Find Us On Social Media :

Mengenal Lebih Dekat Sosok Indra Rudiansyah, Mahasiswa Indonesia yang Turut Terjun Uji Klinis di Balik Terciptanya Vaksin AstraZeneca

Indra Rudiansyah, warga negara Indonesia yang terlibat dalam penelitian dan pembuatan vaksin Covid-19 di Universitas Oxford, Inggris.

Indra Rudiansyah pun masuk ke tim untuk membantu uji klinis.

Dengan pengalamannya pernah terlibat dalam pengembangan vaksin rotavirus dan novel polio di Biofarma setelah lulus dari ITB, dia berkontribusi untuk tim tersebut.

Indra Rudiansyah bercerita bagaimana dia dituntut untuk selalu bekerja dengan baik, cepat, dan siap dengan perubahan rencana karena kondisi yang serba dinamis.

Baca Juga: Identitas Wanita yang Rumahnya Dicoret-coret Tulisan Pelakor di Palembang Terkuak, Begini Pengakuan Anak dari Istri Sah yang Bikin Syok!

Proses pengembangan vaksin AstraZeneca pun terhitung sangat cepat, karena dalam enam bulan sudah menghasilkan data uji preklinis dan inisial data untuk safety, serta imunogenitas di manusia.

Padahal, ia mengungkapkan, biasanya vaksin baru paling tidak memerlukan waktu lima tahun hingga tahapan tersebut.

Pemuda asal Bandung lulusan S1 Mikrobiologi dan S2 Bioteknologi ITB ini juga mengungkapkan, bahwa dalam prosesnya, studi dilakukan terhadap 560 orang dewasa yang sehat, termasuk 240 orang berusia di atas 70 tahun.

Baca Juga: Jadi Anak Kebanggaan Ayah Rozak dan Umi Kalsum, Kebohongan Ayu Ting Ting yang Dipendam Belasan Tahun Akhirnya Terbongkar: Ayah sama Ibu Nggak Tahu

Hasilnya, vaksin virus corona AstraZeneca lebih dapat ditoleransi pada orang yang lebih tua daripada orang dewasa muda.

Lebih dari 600 juta dosis vaksin AstraZeneca kini telah dipasok ke 170 negara di seluruh dunia, termasuk 100 negara lebih yang tergabung dalam COVAX.

Selain itu, meski harganya termurah, efikasi atau kemanjuran vaksin AstraZeneca cukup tinggi, termasuk mencegah infeksi Covid-19 varian Delta hingga 92 persen.

(*)