Find Us On Social Media :

Kondisi Pandemi di Indonesia Makin Mengkhawatirkan, Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota Ungkap Kenapa Pemerintah Tak Siap Hadapi Darurat Covid-19

Lonjakan kasus virus corona di Indonesia.

Gridhot.ID - Kasu covid-19 di Indonesia hingga kini masih belum bisa dikendalikan.

Bahkan, lonjakan kasus virus corona di Indonesia benar-benar sudah memporak-porandakan seluruh negeri.

Bagaimana tidak lonjakan kasus virus corona di Indonesia langsung membuat rumah sakit kolaps.

Baca Juga: Geregetan Hubungannya dengan Ayya Renita Sempat Disebut Settingan, Anwar Sanjaya Akhirnya Bongkar Kedekatannya dengan Pemeran Miss Kiki Ikatan Cinta, Tak Pernah Jadian?

Dilansir dari kompas.com, dilaporkan rumah sakit sudah tidak bisa lagi menerima pasien positif Covid-19.

Akibatnya beberapa pasien terpaksa ditangani tanpa medis hingga akhirnya beberapa dari mereka kehilangan nyawa.

Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Eny Rochayati menyampaikan dua alasan mengapa Indonesia darurat Covid-19.

Baca Juga: Dulu Nekat Bikin Video Asusila 19 Detik, Begini Reaksi Nobu Dituduh 5 Kali Berhubungan Intim dengan Gisel, Kuasa Hukum Buka Suara

Pertama, dia menyaksikan sendiri bagaimana lonjakan kasus Covid-19.

Dan kedua, ketidaksiapan pemerintah dalam menangani pandemi ini telah berdampak sangat buruk terhadap masyarakat.

Terlebih lagi terhadap warga miskin.

Dilansir dari kompas.com pada Kamis (15/7/2021), banyak warga miskin yang tidak mendapatkan akses ke fasilitas kesehatan.

Padahal mereka sudah merasakan gejala Covid-19. Alhasil mereka harus bertahan di rumah.

Baca Juga: Makin Yakin Kehidupan Normal di Tanah Air Bakal Segera Terwujud, Menkes Sukses Amankan Jatah 50 Juta Dosis Vaksin Pfizer untuk Indonesia, Ini Buktinya

Ada sebagian yang sembuh dengan sendirinya. Namun tak sedikit pula yang mengembuskan napas terakhir di dalam rumah mereka sendiri.

"Kejadian kematiannya tinggi sekali."

"Setiap hari, ada kematian, paling tidak itu dua orang. Gejalanya sama, sesak napas," ujar Eny.

Baca Juga: Nino Stres, Hidupnya Berantakan Karena Ulah Elsa, Berikut Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta 15 Juli 2021

Contoh kejadian pada akhir Juni 2021 lalu.

Di mana warga Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, dikagetkan dengan temuan jenazah seorang pria lanjut usia di depan rumahnya.

Warga sama sekali tidak berani mendekat atau mengevakuasi jenazah tersebut. Ini karena korban terkonfirmasi positif Covid-19.

Usut punya usut, pria lanjut usia itu meninggal dengan kondisi rumah sepi.

Mirisnya, anak dari pria tersebut diketahui juga positif Covid-19 dan tengah menjalani isolasi mandiri di sebuah hotel ketika ayahnya tewas.

Baca Juga: Sosok Ini Bongkar Identitas Pria yang Dekati Ayu Ting Ting, Enteng Sebut Sang Biduan Bakal Lebih Sakit Hati dari Sebelumnya, Nama Bilqis Tiba-tiba Disinggung

Setelah lebih dari 12 jam berada di depan rumahnya, jenazah akhirnya dibawa menggunakan ambulans untuk dikubur di TPU Rorotan, Jakarta Utara, seperti dilansir Tribunnews.com.

Alasan begitu lamanya jenazah dievakuasi lantaran antrean mobil ambulans.

Itu baru satu kasus. Setidaknya ada 46 pasien meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumahnya di Jakarta.

Ada juga kisah pasien yang meninggal dalam upaya mencari pertolongan. Di mana mereka hanya bisa pasrah setelah ditolak beberapa rumah sakit.

Baca Juga: Gosip Lelayu Ustaz Dhanu Gemparkan Dunia Hiburan Tanah Air, Sahabat Dekat Sekaligus Presenter Sang Pendakwah Langsung Ungkap Fakta Sebenarnya

Ada juga yang meninggaldunia ketika harus antre menunggu penanganan medis di tenda darurat. 

Keluarga mengaku, sang pasien tak kunjung mendapat penanganan sehingga akhirnya dibawa pulang.

Hanya saja, dalam perjalanan pulang itu, kerabat Eny meninggal dunia, tepatnya pada 7 Juli 2021.(*)