Telisik Alasan Ketua KPI Ngacir dari Talkshow Mata Najwa, Akademisi Singgung Tanggung Jawab dan Usaha Tim Redaksi: Makin Mengherankan...

Sabtu, 11 September 2021 | 05:42
Kolase dokumen KPI dan Paramount/Nickelodeon

Ketua KPI disebut kabur dari acara Mata Najwa

Gridhot.ID - Kasus yang menyeret nama KPI kini terus mendapat sorotan tajam.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com sebelumnya, pegawai KPI Pusat, MS diketahui menerima pembullyan dan pelecehan seksual dari rekan kantornya.

Hingga detik ini kasus tersebut masih terus diurus dan diawasi oleh banyak mata.

Baca Juga: Senjata Anggota KKB Papua Lamek Taplo Tercetak Buatan Amerika Serikat, TNI Bongkar Fakta Mengejutkan Asal Muasalnya

Akibatnya Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Agung Suprio terus menuai sorotan.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews Bogor, setelah membolehkan Saipul Jamil yang merupakan bekas narapidana kasus pencabulan bocah tampil di televisi khusus untuk program edukasi, kali ini Agung disorot lantaran 'kabur' saat diundang ke acara talkshow Mata Najwa.

Agung mendadak meninggalkan studio saat pengacara pegawai KPI yang menjadi korban pelecehan seksual sedang berbicara.

Hal ini diungkapkan oleh Najwa Shihab yang merupakan host acara Mata Najwa melalui akun Instagram-nya pada Kamis (9/9/2021).

Baca Juga: Putus Sekolah Sejak Kelas 2 SMP, Celine Evangelista Bongkar Fakta Dirinya Tak Pernah SMA, Ini Alasannya

Namun, Najwa Shihab tidak menjelaskan apa yang menjadi penyebab Agung menolak berdialog dengan pengacara dan meninggalkan studio secara tiba-tiba.

"Ketua KPI tadi malam sudah hadir di studio Mata Najwa, bahkan sdh siap naik panggung tapi tiba2 menolak berdialog ketika pengacara MS, korban di KPI sedang berbicara dan langsung keluar meninggalkan studio," tulis Najwa Shihab di kolom komentar unggahannya mengenai kasus pelecehan seksual di KPI.

Karena mendadak meninggalkan studio, Agung Suprio pun batal berdialog dengan Najwa dan pihak pengacara korban serta LBH Apik.

Dalam acara tersebut, Najwa membahas soal korban yang akhirnya dilaporkan dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Terkait kaburnya Agung Suprio dari acara Mata Najwa pada Rabu (8/9/2021) malam itu menurut akademisi Algooth Putranto karena yang bersangkutan lupa isi P3SPS dan lari dari tanggungjawab.

Baca Juga: Baru Hirup Udara Segar Usai Tsunami Covid-19, India Kembali Ketar-ketir Kedatangan Wabah Virus Baru, Bawa Efek Lebih Mematikan dari Corona

“Kalau benar beliau kabur, mungkin beliau lupa isi P3SPS tentang Program Siaran Jurnalistik yang di sana tertulis ‘wajib memperhatikan prinsip-prinsip jurnalistik.’ Diundangnya Ketua KPI Pusat itu bagian dari upaya tim redaksi Mata Najwa akurat, adil, berimbang,” ujar Algooth kepada Tribunnews.com, Jumat (10/9/2021).

Kalau kemudian, lanjutnya, Ketua KPI Pusat lalu beralasan tindakannya untuk kabur karena berpotensi melanggar ketentuan ‘Penghormatan Terhadap Hak Privasi’ ada baiknya beliau membaca secara lengkap isi pasal itu yang menjelaskan adanya kalimat: ‘kecuali demi kepentingan publik’.

Baca Juga: Punya Utang Rp 597 Juta, Intip Daftar Lengkap Harta Kekayaan Jokowi Selama Wabah Covid-19 Menyerang, Motor Cuma Satu Harganya Rp 2,5 Juta

Algooth menilai kasus MS, pegawai KPI Pusat yang dilecehkan sejumlah oknum sudah menjadi perhatian publik setelah kabar beredar di media sosial dan menjadi bola panas karena pengakuan korban yang tidak konsisten maupun upaya hukum balasan dari oknum maupun keluarga mereka yang terpapar kasus ini dan mengalami penghakiman publik.

Dalam kondisi seperti ini, sebagai pejabat publik semestinya Ketua KPI Pusat berani mengambil tanggungjawab memberikan penjelasan kepada pers terhadap persoalan yang terjadi di lembaga sampiran negara yang setiap tahun menerima dana dari APBN.

“Makin mengherankan karena posisi beliau sebagai Ketua KPI Pusat yang mengurus siaran televisi gratis (free to air) kok malah meniru menteri yang lebih memilih ngomong di acara konten kreator yang rentan satu arah dan disiarkan di saluran streaming,” tuturnya.

Baca Juga: Makin Kurus, Kim Jong Un Buat Dunia Terkejut Tiba-tiba Muncul dengan Kondisi yang Sangat Berbeda dari Biasanya, Diet atau Sakit-sakitan?

Meski demikian, Algooth menilai Mata Najwa dalam hal peliputan kasus pegawai KPI Pusat yang dilecehkan juga tak bisa lepas dari kesan meniti ombak untuk mencari keuntungan.

“Itu mbak Najwa dan timnya kok tak pernah bersuara keras soal perusahaan pers yang tak adil pada buruh media,” kata Algooth.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Tribunnews Bogor