GridHot.ID - Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriyah di Indonesia jatuh pada Selasa (20/7/2021).
Melansir Tribunnews.com, Idul Adha juga disebut sebagai hari raya kurban, di mana bagi umat Islam yang mampu akan berkurban baik sapi, domba, hingga unta.
Umumnya, di Indonesia hewan yang dikurbankan adalah sapi dan kambing.
Hewan kurban lantas disembelih dan dagingnya akan dibagikan kepada masyarakat.
Biasanya, daging pun kemudian diolah menjadi berbagai jenis makanan lezat.
Akan tetapi, dilansir dari Nakita.id, tampaknya kita harus berhenti memanaskan daging lebih dari satu kali jika tidak ingin bahaya kesehatan mengintai.
Kalian juga disarankan untuk memasak daging dalam porsi kecil kemudian dihabiskan.
Ketimbang memasak banyak kemudian harus melewati proses pemanasan berkali-kali agar daging tidak bau.
Bukan tanpa alasan, ternyata ini sebab memanaskan daging lebih dari satu kali sangat tidak disarankan.
Melansir dari Kompas.com, asisten ahli teknologi pangan dan nustrisi dari Unika Atma Jaya, Rianita Pramitasari STP Msc, mengingatkan kalau memanaskan daging hanya boleh dilakukan satu kali. Kenapa?
1. Daging bisa menjadi keras
Pada saat memasak daging, cara terbaik untuk mengetahui tingkat keempukannya adalah dengan dikunyah.
Namun, tahukah Moms kalau daging akan mengeras apabila berulang kali dipanaskan?
"Teksturnya (daging matang) akan berubah menjadi lebih keras akibat perubahan struktur protein," ujarnya.
2. Nilai gizi berkurang
Apabila masakan daging dipanaskan lebih dari satu kali, itu bisa mengurangi nilai gizinya.
Pemenuhan gizi yang baik juga akan membantu imunitas tubuh berjalan dengan baik dan membuat kita sehat selalu.
"Jika berulang (pemanasan daging matang), maka nilai gizi di dalam daging akan berkurang akibat pemanasan, seperti vitamin dan mineral," kata Rianita.
3. Aroma berubah
Ketika daging dipanaskan berulang-ulang, maka aromanya akan berubah.
Daging yang diolah dengan rempah tidak boleh dipanasi lebih dari satu kali karena akan merusak aromanya.
"Aromanya pun dapat berubah akibat oksidasi komponen-komponen volatil seperti asam lemak dan senyawa karbonil yang terkandung dalam daging," jelasnya.
Lantas bagaimana cara yang benar?
Dari pada memanaskan olahan daging matang berulang kali, lebih baik untuk menyimpan daging yang sudah dimasak dalam per porsi makan.
"Sehingga akan langsung habis dimakan dalam satu waktu setelah pemanasan kembali," ujarnya.
Artinya, tidak harus memanaskan semua sisa daging dalam sekali waktu. Hanya, satu porsi wadah untuk sekali makan saja.
Sehingga, sisa daging di porsi wadah simpanan lainnya bisa dipanaskan hanya satu kali pemanasan saja juga, dan tidak terjadi pemanasan berulang-ulang kali.(*)