GridHot.ID - Baru-baru ini warga Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi dihebohkan dengan pesan suara atau voice note (VN) yang viral menyebut ada waliyullah yang dilantik Nabi Khidir dan Nyi Roro Kidul.
Mengutip Tribunjabar.id, dalam pesan suara viral yang didengar Tribunjabar.id pada Minggu (3/10/2021) waliyullah yang katakan pria yang belum diketahui identitasnya ini menyebut nama seorang yang disebutnya sebagai ustaz di salah satu pondok pesantren di Surade.
Adapun isi suara pria dalam pesan suara viral:
"Ini perhatikan untuk rekan-rekan yang tidak pakai baju itu Ustaz Encep pemimpin pesantren yang mengaku sekarang jadi wali, mengaku sekarang sudah dilantik oleh Nabi Khidir dan Nyi Roro Kidul untuk menjadi Waliyullah, adalagi katanya dia lagi naikin elmu,"
"Yang kedua itu ustaz Samsul yang pake baju hitam, itu pengurus Goib Kecamatan Surade yang sudah dipecat, yang ketiga yang pake kaos putih kepalanya diiket itulah yang dipanggil abah-abah itu orang Malang, nama lengkapnya sudah ada di atas kiai haji apa itu, pengurus NU juga. Itulah yang mengaku dia sudah bolak-balik ke Arasy dan sudah jaminan surga, begitulah informasinya,"
"Terus yang keempat itu Lurah Bakang pake baju kuning sorban putih, kopiah hitam ini pendamping hukum para Apdesi para Lurah se-Kecamatan Surade, Bakang Lurah Cipeuney, terus yang terakhir itu pihak kepolisian, ana gak paham," ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Sukabumi AKB Dedy Darmawansyah mengatakan, hasil penyelidikan bahwa ustaz yang disebut pria dalam VN itu tidak pernah mengaku sebagai wali.
"Hasil awal diketahui bahwa ustaz tersebut tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Wali, sehingga yang bersangkutan merasa dirugikan dan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Sukabumi," kata Dedy
Dilansir dari Tribunwow.com, Cecep, seorang pimpinan pondok pesantren di Kecamatan Surade, Sukabumi, Jawa Barat, diberitakan mengaku-ngaku sebagai wali tuhan yang dilantik oleh Nyi Roro Kidul dan Nabi Khidir.
Menanggapi kabar itu, Cecep menegaskan bahwa dirinya difitnah oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
Namun terkait aksinya tidak memakai baju, Cecep mengiyakan bahwa dirinya memang sengaja melakukan itu.
Pernyataan itu disampaikan Cecep dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, tvOne, Minggu (3/10/2021).
Cecep mengaku dirinya diperintah oleh gurunya yang berasal dari Malang, Jawa Timur yang bernama KH. Muhammad Dahlan.
Menurut keterangan Cecep, gurunya itu juga merupakan pendiri dan pemimpin ponpes di Malang.
Cecep bercerita, tujuan tak memakai baju tersebut agar mengerti manis dan pahitnya hidup, adanya pujian dan ejekan.
"Sampai di mana kamu kuat melawan hal itu, dan lain-lain," kata Cecep.
"Ternyata pas saya coba, oh ternyata benar, banyak yang ngoceh-ngoceh," aku Cecep.
Meskipun dirinya tak memakai baju, Cecep menegaskan dirinya selalu memberikan penjelasan kepada murid-muridnya agar tidak menirunya.
"Saya ngomong dari awal ke anak-anak pondok, ke jemaah, saya cuman pergi ikut perintah," kata Cecep.
"Kalian harus menggunakan pakaian selayaknya," ucap Cecep mengungkapkan perintahnya kepada santrinya.
Cecep menyatakan akan marah jika mendapati ada santrinya yang mengikutinya.
"Saya begini bukan karena keinginan saya, karena saya disuruh," terang Cecep.
Saya Diperintah Guru Saya
Encep bercerita, kabar bohong menyatakan dirinya wali tuhan muncul seusai dirinya mengadakan sebuah acara yang berlangsung selama 24 malam.
Satu minggu setelah acara itu rampung, mulai beredar berita hoaks tentang dirinya.
"Saya juga kaget, kok ada berita seperti ini," kata Encep.
Encep mengaku mendapat kabar itu dari teman jauhnya.
Kesehariannya sebagai pimpinan ponpes, Encep mengaku biasa mengajar dan mengurus bangunan ponpes, hingga kadang diundang keluar.
Encep sendiri memiliki sekira 150 murid.
Awal Cerita Diminta Tak Pakai Baju
Encep mengaku sudah tiga bulan tidak memakai baju.
Dirinya bercerita, aksi ini merupakan perintah dari gurunya.
"Alasannya saya diperintah oleh guru saya dari Jawa Timur," kata Encep.
Encep lalu menceritakan percakapannya dengan sang guru ketika dihubungi lewat telepon.
"Qin (Muttaqin alias Encep) kamu jangan pakai baju dulu," kata Encep menirukan percakapannya dengan sang guru.
"Sampai kapan?"
"Jangan tanya sampai kapan."
"Nanti kalau sudah selesai dikasih tahu," papar Encep.
Encep yang merupakan santri memiliki prinsip untuk mematuhi guru.
"Saya cuma nurut saja selama itu tidak berbenturan dengan syariat Islam," kata Encep.
Selain diminta tidak pakai baju, Encep juga diperintah untuk mengonsumsi kunir.
Terkait tujuan, Encep mengaku sungkan ketika ingin bertanya kepada gurunya.
Sebelumnya, Encep mengaku sempat diminta tinggal di pinggir pantai selama satu tahun hingga dikira warga dirinya adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Kemudian dirinya juga pernah diledek oleh masyarakat dengan julukan habib tak jadi gara-gara pakai busana Arab.
"Setelah itu saya menggunakan kayak Arab," kata Encep.
Meskipun menerima ledekan itu, Encep mengaku tak terganggu dan tetap akan melakukan perintah sang guru.
(*)