Find Us On Social Media :

Sudah Bilang Riwayat Penyakit, Siswa SMK Ini Tetap Disuntik Vaksin Covid-19 Hingga Akhirnya Meninggal Dunia, Orang Tua Pertanyakan Kelakuan Petugas

Ayah dan Ibu kandung Cahyono Putra (17), seorang pelajar SMK di Kabupaten Ciamis, saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Desa Sukamanah, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Rabu (8/9/2021).

Gridhot.ID - Pemerintah memang sedang menggalakkan program vaksinasi covid-19.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, bahkan kini anak di atas 12 tahun sudah bisa menerima vaksin covid-19.

Namun di tengah segala euforia pengendalian wabah ini, adapula kabar duka masalah vaksinasi covid-19.

Baca Juga: Bank Soal CPNS 2021, Begini Contoh Latihan Soal SKD TKP, Lengkap dengan Kunci Jawaban

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Cahyono Putra (17), seorang siswa sekolah menengah atas (SMK) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, meninggal dunia setelah disuntik vaksin Covid-19 pada Rabu (1/9/2021).

Cahyono ditemukan meninggal dunia di kamarnya.

Ibu kandung Cahyono, Ani Anggraeni (40) mengatakan, anaknya sebenarnya dalam kondisi pemulihan pengobatan penyakit lambung.

Baca Juga: Lulus dari Kampus Inggris Ternama Pelajari Ilmu Penyembuhan Kanker, Letda Ckm dr Jason Antoni Wibowo Kini Rela Abdikan Hidupnya Jadi Prajurit TNI AD, Ini Alasannya

Bahkan, Cahyono masih mengonsumsi sisa obat penyakit lambung saat ikut belajar tatap muka di sekolah dan saat proses vaksinasi.

Sebelum disuntik vaksin, menurut Ani, Cahyono juga telah menyampaikan informasi mengenai riwayat penyakit dan pengobatan kepada petugas vaksinasi.

Sementara ayah Cahyono, Nono mempertanyakan prosedur vaksinasi dan skrining yang dilakukan petugas medis.

Apalagi seperti yang menimpa Cahyono, di mana vaksinasi dilakukan terhadap orang yang sedang sakit dan sedang dalam masa pengobatan.

"Saya kan tanya ke anak saya, waktu itu bilang enggak ke petugas medisnya kalau masih sakit. Kata anak saya, 'bilang Pak'. Nah, biasanya kan observasi kalau ada yang sakit enggak boleh divaksin, kenapa ini masih disuntik saja?" kata Nono, Rabu (8/9/2021).

Baca Juga: Jadi Salah Satu Artis yang Miliki Tas Limited Edition Seharga Rumah, Syahrini Bungkam Mulut Nyinyir Netizen yang Tuding Dirinya Cuma Modal Pinjam

Penjelasan Komda KIPI Ketua Komda Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jabar Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, Cahyono menderita sakit yang serius dua pekan sebelum divaksin.

Hingga saat akan divaksin, badan remaja ini belum dalam kondisi fit. Namun, karena ingin sekolah, ia memaksakan diri untuk divaksin.

Di tempat vaksinasi, Cahyono terlihat sehat, sehingga bisa melalui proses vaksinasi. Namun, seusai vaksinasi, remaja ini merasakan lemas.

"Analisanya, (Cahyono) mengalami reaksi sedang (lemas). Kalau berat dia bisa pingsan," ucap Kusnandi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/9/2021).

Karena tidak menunjukkan gejala berat, Cahyono diperbolehkan pulang.

Baca Juga: Hangout dengan Style OOTD yang Jauh Dari Tampilan Glamour, Syahrini Kena Singgung Sosok Ini: Nggak Cetar Membahana

Ia bisa berjalan kaki dan pulang ke rumah. Malam harinya, kondisi pasien memburuk.

Orangtua Cahyono kemudian memanggil dokter. Begitu dokter sampai, pasien sudah meninggal.

"(Pasien) mengalami syok reaksi lambat," ucap dia. Kusnandi mengatakan, saat itu terjadi, seharusnya pasien dibawa ke rumah sakit atau puskesmas untuk diinfus.

Baca Juga: Sama-sama Hadiri Acara 4 Bulanan Aurel, Terekam Momen Manis Anang Hermansyah dan Krisdayanti yang Asyik Ngobrol Bak Teman Dekat, Begini Potretnya

Sebab pihak medis sudah mengetahui yang harus dilakukan ketika terjadi syok reaksi lambat pasca-imunisasi.

"Seandainya dibawa ke rumah sakit, pasti diinfus dan tertolong," ucap dia. Untuk itu, dia mengingatkan kepada masyarakat yang akan divaksin untuk jujur pada diri sendiri.

Pastikan tubuh dalam kondisi sehat saat divaksin.

Kemudian istirahat dan makan yang cukup sebelum divaksin. Petugas imunisasi pun harus mewanti-wanti para peserta vaksinasi.

Baca Juga: Penyesalan Terpendam Ayu Ting Ting Terbongkar, Sang Pedangdut Singgung Pernikahan Hingga Kehadiran Bilqis

Jika terjadi sesuatu pasca-imunisasi, segera hubungi nomor kontak yang diberikan saat vaksin atau pergi ke rumah sakit atau puskesmas.

"Petugas imunisasi juga harus lebih teliti. Karena banyak yang kelihatannya sehat (tapi ternyata tidak). Jadinya petugas tertipu," tutur dia.

(*)