GridHot.ID - Tentu sangat melekat di hati penonton sinetron tahun 90-an ini.
Ya, apalagi jika bukan Sinetron Si Doel Anak Sekolahan.
Setiap adegannya dan jalan ceritanya yang unik selalu melekat dalam ingatan para penggemar.
Selain itu, karakter dalam sinetron yang debut pada tahun 1994 ini juga begitu diingat oleh penonton, tak terkecuali untuk peran almarhum Enun Tile.
Dilansir dari Kompas.com, Enun Tile memerankan karakter sebagai Engkong Ali atau Muhammad Toyib, kakek dari Doel di serial Si Doel Anak Sekolahan.
Beliau aktif wira-wiri di layar kaca sejak tahun 80-an.
Pemeran Engkong Ali dalam sinetron Si Doel Anak Betawi ini juga dikenal dengan kepiawaiannya memainkan peran.
Enun Tile merupakan salah satu aktor yang cukup sukses di eranya.
Namun sayang, Enun Tile meninggal dengan kondisi yang cukup memprihatinkan.
Enun Tile atau akrab disapa Pak Tile merupakan aktor lawas tanah air yang lahir pada 20 Februari 1993.
Namanya dikenal banyak orang lewat sinetron Si Doel Anak Betawi sebagai Engkong Ali.
Sebelum beradu akting di sinetron tersebut, Pak Tile ternyata sudah sering wira-wiri di layar kaca.
Dilansir dari Kompas.com, hingga akhir hayatnya, ada sekitar 24 film yang pernah dibintanginya.
Beberapa di antaranya adalah Nona Manis (1990), Boleh Dong Untung Terus (1992), Si Manis Jembatan Ancol (1993), dan masih banyak lagi.
Membintangi banyak judul film, Pak Tile ternyata merupakan seorang yang buta huruf.
Namun, dilansir dari Bangkapos.com Pak Tile dapat menghafal dialog-dialog dengan baik.
Hal tersebut diungkapkan oleh Rano Karno yang merupakan cucu Pak Tile di sinetron Si Doel Anak Betawi.
“Orang ga bisa baca bayangin hapalnya lebih dulu dia dibanding sama orang yang bisa baca.
Dia cuma nanya 'Dul gue ngomong apa?' udah asistennya ngebacain,” terang Rano Karno, dikutip GridFame.id dari Grid.id.
Namun sayang, sempat cicipi hidup enak bergelimang harta, Pak Tile harus menghabiskan sisa hidupnya di gubuk reyot dekat sungai.
Dilansir dari banyak sumber, Pak Tile hanya menghabiskan Rp 50 ribu untuk bayar sewa rumahnya.
Dengan segala keterbatasannya, Pak Tile juga harus menghidupi istri dan 8 anaknya.
Pada tahun 1998, Pak Tile menghembuskan napas terakhirnya di gubuk tersebut.
(*)