Find Us On Social Media :

18 Tahun Lalu Pernah Porak-porandakan Negeri Paman Sam, Wabah Cacar Monyet Kembali Hantui AS, Berikut Seluk-beluk Asalnya hingga Gejalanya

Penderita cacar monyet.

Gridhot.ID - Dunia kini sedang ramai menghadapi krisis Covid-19.

Beberapa negara dikabarkan telah berhasil melalui pandemi ini salah satunya Amerika Serikat.

Namun, usai berhasil menghadapi permasalahan pandemi corona, baru-baru ini, kasus cacar monyet yang langka malah terdeteksi di negara bagian Texas, AS.

Baca Juga: Spot Snorklingnya Cocok Untuk Pemula, Lokasi Wisata Pantai di Bali Ini Bisa Jadi Alternatif 'Ciamik' Selain Sanur dan Kuta

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ini menandai kasus pertama yang tercatat di negara bagian tersebut.

"Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Departemen Layanan Kesehatan Negara Texas mengkonfirmasi pada 15 Juli kasus cacar monyet pada seorang penduduk AS yang baru-baru ini melakukan perjalanan dari Nigeria ke Amerika Serikat," kata CDC dalam siaran pers.

Dilansir Kontan.co.id dari zeenews.india.com, orang yang terinfeksi, yang melakukan perjalanan dari Lagos, Nigeria, ke Dallas dengan singgah di Atlanta, saat ini dirawat di rumah sakit di kota Dallas.

Baca Juga: 18 Tahun Lebih Muda dari Pangeran Cendana, Mayangsari Ucapkan Hal Manis Ini Saat Sang Suami Ulang Tahun

Rilis CDC mengungkapkan bahwa pejabat kesehatan berhubungan dengan penumpang maskapai dan orang lain yang mungkin telah melakukan kontak dengan individu yang terinfeksi.

Wabah cacar monyet terakhir di AS terjadi pada tahun 2003 dan lebih dari 47 orang terkena virus tersebut.

Hasil pelacakan menuju pada anjing peliharaan di sebuah padang rumput di Midwest.

CDC menggambarkan cacar monyet sebagai penyakit virus yang langka namun berpotensi serius yang biasanya dimulai dengan penyakit seperti flu dan pembengkakan kelenjar getah bening dan berkembang menjadi ruam yang meluas di wajah dan tubuh.

Baca Juga: Sandra Dewi 20 Tahun Ditemani Asisten yang Sama, Istri Harvey Moeis Akui Sudah Taklukan Banyak Medan Lokasi Syuting dengan Anak Buahnya

Apa itu cacar monyet?

Menurut CDC, cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958 ketika dua wabah penyakit mirip cacar terjadi di koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Itulah sebabnya dinamakan 'cacar monyet'.

Kasus cacar monyet pertama pada manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo selama periode upaya intensif untuk menghilangkan cacar.

Sejak itu, cacar monyet telah dilaporkan pada manusia di negara-negara Afrika tengah dan barat lainnya.

Baca Juga: Kini Jalani Rumah Tangga Harmonisnya dengan Febry Khey, Borok Aktor Sinetron 'Dunia Terbalik' Ini Dibongkar Mantan Istrinya yang Ngaku Kena KDRT hingga Dicap Pelacur

Reservoir alami cacar monyet masih belum diketahui. Namun, spesies hewan pengerat Afrika diduga berperan dalam penularan.

CDC percaya penyebaran cacar monyet melalui tetesan pernapasan ke orang lain di pesawat dan di bandara.

Gejala cacar monyet mirip tetapi lebih ringan daripada gejala cacar.

Monkeypox dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.

CDC mengungkapkan bahwa perbedaan utama antara gejala cacar dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan kelenjar getah bening membengkak sementara cacar tidak.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 Resmi Dibuka, Berikut Link Streaming dan Stasiun Televisi yang Bakal Siarkan Langsung!

Masa inkubasi (waktu dari infeksi hingga gejala) cacar monyet biasanya 7-14 hari tetapi dapat berkisar antara 5-21 hari.

Dalam 1 sampai 3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah munculnya demam, pasien mengalami ruam, sering dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Apa pengobatan untuk cacar monyet?

Sesuai CDC, saat ini, tidak ada pengobatan yang terbukti dan aman untuk infeksi virus monkeypox.

Untuk tujuan pengendalian wabah monkeypox di Amerika Serikat, vaksin cacar, antivirus, dan vaccinia immune globulin (VIG) dapat digunakan.

Baca Juga: Krisdayanti Jadi Orang Terakhir yang Pasangkan Bulu Mata di Jenazah Artis Ini, Ibunda Aurel: Aneh Ya, Dia Memang Cantik

Badan medis juga mencantumkan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan seseorang untuk menghindari penyakit virus.

Langkah-langkah ini termasuk mempraktikkan kebersihan tangan yang baik setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi, menghindari kontak dengan hewan yang dapat menularkan virus, mengisolasi pasien yang terinfeksi dari orang lain yang dapat berisiko terinfeksi, dan menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.(*)