Menurut Letjen TNI Dudung, kala itu kondisi masyarakat Aceh sangatlah sulit karena masih adanya konflik antara GAM dengan aparat di perbatasan.
Di masa-masa sulit itu justru Dudung berinisiatif meminta anggota pasukannya untuk berbagi sedikit kepunyaannya kepada masyarakat di wilayah itu.
Meski beda paham, Letjen TNI Dudung tetap menganggap bahwa warga di sana adalah rakyat Indonesia juga.
“Saya bilang ke anak buah saya, kalian dapat beras 18 kilogram.
Saya potong satu kilogram. Karena kamu bersisa, daripada sisanya dipotong untuk membeli rokok," katanya, melansir dari ANTARA.
"Beras itu kamu kumpulkan, kemudian setiap kamu patroli kamu ketemu masyarakat yang membutuhkan, beras itu kamu kasihkan.
Karena meski beda paham, mereka tetap rakyat kita.” ujar Dudung.
Perjalanan Hidup Mayjen TNI Dudung dari Jualan Koran hingga Jadi Pangkostrad
Dikisahkan juga, sebelum menjadi perwira tinggi TNI AD seperti saat ini, Dudung kecil harus membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga, selepas ditinggal sang ayah ketika ia masih duduk di bangku SMP.