Find Us On Social Media :

Bursa Pencalonan Kepala BIN Beredar, Nama Jenderal Andika Perkasa Turut Mencuat Sebagai yang Terkuat, Kembali Unggul Usai Survei Calon Panglima TNI

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI Jenderal Andika Perkasa saat konferensi pers di Markas Pomdam Jaya Jakarta pada Selasa (20/4/2021).

Gridhot.ID - Nama Jenderal Andika Perkasa sedang ramai diperbincangkan di ranah TNI.

Pasalnya, dikabarkan Kompas.com sebelumnya, Jenderal Andika Perkasa digadang-gadang menjadi calon terkuat sebagai pengganti Panglima TNI.

Setelah adanya survei lebih lanjut, ternyata Jenderal Andika Perkasa tak hanya memenuhi kapabilitas sebagai calon pengganti Panglima.

Ia rupanya tak hanya unggul dalam survei calon Panglima TNI, KASAD Jenderal Andika Perkasa ternyata juga masuk dalam bursa calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) atau KaBIN.

Baca Juga: Celine Evangelista Sembunyikan Perceraian dari Keempat Anaknya, Mantan Stefan William Sampai Harus Sembunyi Hanya untuk Lakukan Hal Ini

Terkait posisi Kepala BIN, sumber internal Tribunnews menyebut posisi ini akan diisi oleh sejumlah nama.

Mereka antara lain Jenderal Andika Perkasa, Letjen TNI Joni Supriyanto, mantan Kepala BNPB Letjen TNI (Purn) Doni Monardo, Marsdya TNI (Purn) Dedy Permadi, Bekas Kepala Bais TNI Marsdya (Purn) Kisenda Wiranata dan Mayjen TNI (Purn) Hartomo.

Nama-nama tersebut dianggap memenuhi kriteria yang layak untuk menjadi Kepala BIN.

Baca Juga: Sosok Ria Andrews, Bule Asal Inggris yang Diduga Pacar Baru Stefan William, Video Mesranya dengan Duda Celine Evangelista Beredar

Mereka dianggap memiliki kemampuan dan pengalaman intelejen yang mumpuni.

Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Bursa Calon Kepala BIN Beredar, ada Nama Jenderal Andika Perkasa dan Doni Monardo'

Analis politik sekaligus Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam menyebut kapasitas intelejen sebagai kriteria yang harus dimiliki untuk menjadi calon kandidat Kepala BIN.

Kapasitas tersebut harus melingkupi kemampuan mengolah data, mencari data dan memvalidasi data untuk kepentingan pembuatan kebijakan pemerintah.

Baca Juga: Aldebaran Selidiki Jessica, Mama Sarah Selidiki Pak Irvan, Berikut Sinopsis Ikatan Cinta 21 Oktober 2021

“Siapa yang layak untuk duduk jadi Kepala BIN saya kira basisnya adalah basis kapasitas (Intelejen).

Kemampuan dalam mengolah data, mencari data, dan memvalidasi data, sehingga data itu bisa digunakan sebagai basis pijakan pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan,” kata Arif, dalam keterangan tertulis, Rabu (20/10/2021).

Menurut Arif, keempat figur tersebut memang tercatat memiliki kapasitas dan pengalaman dalam dunia intelijen.

Namun lantara jabatan Kepala BIN ini tidak lepas dari muatan politis, ia menambahkan kapasitas intelejen juga harus dibarengi dengan dukungan politik.

Baca Juga: Lowongan Kerja Lulusan D3 Semua Jurusan, Bank Muamalat Buka Kesempatan Emas untuk Posisi Istimewa Ini, Simak Syarat dan Cara Mendaftarnya

“Kalau dilihat dari basic-nya sebagai intelejen tentara (TNI), tentu saja semua memiliki pengalaman dalam dunia intelijen," ujarnya.

"Tetapi kemudian bahwa Kepala BIN ini bisa dibilang memiliki muatan politis, tentu saja kapasitasnya harus dibarengi oleh back up politik sehingga dia layak dan dipilih pak Jokowi menjadi Kepala BIN,” pungkas Arif.

Sebelumnya, Jenderal Andika Perkasa juga disebut unggul sebagai calon Panglima TNI dalam survei 100 opini ahli yang dilakukan Setara Institute.

Dalam survei itu, Setara Institute menggunakan 5 dimensi kepemimpinan untuk mengukur kelayakan sebagai Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan pensiun Nopember 2021.

Baca Juga: Kemarahan Raffi Ahmad Memuncak, Baim Wong Ledek Permainan RANS Cilegon FC yang Disebut Modal Omongan Doang, Suami Nagita: Loe Nggak Mikir!

Ada tiga kandidat calon Panglima TNI yang disertakan dalam survei itu, yakni KSAD Jenderal Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo.

Adapun SETARA Institute dalam surveinya melibatkan 100 ahli dalam isu pertahanan dan keamanan (Hankam), serta Hak Asasi Manusia (HAM). Para ahli itu berasal dari akademisi kampus dan elemen masyarakat sipil (NGO/Ormas).

Adapun ahli-ahli dalam survei ini tersebar di beberapa kota besar sebagai berikut, Medan, Bukittinggi, Padang, Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Jember, Lamongan, Surabaya, Kendari, Baubau, Makassar, Papua.

Baca Juga: Polisi Siap Proses Kasus Rachel Venya yang Kabur dari Wisma Atlet, Luna Maya Singgung Uang Karantina yang Sudah Dibayar Erigo untuk Para Artisnya

Angka ini unggul dibandingkan nilai rata-rata Laksamana TNI Yudo Margono (7,83) dan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo (7,70).

Hasil yang sama juga ditunjukkan pada dimensi kepemimpinan berdasarkan Akseptabilitas.

"Di sini (kriteria Akseptabilatas), Jenderal TNI Andika Perkasa mendapat nilai rata-rata 8,04," kata Peneliti Setara Institute Ikhsan Yosarie saat menyampaikan hasil surveinya secara daring, Senin (4/10/2021).

Sementara, Laksamana TNI Yudo Margono mendapatkan nilai rata-rata 7,78 dan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dengan nilai rata-rata 7,65.

Baca Juga: Bicara Jujur Puluhan Tahun Menikah Tak Diberi Keturunan, Rano Karno Ceritakan Hikmah Adopsi Anak: Saya Bilang Itu Bukan Kegagalan

Selanjutnya, pada dimensi kepemimpinan berdasarkan kriteria Responsivitas, Jenderal Andika Perkasa kembali unggul dengan nilai rata-rata 8,20.

Sedangkan, Laksamana TNI Yudo Margono mendapatkan nilai rata-rata 8,11 dan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mendapat nilai 7,99.

Nama Jenderal TNI Andika Perkasa kembali mengungguli dua kandidat lain dalam survei Setara Institute ini dalam dimensi kepemimpinan berdasarkan kriteria Kapabilitas.

Di mana KSAD itu mendapatkan nilai rata-rata tertinggi yakni 8,25, diikuti Laksamana TNI Yudo Margono dengan nilai 8,15 dan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dengan nilai 8,03.

Baca Juga: Bongkar Hubungannya dengan Dina Lorenza, Ariel NOAH Salahkan Dirinya yang Terus-terusan Menjomlo Hingga Saat Ini: Nggak Mau Tua Sendirian!

Namun, dalam dimensi kepemimpinan berdasarkan kriteria yang terkahir yakni Kontinuitas, nama Laksamana TNI Yudo Margono unggul dari kedua kandidat lainnya.

Perwira tinggi TNI yang menjabat sebagai KSAL itu mendapatkan nilai rata-rata 7,97, diikuti Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dengan nilai rata-rata 7,90 dan terakhir Jenderal TNI Andika Perkasa dengan nilai rata-rata 7,75.

Dengan begitu kata Ikhsan, dapat disimpulkan, Jenderal Andika Perkasa unggul dalam empat dimensi kepemimpinan sebagai kandidat Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

"Secara umum, Andika Perkasa mengungguli calon lainnya untuk 4 dimensi integritas, akseptabilitas, kapabilitas dan responsivitas. Sedangkan Yudo Margono unggul pada dimensi kontinuitas," katanya.

Baca Juga: Alam Bawah Sadar Celine Evangelista Dibongkar Pakar, Kondisi Psikologis Janda Stefan William Mencengangkan, Sampai Akui Diri Bukan Orang Suci

"Namun demikian, perbedaan skor untuk masing-masing kandidat tidak signifikan," tukas Ikhsan.

Sebagai informasi, penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dalam bentuk survei menggunakan metode purposif (purposive sampling).

Penelitian yang dilakukan 20 September 2021-1 Oktober 2021 ini melibatkan 100 ahli yang telah dipilih dan ditetapkan SETARA Institute dengan klasifikasi yang spesifik dan relevan dengan penelitian ini.

Keseluruhannya merupakan ahli dalam isu pertahanan dan keamanan (Hankam), serta Hak Asasi Manusia (HAM).(*)

Baca Juga: Istri Sah Ichan Geram Hingga Beberkan Bukti Chek In Hotel Diduga Thalita Latief dengan Suaminya, Janda Dennis Lyla: Saya Orangnya Damai-damai Aja