Find Us On Social Media :

Dulunya Hanya Petani Berbadan Kerempeng, Sosok Ini Kini Disebut Pantas Gantikan Marsekal Hadi Tjahjanto Duduki Kursi PanglimaTNI, Intip Rekam Jejaknya

Kasal Laksamana TNI Yudo Margono melakukan inspeksi pasukan saat Gelar Pasukan Kesiapsiagaan TNI Angkatan Laut Tahun 2020 di dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (23/11/2020).

GridHot.ID - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan pensiun pada akhir tahun nanti.

Sosok-sosok yang diisukan akan menjadi penggantinya mulai ramai diperbicangkan.

Melansir Kompas TV, tiga jenderal yang merupakan kepala staf masing-masing angkatan disebut berpeluang menggantikan Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI.

Salah satunya KASAL Laksamana TNI Yudo Margono.

Melansir TribunStyle.com, Yudo Margono dulunya merupakan petani muda berbadan kerempeng asal Madiun, Jawa Timur.

Baca Juga: Pegang Komando Tertinggi di Angkatan Darat, Jenderal Andika Perkasa Dapat Gaji dan Tunjangan Segini Tiap Bulannya, Digadang-gadang Jadi Calon Kuat Panglima TNI

Yudo awalnya hanya ikut-ikutan temannya mendaftar Akabri.

Saat itu, ia mendaftar bersama 12 temannya di Surabaya. Tapi hanya Yudo Margono lolos Akabri.

Setelah psikotes, dia pun ditempatkan sebagai prajurit angkatan laut.

Dia mengaku, sebenarnya tidak tahu sama sekali dengan dunia tentara

Ketika sudah mengikuti tes dan diterima, ia sudah sangat gembira.

Bahkan, orang tuanya sebenarnya tidak percaya dan sangat kaget mengetahui Yudo bisa diterima di Akabri AL (AAL).

Baca Juga: Motivasi Satgas Madago Raya yang Berjuang Memburu MIT Pimpinan Ali Kalora, Kapolri dan Panglima TNI Pastikan Negara Tidak Kalah dari Teroris, Listyo Sigit: Optimalkan Peran...

"Kalau mengingat masa lalu, ya orang desa itu ikut-ikutan daftar. Dulu saya kan kerempeng. Kok kerempeng bisa masuk Akabri katanya? Orang tua tidak percaya," ujar Yudo dikutip dari artikel Tribun Timur.

Menurut Yudo, orang tuanya mendidiknya menjadi pribadi displin.

Bangun pagi sekali kemudian membantu orang tua.

Yudo menuturkan, ada pengalaman menarik selama 31 tahun berkarier di TNI AL.

Hal itu tidak terlepas dari angka tiga yang seolah melekat dengannya.

Dia mengaku, selalu menjabat tiga kali di setiap pos penugasan.

Baca Juga: 80 Jabatan Dimutasi Panglima TNI, Mayjen TNI Dudung Abdurachman Ditunjuk Jadi Pangkostrad, Berikut Daftar Rotasinya

Yudo menjelaskan, pernah tiga kali menjadi komandan KRI, tiga kali komandan pangkalan, tiga kali komandan satuan, dan tiga kali menjadi panglima.

Saat ini, Laksamana Yudo Margono menjadi salah satu calon panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

 

Yudo Margono disebut layak untuk menduduki kursi Panglima TNI

Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro berpendapat, Yudo Margono sosok yang layak untuk menduduki kursi Panglima TNI.

"Soal loyalitas, tak ada yang bisa membantah loyalitas Kasal ke-27 ini. Seluruh tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya selalu dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik dan paripurna " ujar Ngasiman, Rabu (2/6/2021).

Ngasiman Djoyonegoro mengulas, rekam jejak atau track record ini dibuktikan Yudo bahkan jauh sebelum dirinya menjadi Kasal.

Baca Juga: Teror KKB Makin Meresahkan Kedaulatan RI, Kapolri dan Panglima TNI Langsung Sambangi Papua untuk Beri Strategi Baru Berantas Kelompok Separatis, Berikut Instruksinya

Misalnya ketika dia menjabat sebagai Panglima Koarmada 1 (Pangkoarmada 1), Yudo dengan kesigapannya memimpin Satgas Laut dalam SAR pencarian bangkai pesawat Lion Air JT 160 yang jatuh di perairan Laut Jawa pada tahun 2019.

Dengan kesigapan satgas dibawah pimpinannya tak butuh lama untuk menemukan serpihan dan CVR pesawat nahas tersebut.

"Kesuksesan pada saat menjabat Pangkoarmada 1 menghantarkannya menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 1 (Pangkogabwilhan 1)," beber Simon, sapaan akrab Ngasiman.

Sebagai Pangkogabwilhan 1,yang merupakan organisasi baru TNI untuk mengantisipasi tantangan keamanan ke depan, wilayah kewenangannya bukan hanya di laut tetapi meliputi darat, laut dan udara. Tentunya tantangan dan permasalahan yang dihadapi semakin besar.

Baca Juga: KKB Papua Makin Menebar Suasana Mencekam, Panglima TNI dan Kapolri Tak Terima Berpangku Tangan Terima Laporan, Siap Terbang ke Tanah Cenderawasih Pantau Perang di Pegunungan Illaga

"Menjalani jabatan ini pun bukan masalah yang besar bagi sosok Yudo Margono," kata dia.

Dengan wawasan dan pengalamannya memimpin, Yudo berada posisi terdepan di kisruh perairan Natuna yang diklaim sebagai wilayah China.

Berulang kali ia memerintahkan kapal-kapal TNI untuk melakukan penegakan hukum di wilayah yang masuk hak berdaulat Indonesia tersebut.

"Sebagai Pangkogabwilhan 1, ia punya pengalaman membawahi AD, AL dan AU," tutur Simon.

Simon menjelaskan bahwa saat virus corona merebak di berbagai penjuru dunia dan Indonesia harus memulangkan WNI dari Wuhan, Yudo kembali dipercaya untuk memimpin proses rehabilitasi di hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna.

Baca Juga: Ada di Kedalaman 830 Meter, Begini Penampakan KRI Nanggala-402 yang Terbelah Jadi Tiga Bagian

Tak hanya itu, ABK kapal pesiar yang diobservasi di Kepulauan Seribu juga dikomandoi olehnya.

Pemerintah lalu membangun RSD di Wisma Atlet Kemayoran.

Setelah beroperasi, Yudo juga dipercaya memimpin operasional RSD sampai akhirnya diserahkan ke Pangdam Djaya Mayjend TNI Eko Margiyono.

Begitu juga dengan RSD Pulau Galang, Yudo juga yang mengomandoi.

Bahkan, saat dirinya menjabat Kasal, perhatian kepada relawan tenaga medis covid-19 di Wisma Atlet terus diberikan.

Hingga pada akhirnya, sebagai apresiasi dan pemenuhan komitmen, Yudo Margono mangangkat relawan covid-19 menjadi prajurit TNI AL.

Baca Juga: Berpaling ke Thailand Setelah Berguru pada Soeharto, Militer Myanmar Ternyata Gagal Meniru Kunci Utama 'The Smiling General' Berkuasa: Mereka Tidak Ada Rasa Percaya!

"Pengalamannya memimpin di jajaran Kogabwilhan 1 membuktikan bahwa Laksamana TNI Yudo Margono adalah seorang prajurit sejati yang dapat mengomandoi lingkup 3 matra. Darat, laut, dan udara," katanya.

Selain itu, sebagai Kasal, tak perlu lagi ditanya tentang loyalitasnya. Garis lurus, itulah jawaban yang akan didapat.

Loyalitas yang tegak lurus, baik ke atas maupun ke bawah.

Ke atas dibuktikan dengan tugas-tugas yang diselesaikannya dengan baik dan paripurna. Ke bawah dibuktikan dengan perhatiannya kepada keluarga besar TNI AL yang menjadi tanggung jawabnya.

"Jika kita tengok peristiwa musibah KRI Nanggala-402 kita akan mengerti bagaimana loyalitasnya kepada keluarga korban," ujar Simon.

Baca Juga: Video Penampakan Terakhir KRI Nanggala 402 pada 20 April 2021 Sebelum On Eternal Patrol, Terekam Kamera Penumpang Kapal Kelud: Selamat Jalan Pengawal Samudraku...

"Bersama Panglima TNI, Yudo ikut melaut untuk mencari keberadaan KRI Nanggala-402. Saat KRI Naggala-402 dipastikan tenggelam, Yudo menyambangi beberapa keluarga korban dan bersama Presiden, Menhan, dan Panglima TNI mengadakan pertemuan dengan para keluarga korban," ungkapnya.

Simon mengatakan, Yudo punya keunggulan jika nanti menjadi Panglima TNI untuk mengatasi masalah di tanah air. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan.

Pertama, pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain. Akibat potensi eskalasi konflik lintas negara di Laut China Selatan ke depan yang cukup tinggi.

Serta dukungan penjagaan laut yang merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, tentu upaya diplomasi tetap dijalankan. Di samping itu, kejahatan trans-nasional, seperti penyelundupan senjata juga terjadi di laut.

Baca Juga: Kini Berpatroli dalam Keabadian Bersama 52 Awak KRI Nanggala-402 Lainnya, Serda Setyo Wawan Pernah Beri Pesan ke Anak-Istri: Saat Operasi Kapal Selam, Anggap Suamimu Sudah Mati

"Yang pertama tentu pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain," tuturnya.

Yang kedua, menurut Simon, Yudo Margono bisa melanjutkan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

Poros Maritim Dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.

Ketiga, Yudo dinilai bisa membangun sinergisitas dan soliditas dengan tiga Matra dan Polri. Keempat, Yudo juga punya pengalaman memimpin penanganan Covid-19.

Baca Juga: Kepalanya Menunduk dan Kata-katanya Terjeda Beberapa Detik, Panglima TNI Hadi Tjahjanto Tak Kuasa Menahan Kesedihan Kabarkan Gugurnya Awak KRI Nanggala-402: Prajurit Terbaik Hiu Kencana Telah Gugur

Saat memimpin, Yudo memahami bagaimana perkembangan dunia teknologi kesehatan yang diperuntukkan bagi kekuatan militer.

Artinya, dalam upaya mencegah ancaman biowarfare (perang biologi) ke depan, menurut Yudo, sangat diperlukan.

"Yang terakhir, tentu saja karena pengalaman serta loyalitasnya yang tak terbantahkan," kata dia.

(*)