Find Us On Social Media :

Merajai Trending Topik Twitter di Tengah Pandemi Covid-19 yang Belum Tuntas, Ramai Isu Soal Kemunculan Covid-22, Ini Kata Epidemiolog

Tangkapan layar Twit tentang Covid-22

Selain itu, dia menggunakan istilah "Covid-21" ketika merujuk pada varian Delta saat wawancara dengan situs web publikasi Jerman bernama Blick.

"Dan varian Delta jauh lebih menular. Ini bukan lagi Covid-19. Saya akan menyebutnya Covid-21," kata Reddy dikutip Blick, 22 Agustus 2021.

Terkait Covid-19, sebenarnya merupakan singkatan dari Corona Virus Disease 2019.

Covid-19 dapat diartikan sebagai penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome virus corona-2 (SARS-CoV-2), atau sering disebut virus corona.

Baca Juga: Diterpa Isu Keretakan Rumah Tangga, Celine Evangelista Beberkan Hubungannya Kini dengan Stefan William, Akui Masa Bodoh Terhadap Hal Ini

Bagaimana pandangan epidemiolog terhadap hal ini?

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menjelaskan, ada kesalahpahaman dari penyebutan Covid-22.

"Saya harus luruskan, sebetulnya itu bukan istilah resmi dan itu tidak berdasar. Tidak ada Covid-20, Covid-21," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (25/8/2021).

Dia mengatakan, Covid-22 ramai di media sosial di luar negeri setelah seorang ilmuwan Swiss memprediksi akan ada varian yang lebih ganas dari varian Delta.

Baca Juga: Pernikahan di Ujung Tanduk Setelah 5 Tahun Bersama, Aktris Ini Ngaku Tak Lagi Mencintai Suaminya, Alasan di Baliknya Mengejutkan