Grid Hot - Seputar peristiwa terkini

Misteri Kematian R.A Kartini yang Sangat Mendadak, Hembuskan Napas Terakhirnya di Usia 25 Tahun, Minuman Ini Sempat Ditenggak Sebelum Kondisinya Parah

Minggu, 22 Agustus 2021 | 06:13
Grid Networks R.A Kartini
Tropenmuseum

R.A Kartini

Gridhot.ID - Sosok R.A Kartini memang jadi sosok penting di Indonesia.

Dikutip Gridhot dari laman Wikipedianya, Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Pribumi-Nusantara.

Kini setiap tanggal 21 April, warga Indonesia selalu merayakannya dengan Hari Kartini.

Baca Juga: Rumahnya Tiba-tiba Disantroni Taliban Sambil Dicecar Pertanyaan, WNI yang Tinggal di Afghanistan Ini Ceritakan Ngerinya Kondisi Negara Tersebut Saat Ini

Namun hingga kini, kematian sang pejuang emansipasi wanita itu masih juga menjadi misteri.

Dikutip Gridhot dari Intisari, R.A Kartini meninggal dunia di usia yang sangat muda. Masih 25 tahun.

Disebutkan bahwa Kartini meninggal dunia secara mendadak pada 17 September 1904.

Baca Juga: Bela Mantan Istri yang Dinikahi Alvin Faiz, Sikap Zikri Daulay Disorot Atta Halilintar: Kayak Ada yang Dipendam

Hanya empat hari setelah melahirkan putra semata wayangnya, Raden Mas Soesalit.

Kerabat dan suaminya, Raden Mas Djojoadiningrat bahkan tidak mengira pahlawan wanita ini akan meninggalkan mereka begitu cepat.

“Dengan halus dan tenang ia mengembuskan napasnya yang terakhir dalam pelukan saya."

"Lima menit sebelum hilangnya (meninggal) pikirannya masih utuh, dan sampai saat terakhir ia masih sadar," tulis Djojoadiningrat, suami Kartini.

Hal itu seperti dikutip dari buku "Kartini: Sebuah Biografi" yang ditulis oleh Sitisoemandari Soerto, melansir Kompas.com.

Baca Juga: Pacaran Beda Agama, Aktris Ini Diisukan Mualaf, Calon Suaminya Pengusaha Muda, Kini Punya Omzet Miliaran Setelah Dulu Tolak Tawaran di Jerman

Padahal, saat melahirkan Kartini sama sekali tidak mengalami masalah apapun. Bayi yang dilahirkannya sehat, pun dengan dirinya.

"Kecuali ketegangan perut, tidak ada apa-apa dengan Raden Ayu," tutur sang suami.

Empat hari kemudian, sang dokter Ravesteijn, kembali datang untuk memeriksa kondisi Kartini.

Bahkan Kartini dikabarkan sempat meminum anggur untuk keselamatan bayi dan sang ibu.

Tapi 30 menit setelah sang dokter pulang, Kartini mengeluh sakit perut.

Ketika sang suami memanggil dokter lagi, kondisi penulis 'Habis Gelap Terbitlah Terang' itu pun sudah parah.

Baca Juga: Jadi Buruan Polisi, Pelaku Fetish Mukena Pakai Cara Endorse Abal-abal untuk Dapatkan Foto-foto Wanita Incarannya, Tiba-tiba Muncul Buat Video Ini

Desas desus pun berkembang. Banyak yang menduga Kartini meninggal karena diracun.

Namun sampai sekarang hal ini belum terbukti.

Hingga akhirnya pihak keluarga mengikhlaskan kematian pejuang emansipasi perempuan di Indonesia ini.

Keluarga menganggap kematian Kartini murni karena dia berjuang untuk melahirkan anaknya.

Sedangkan para dokter modern di era sekarang berpendapat Kartini meninggal akibat mengalami preeklamsia.

Disebutkan bahwa tekanan darah Kartini naik dan sempat kejang.

Melansir Mayo Clinic, preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, paling sering pada hati dan ginjal.

Baca Juga: Hot News! Mimpi Buruk Bagi Kartika Damayanti, Haters Ayu Ting Ting Resmi Dilaporkan ke Polisi, Ibunda Bilqis Serahkan Bukti-bukti Ini

Salah satu tanda preeklamsia yang khas ialah kenaikan tekanan darah yang melebihi 140/90 mm Hg.

Bila tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius bagi sang ibu.

Komplikasi preeklamsia yang bisa terjadi seperti gagal hati atau ginjal dan masalah kardiovaskular di masa depan.

Selain itu preeklamsia juga bisa menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa.

Ketika seorang ibu mengalami preeklamsia, biasanya mereka akan mengalami gejala kenaikan berat badan hingga beberapa bagian tubuh membengkak.

Selain itu, ada pula beberapa gejala lain seperti sakit kepala, penglihatan kabur, ketidakmampuan untuk mentoleransi cahaya terang, kelelahan, mual atau muntah, kurangnya buah air kecil, nyeri di perut kanan atas, sesak napas, dan kecenderungan untuk mudah memar.

Baca Juga: KSAD Jenderal Andika Perkasa Pamerkan Proyek Mega Paludarium Rancangannya di Mabesad yang Buat Irfan Hakim Kagum Setengah Mati, Pilihan Batu Buktikan Jiwa Arsitek Sang Pemimpin

Namun pendapat ini juga tidak bisa dibuktikan 100% benar. Sebab, dokumen dan catatan riwayat kematian Kartini tidak bisa ditemukan.

Terlepas dari desas-desus dan dugaan tersebut, kita bisa mengambil benang merah bahwa Kartini meninggal sebagai seorang ibu yang berjuang untuk anaknya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber wikipedia, intisari