GridHot.ID - Belakangan banyak beredar berita hoaks yang semakin membuat masyarakat bertambah panik dan serakah.
Pasalnya tersebat di WhatsApp Grup yang katanya klaim air kelapa hijau bisa menyembuhkan Covid-19.
Lalu bagaimana faktanya?
Beredar pesan berantai Whatsapp yang berisikan informasi mengenai obat untuk Covid-19.
Dalam pesan berantai tersebut dikatakan bahwa obat Covid-19 terdiri dari campuran air kelapa muda, jeruk nipis, dan sesendok makan garam yang diaduk kemudian diminum airnya.
Berdasarkan hasil penelusuran Wartakotalive.com, diketahui bahwa klaim tersebut keliru.
Nah, faktanya meminum air kelapa hijau saat sedang sakit justru bisa mendatangkan malapetaka loh!
Wah, bagaimana bisa?
Selain Covid-19, air kelapa hijau memang sudah lama dianggap ampuh jadi penawar racun dalam tubuh.
Malah, ada juga yang mengatakan kalau minum air kelapa hijau sebelum melakukan medical check-up bisa membantu.
Namun dilansir GridStar.ID dari Kompas.com, Dokter spesialis gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Saptawati Bardosono mengatakan bahwa air kelapa hijau bukanlah obat.
"Bukan obat karena belum ada penelitian tentang berapa dosis dan kapan harus diminumnya," kata Saptawati atau Tatik.
Tatik mengungkapkan bahwa air kelapa hijau mengandung 90 persen air dan mineral.
Dia kemudian menyebut bahwa kandungan mineralnya tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan reaksi tertentu saat diminum bersama obat lain.
Oleh karena itu, Tatik pun tak menganjurkan ketika sedang mengonsumsi obat lalu dibarengi dengan minum air kelapa hijau.
"Jangan diminum bersamaan, artinya minum obat dengan air putih biasa dulu dan beri jeda sekitar satu jam atau lebih," ujarnya.
Kendati demikian, hal ini tak berarti konsumsi air kelapa hijau sepenuhnya dilarang.
Soalnya air kelapa hijau mengandung antioksidan dan asam amino yang dapat membantu meningkatkan kadar antibodi.
"Peran antioksidan dari kandungan vitamin C-nya. Karena adanya kandungan mineral maka sebaiknya cukup satu-dua kali sehari saja," tambahnya.
Bahkan air kelapa hijau pun dinarasikan sebagai penawar racun bagi yang sudah vaksin Covid-19.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti nadia Tarmizi menegaskan, narasi tersebut tidak benar dan tidak berdasar.
"Hoaks lah, enggak ada scientific background-nya," ujar Nadia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/01/2021).
Nadia menjelaskan, vaksin Covid-19 yang akan diberikan kepada masyarakat bukan racun yang harus dinetralkan dengan air kelapa.
Vaksin, kata Nadia, sama halnya seperti obat yang baik untuk kesehatan.
Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari PT Bio Farma Bambang Heriyanto juga menyatakan hal yang sama.
"Ya ini hoaks lah. Kenapa ya banyak yang membuat hoaks-hoaks yang bikin masyarakat tuh lebih takut divaksin daripada virusnya sendiri," kata Bambang.
Menurut dia, adanya narasi ini seolah-olah menyatakan bahwa vaksin Covid-19 yang akan disuntikkan ke masyarakat Indonesia mengandung racun.
"Yang pertama, jelas dari cara pemberiannya atau jalur masuknya kan beda. Yang satu lewat pencernaan, yang satu disuntik untuk masuk ke pembuluh darah. Ya enggak akan ada hubungannya," tegas dia.
Bambang kembali menegaskan, tidak ada komponen yang mengandung racun dalam vaksin Covid-19.
"Isinya kan virus yang sudah dimatikan, NaCl atau garam, tidak ada pengawet di sana. Jadi apa yang ditakutkan?," papar Bambang.
(*)