9 tahun lalu dan tidak terlibat lagi sejak itu,"
Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering juga melakukan perawatan kapal selam milik Indonesia asal Jerman 'Cakra 401', pada tahun 2004.
Media itu juga mengutip pernyataan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto yang menyatakan minatnya untuk membeli kapal selam tambahan.
(*)