Find Us On Social Media :

Sebelum Duduki Kursi Tertinggi di Indonesia, Jokowi Nyatanya Pernah Hidup di Mess Setelah Menikah dengan Iriana, Peras Keringat Cari Sesuap Nasi Jadi Karyawan BUMN

Presiden Jokowi pernah tinggal di mess di Aceh

Tapi tidak lama, tidak sampai sebulan. Sekitar satu atau dua minggu," kita Pak Sulis di kediamannya di Bener Meriah kepada Serambinews.com, Rabu (16/6/2021)

"Mereka sempat menjalani bulan madu singkat di Gayo," ujar Pak Sulis didampingi istri dan Kepala Dinas Pariwisata Bener Neriah Irmansyah serta tokoh muda Bener Meriah Enal Sagita.

Selama bertugas di Gayo, banyak jejak Presiden Jokowi yang masih terlihat kasat mata, seperti kompleks perumahan karyawan KKA, taman arboretum, rumah merah, rumah pengajian dan sebagainya.

Baca Juga: Sudah Lama Damai, Luna Maya Berani Ungkap Momen Pertemuannya dengan Cut Tari Setelah Perang Dingin Akibat Kasus Ariel: Kayak Korsel sama Korut!

"Kita sarankan agar bukti-bukti jejak Pak Jokowi itu dipelihara sebagai tempat bersejarah. Seperti dulu Presiden Soekarno yang memiliki jejak di Ende, Bengkulu, dan sebagainya. Kemudian dijadikan museum," ujar Pak Sulis.

Pak Sulis dan Jokowi merupakan dua dari sembilan karyawan PT KKA yang ditugaskan di Aceh Tengah ketika belum pemekaran jadi Bener Meriah. Mereka datang pada 15 Januari 1986.

Tiga dari sembilan karyawan itu ditugaskan untuk membangun pabrik PT KKA di Lhokseumawe.

Soelistyo dan Presiden Jokowi berserta empat orang lainnya di kirim ke Aceh Tengah untuk melakukan survei potensi dan lokasi pembangunan jalan.

Baca Juga: Pernah Jadi Korban Pelecehan Seksual, Cinta Kuya Tak Berani Cerita ke Uya Kuya dan Astrid: Aku Tu Pakai Baju Biasa Lho

Soelistyo masih ingat nama-nama rombongan yang datang dari Jakarta secara bersamaan, yaitu Joko Widodo, Sulistiyo, Sueb, Bambang Yulianto, Teguh, dan Hari Mulyono.

"Kami semua sarjana kehutanan berasal dari universitas berbeda, saya dari Universitas Mulawarman, Pak Sueb dari IPB, Pak Jokowi dan Pak Hary Mulyono dari UGM, Pak Bambang Yulianto dari Universitas Sudirman" ujar Pak Sulis.

(*)