Wacana Vaksin Ketiga Berbayar Bikin Geger Masyarakat Indonesia, Pakar Kesehatan Ungkap Tak Semua Orang Wajib Vaksin Booster, Ini Penjelasannya

Minggu, 12 September 2021 | 05:13
Smart FM/ Khairani Putri Ananda

Proses vaksinasi masyarakat yang ada di sentra vaksinasi POM Pekanbaru, Riau.

Gridhot.ID- Program vaksinasi covid-19 sedanggencar-gencarnya dilakukan pemerintah Indonesia.

Pemerintah Indonesia segera ingin mengurangi keparahaninfeksi virus corona.

Di Indonesia, vaksinasi virus corona tidak hanya untuk dewasa dan lansia. Akan tetapi anak-anak sudah mulai menerimanya.

Baca Juga: Hot News! 3 Kali Somasi Tapi Tak Ditanggapi, Begini Kata Bos PT Sentul City Soal Penggusuran Rumah Rocky Gerung

Dilansir dari Kompas.com sebelumnya, ada beberapa vaksin yang digunakan di Indonesia. Ada Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna.

Keempat vaksin virus corona di atas dilaporkan sangat efektif dalam mengurangi risiko penyakit parah, rawat inap, dan kematian.

Bahkan terhadap virus corona varian Delta.

Tetapi setelahbanyak orang baru saja melakukan vaksin pertama, mendadak muncul peluncuranvaksin booster.

Baca Juga: Jika dalam 30 Menit Tidak Telpon Anak Akan Dipenjarakan, Ini Isi Ancaman Abdul Rozak ke Orang Tua KD, Ayah Ayu Ting Ting Kini Balik Dilaporkan

Bahkan ada wacana vaksinbooster berbayar.

Sebab suntikan vaksin Covid-19 di Indonesia belum mencapai herd immunity, bahkan belum mencapai 20 persen target masyarakat yang divaksinasi dosis lengkap.

Namun, pemerintah sudah mengambil ancang-ancang untuk membuat program booster berbayar.

Lalu kapan kita membutuhkan vaksinbooster?

Baca Juga: Saipul Jamil: Saya 5 Tahun 7 Bulan di Penjara, Kalau Ada Temen-temen Punya Masalah Hukum Bisa Konsultasi Sama Saya

Dilansir daritheconversation.com pada Jumat (10/9/2021), pertama, kita perlu membedakan antara vaksinbooster danvaksin ketiga sebagai bagian dari vaksinasi.

Vaksinbooster danvaksinketiga adalah dua hal yang sangat berbeda.

Beberapa orang yang mengalami imunosupresi (mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh) mungkin memerlukan vaksinketiga.

Baca Juga: 3 Tahun Menikah, Nadine Chandrawinata Umumkan Kehamilannya, Istri Dimas Anggara Ucapkan Selamat Calon Ayah ke Sang Suami

Vaksinketigabisa dilakukantidak lama setelah vaksin kedua diberikan.

Namunvaksinbooster berbeda. Tidak semua orang bisa mendapatkannya.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakanvaksinbooster hanya diberikan kepada tenaga medis atau tenaga kesehatan.

Danvaksinbooster ini diberikan sekitar 2-3 bulan setelah vaksin kedua dilakukan.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT Pelindo Daya Sejahtera, Lulusan SMA Bisa Melamar, Berikut Syarat dan Link Pendaftarannya

Menurut para peneliti, kita tidak tahu pasti kapan kita membutukan vaksinbooster.

Bisa enam bulan, delapan bulan, atau malah setahun.

Belum ada jawabanpasti tentang waktu terbaik untuk menerima vaksin booster.

Pfizer baru-baru ini mengumumkan penelitiannya telah menunjukkan vaksinbooster menghasilkan peningkatan antibodi terhadap virus awal serta terhadap varian Delta yang sangat menular.

Baca Juga: Sempat Terjerumus ke Lembah Hitam Narkoba, Penyanyi Reza Artamevia Ceritakan Titik Terendah dalam Hidupnya Hingga Kuak Fakta Tak Terduga

Hasil ini menunggu publikasi dan keamanan vaksinbooster perlu diketahui.

Dokter dan pakar kesehatan masyarakat di University of California San Diego mengatakan data mereka menunjukkan efektivitas vaksin terhadap penyakit simtomatik dapat berkurang seiring waktu sejak vaksinasi.

Seiring waktu, data akan muncul tentang respons imun dan keamanan setelah vaksinbooster.

Mungkin vaksinbooster sangat dibutuhkan untuk kelompok tertentu di komunitas kita.

Misalnya, orangtua atau pekerja garis depan.

Baca Juga: Ririn Dwi Ariyanti Terseret Isu Orang Ketiga, Jonathan Frizzy Tegas Jawab Rumor Perselingkuhan Hingga Nikah Siri, Ini Pengakuannya

Artinya tidak semua orang perlu menggunakanvaksinbooster. Jika Anda sudah menerima dua kali vaksin virus corona, maka Anda bisa dikatakan aman.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa baru-baru ini mengatakan bahwa jika tidak ada kebutuhan mendesak, maka kita tidak perlu menerima vaksinbooster.

Kecuali jika memang pemberian vaksinbooster bisa diberikan penuh untuk seluruh populasi.

Selain itu, tidak ada ahli yang bisa menjelaskan bolehkah kita menerima vaksin booster yang berbeda dengan merek vaksin pertama dan kedua.

Oleh karenanya, daripada berpikir soal vaksin booster, para ahli meminta masyarakat lebih dulu menerima vaksin pertama dan kedua.(*)

Baca Juga: Dipimpin Lamek Taplo, KKB Papua Bakar Truk dan Alat Berat Milik BUMN di Pegunungan Bintang, Jubir OPM Sebby Sambom: Aksi Ini Peringatan!

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com, theconversation.com