Find Us On Social Media :

Gara-gara Ingin Memiliki Tongkat Soekarno, Politikus Ini Tewas di Tangan Paranormal Psikopat, Tubuhnya Dipotong-potong dan Dicor Semen

Pelaku pembunuhan Mazlan Idris

Untuk jimat itu, Mazlan harus membayar RM2,5 juta.

Mona bilang perlu ongkos untuk menjemputnya ke Indonesia, panjarnya sudah diberi, yaitu RM500.

Sisanya akan dibayar Mazlan setelah jimat itu berpindah tangan padanya.

Sebagai jaminan, ia menyerahkan 10 surat kepemilikan tanah.

"Kapan jimat sakti itu awak ambil?" tanya Mazlan memulai pembicaraan.

"Setelah ritual nanti. Sekarang belum waktunya menerima jimat sakti itu," jawab Mona mengingatkan kalau rencana hari itu adalah ritual mandi kembang untuk menggandakan uang, bukan untuk jimat.

Ia kemudian mengajak Mazlan masuk ke dalam sebuah ruangan di mana ritual mandi kembang akan dilakukan.

Baca Juga: Bersiap Rasakan Dinginnya Lantai Penjara 18 Tahun Lamanya, John Kei Cuma Bisa Pasrah: Saya Serahkan Kepada Tuhan Karena Saya Bukan Pembunuh

Ruangan itu sempit, hanya muat empat orang saja.

Ada bak dan juga saluran keluar air. Memang ruangan yang biasanya digunakan untuk mandi bunga.

"Duduk di mana?" tanya Mazlan mencari kursi.

"Ritual kali ini, tidak duduk, tapi berbaring di lantai dengan kepala menghadap ke atas," kata Mona menjelaskan posisinya.

Mazlan menurut. Ia berbaring di atas selimut tebal yang sudah digelar Juraimi sebelumnya.

Kepalanya diminta lebih tegak menengadah ke atas.

Itu adalah posisi untuk menyambut uang, yang kata Mona, akan jatuh dari langit sebentar lagi.

"Sekarang tutup matamu," seru Mona. Mazlan mengikuti perintahnya.