Masafumi Kuroki, Direktur Eksekutif ReCAAP, menyebutkan, "terus terjadinya" insiden di atas kapal di Selat Singapura tetap menjadi perhatian, dan kejadian itu kemungkinan akan terus terjadi jika pelaku tidak ditangkap.
Dari insiden di Selat Singapura, 16 di antaranya terjadi di Jalur Timur Traffic Separation Scheme (TSS), di perairan Tanjung Pergam, Pulau Bintan, Indonesia.
Perompakan terjadi selama malam hari di kapal curah, tanker, dan kapal kargo umum, ReCAAP mengungkapkan.
Sebagian besar insiden melibatkan kelompok yang terdiri dari empat orang. Tujuh insiden melibatkan pelaku dengan pisau.
“Ini bukan lagi pencurian kecil-kecilan, ini adalah kejahatan yang lebih serius ketika pelaku dipersenjatai dengan pisau atau senjata lain atau jika kru diancam atau terluka," kata Kuroki, seperti dilansir Channel News Asia.
"Jadi, ini menjadi perhatian bagi komunitas maritim bahwa insiden seperti itu terjadi di Selat Singapura," ujarnya.
Dia menambahkan, beberapa peristiwa terjadi hampir bersamaan di lokasi yang berbeda, menunjukkan kemungkinan ada beberapa kelompok pelaku.