Video TikTok Bikin Geger Sebar Isu Benua Australia Makin Dekat ke Indonesia hingga Berpotensi Tabrakan, Peneliti LIPI Bongkar Fakta Mengejutkan Ini

Selasa, 20 Juli 2021 | 19:13
EarthSky

Australia disebut makin dekat dengan Indonesia

Gridhot.ID - TikTok lagi-lagi menyajikan konten yang buat geger banyak orang.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, kini sedang ribut terkait posisi benua Australia dan Indonesia.

Disebutkan benua Australia bergerak mendekat ke Indonesia akhir-akhir ini.

Video yang menyebutkan Benua Australia makin mendekat ke Indonesia viral di TikTok baru-baru ini, seperti yang diposting akun @virgaraditya.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN 2021, PT Indra Karya Membutuhkan Banyak Karyawan untuk Sejumlah Posisi, Simak Persyaratan Lengkapnya

Dikutip Gridhot dari Serambinews, dalam unggahan itu ia menuliskan caption sebagai berikut: “BENUA AUSTRALIA TERUS BERGERAK KE UTARA!!!” tulisnya. Ia sembari melampirkan sebuah video dengan narasi sebagai berikut:

“Guys benua Australia terus bergerak ke Utara mendekati Indonesia. Kira-kira yang akan terjadi apa ya? Bergesernya benua Australia ini disebabkan oleh lempeng Bumi yang saling bertabrakan. Selain lempeng Australia yang terus bergerak lempeng Asia Pasifik ternyata juga bergerak 11 cm setiap tahunnya. Berdasarkan penelitian benua Australia terus bergerak ke utara mendekati Indonesia 7 cm setiap tahunnya. Dan jika kedua lempeng itu bertabrakan tentunya bakal ngakibatin suatu gempa yang sangat besar. Salah satunya gempa yang pernah terjadi akibat tabrakan dua lempeng bumi adalah Marcquarie yang berada di antara Selandia Baru dan Benua Antartika dengan kekuatan 8,1 SR,” ujarnya.

Hingga kini, posting tersebut telah dilihat lebih dari 381.000 kali, disukai lebih dari 22.700 pengguna dan mendapat lebih dari 675 komentar.

Lantas, benarkah Benua Australia semakin bergerak ke Indonesia?

Baca Juga: Ada Konsekuensi Dinikahi Bintang Ikatan Cinta, Begini Respon Putri Anne Saat Arya Saloka Keceplosan Pernah Kepincut Pesona Janda

Haryadi Permana, Peneliti Ahli Utama Bidang Geologi dan Tektonik LIPI, membenarkan ada pergerakan benua Australia ke Utara. Tapi, hal ini sudah terjadi sejak lama dan pergerakan tersebut dalam orde milimeter (mm) per tahun.

Dengan demikian, perlu waktu jutaan tahun untuk akhirnya benua Australia benar-benar sampai di wilayah Indonesia. “Perlu waktu sampai 5 jutaan tahun,” ujar Haryadi kepada Kompas.com, Minggu (18/7/2021).

Terkait pernyataan dalam video viral yang menyebutkan, pergerakan benua Australia ke Utara terjadi karena ada lempengan Bumi yang bertabrakan, Haryadi membantah hal itu.

Dia mengatakan, pergerakan lempeng sudah ada sejak zaman dahulu, sejak lempeng Australia berpisah dengan Antartika sekitar 155 juta tahun lalu, saat Indonesia belum ada.

Pergerakan tersebut terjadi ke arah Timur-Utara. Ketika itu Kalimantan, Malaysia, Sumatra masih menjadi bagian Eurasia.

Baca Juga: Negara Tetangga Mulai Blacklist Indonesia, Brunei Darussalam Lakukan Ini Usai Lihat Kasus Darurat Covid-19 Tanah Air

Sedang 25 juta tahun lalu, Kalimantan, lengan Barat Sulawesi, dan Kalimantan Selatan mulai terbentuk, termasuk juga bagian Jawa Timur yang terbentuk dari pecahan sisi Utara, Barat Australia.

Sementara Papua dulunya merupakan bagian Utara kontinen Australia. Selanjutnya, Kepulauan Indonesia muda mulai terbentuk 5 juta tahun lalu.

Kontinen Australia terus bergerak ke Utara dengan kecepatan 50-70 mm per tahun. Saat ini, sebetulnya sebagian kontinen Australia sudah masuk di bagian bawah Timor dan NTT.

“Jangan melihat benua Australia tetapi kerak benuanya. Nah, bagian New Guinea sekarang kan sudah bertabrakan dengan Lempeng Pasifik-Carolina,” ujar Haryadi.

Terkait informasi mengenai akan ada gempa besar akibat tabrakan lempeng Australia dan Indonesia nantinya, Haryadi menekankan, selama ini gempa, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain, disebabkan tabrakan lempeng dan pergerakan magma di bawah kawah.

Baca Juga: Baru Dibebaskan dari Balai Besar Rehabilitasi BNN, Reza Artamevia Malah Blak-blakan Ingin Lakukan Lagi Hal ini

Dan pada dasarnya, ia menjelaskan, sudah sejak puluhan hingga ribuan tahun lalu wilayah di Indonesia seperti Sumatra, Selatan Jawa-Bali-NTB-NTT atau Utara Bali-Lombok-NTB-NTT mengalami gempa bumi.

Eko Teguh Paripurno, Koordinator Program Studi Magister Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta, menyebutkan, benua Australia ke Indonesia adalah sesuatu yang biasa.

“Jadi, mendekatnya Australia ke Jawa suatu hal yang biasa. Video itu saja menyajikan secara berlebihan,” katanya kepada Kompas.com, Minggu (18/7/2021).

Menurut dia, lempeng benua memang bergerak satu dengan lainnya sejak awal Bumi terbentuk. Dahulu, lempeng tersebut menjadi satu yang disebut dengan “Pangea” yang kemudian berpencar satu dengan lainnya.

“Dampaknya sudah kita rasakan selama ini dengan adanya jalur-jalur gempa dan jalur gunung api yang kita sebut cincin api,” pungkasnya.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Umumkan Dirinya Kurban 4 Sapi, Anak Ayah Rozak: Dipotong Hari Ini Semua!

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Serambinews.com