Gridhot.ID -Kehidupan yang serba mewah pastinya melekat pada anak-anak para miliarder.
Harta keluarga yang berlimpah kadang membuat anak-anak para miliarder cenderung selalu berfoya-foya.
Namun, hal itu tidak tecermin pada Armand Wahyudi Hartono, putra orang terkaya di Indonesia, Robert Budi Hartono.
Mengutip GridHits.id, keluarga Hartono memiliki banyak bisnis, namun yang paling terkenal adalah PT Djarum dan Bank BCA.
Punya total kekayaan ratusan triliun, Armand Wahyudi Hartono justru hidup hemat, sederhana dan cukup.
Intinya dalam gaya hidup Armand, dirinya tidak suka bertingkah aneh-aneh.
Padahal orang tuanya jadi orang terkaya nomor 1 di Indonesia dan Armand kini menjadi Direktur BCA.
Budi Hartono pada Kamis (29/7/2021), tercatat memiliki harta senilai US$ 18,2 miliar atau sekitar Rp 263,9 trilliun.
Sementara melansirKompas.com, Armand punya kekayaan lebih dari Rp 113 triliun berdasar catatan Forbes tahun 2015.
Tentu pundi-pundi kekayaan Armand kini sudah bertambah banyak.
Dengan jumlah kekayaan sebesar itu, gaya hidup Armand yang super sederhana sering menuai sorotan publik.
Ia bahkan tak malu saat terpaksa harus memakai sepatu yang rusak hingga dilapisi lakban supaya tetap bisa dipakai.
Hal itu terlihat dari unggahan di akun Instagramnya beberapa waktu lalu.
Bukan tak mampu membeli, tapi Armand punya prinsip untuk bergaya hidup yang secukupnya saja.
"Prepare for anything. Apapun bisa terjadi, sepatu tua tiba2 sobek di perjalanan, untung ada lakban," tulis Armand di akun Instagram @armandhartono.
Unggahan itu ramai dikomentari oleh para pengikutnya.
"Tujuannya adalah kaya, bukan terlihat kaya," tulis akun @williamchandrawinata.
Ya, Armand Hartono sebagai bos BCA memang terkenal dengan kesederhanaannya.
Sehari-hari Armand juga tidak boros dalam menggunakan uang dan fasilitas yang ia miliki.
Menurut Armand, boros tidak ada manfaatnya. Justru agar bisa sukses dan kaya, ia lebih suka menghabiskan uangnya untuk menabung dan investasi.
Saat bekerja di kantor pun Armand tidak menjaga gengsinya sama sekali. Meski berada di posisi tinggi, ia tidak ragu untuk tetap makan di kantin.
"Gaya hidup juga harus dijaga, sederhana saja. Sehari-hari di kantor ya saya makan di kantin lho. Kalau ada nasabah besar yang potensial atau rekan bisnis datang berkunjung, baru saya ajak makan di tempat yang bagus, bukan di kantin," kata Armand sambil tertawa.
Armand sendiri masih memegang teguh filosofi Jawa karena dia besar di lingkungan orang-orang Jawa.
"Wong Jowo itu ngerti namanya cukup. Kita tidak perlu menunjukkan kalau usaha (bank) milik kita besar. Cukup tunjukkan kalau kita bisa menjadi institusi yang sehat dan terpercaya," pungkasnya.
(*)