Berdarah-darah Demi Lepas dari Cengkeraman Indonesia, Timor Leste Lagi-lagi Telan Pil Pahit Mata-matanya Membelot hingga Terungkap Negeri Lorosae Jalin Kerja Sama dengan Australia, Kebal Kena Tipu?

Sabtu, 20 November 2021 | 19:13
ist

Timor Leste

GridHot.ID - Kemerdekaan Timor Leste disebut sebagai kemerdekaan yang dihargai mahal.

Pasalnya, melansir Intisari-online.com, kemerdekaan Timor Leste ditempuh melalui jalur berdarah.

Sekitar 22 tahun lalu, sebuah kontingen pengamat internasional yang dipimpin oleh Australia mendarat di Timor Timur.

Baca Juga: Terseok-seok agar Bisa Keluar dari Daftar Negara Miskin, Timor Leste Justru Kena Tipu Sana-sini, China Tolak Mentah-mentah Pinjaman Dana Bumi Lorosae Gara-gara Ini

Tujuannya untuk mengawasi referendum yang didukung PBB yang akan mengakhiri lebih dari dua dekade pendudukan Indonesia dan menentukan nasib bekas jajahan Portugis.

Tetapi hasil langsungnya sangat menghancurkan.

Rakyat Timor Leste memberikan suara sangat mendukung kemerdekaan, membuat marah para loyalis Indonesia yang mengamuk berdarah segera setelah pemungutan suara 30 Agustus.

Baca Juga: Timor Leste Bak Ketiban Durian Runtuh, Hampir Putus Asa Saat Ladang Minyaknya Disebut Mulai Kering Kerontang, Tiba-tiba Temukan Pabrik Uang Istimewa Ini di Tanahnya

Sekitar setengah juta orang mengungsi, setengah melarikan diri dari negara itu, antara 1400 dan 2000 orang tewas.

Kemudian 70 bangunan hancur saat Misi PBB di Timor Timur (UNAMET), 1300 staf lokal, jurnalis dan pekerja LSM dievakuasi ke Darwin.

klan dan suku bersatu di belakang pemimpin perlawanan karismatik Xanana Gusmao dan perang gerilya tingkat rendah berlangsung sampai Suharto digulingkan dari kekuasaan.

Di tengah krisis keuangan dan pemerintahan baru yang disebut pemungutan suara cepat untuk penentuan nasib sendiri untuk 30 Agustus 1999.

Lebih dari 78 persen memilih kemerdekaan, jauh lebih besar daripada yang berani dibayangkan oleh para loyalis pro-Jakarta dan itu membuat marah pemimpin milisi Eurico Guterres yang menyerukan pembantaian siapa pun yang mendukung Gusmao dan separatisnya.

The Guardian
The Guardian

Ilustrasi warga Timor Leste yang kelaparan sampai sebabkan kekacauan di negaranya sendiri

Baca Juga: Pantas Timor Leste Tak Menyerah Meski 10 Tahun Ditolak, Ternyata Ini Manfaat Jadi Anggota ASEAN, Ladang Minyak Bumi Lorosae Bisa Terselamatkan

Pria, wanita dan anak-anak ditembak, dibantai dengan pedang, diperkosa dan disiksa.

Sementara itu, dilansir dari Serambinews.com, Kilang-kilang minyak di wilayah Timor Leste kini dikabarkan mengering hingga berimbas besar bagi negara tetangga Indonesia tersebut.

Negara tersebut diketahui hanya bergantung pada tambang minyak yang mereka miliki untuk menjalankan roda pemerintahan.

Baca Juga: Tepok Jidak, Timor Leste Alami Kepahitan Luar Biasa Usai Lepas dari Indonesia, Kerja Sama Penuh Cuan dengan China Gagal Total Proyek Kebanggannya Dianggap Kesombongan Belaka

Ambang kebangkrutan pun disebut tengah mengintai negara tentanggan yang berbatasan langsung dengan Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut.

Sebagai informasi setidaknya ada tiga sumur eksplorasi di darat Timor Leste akan dibor dalam waktu dekat ini oleh salah satu Perusahaan Australia bernama Timor Resources.

Oleh karena itu, hasil dari kilang minyak tak seluruhnya bakal diterima oleh pemerintah Timor Leste, tetapi dibagi dua.

Ternyata sumur-sumur yang akan dibor tersebut sebagai bagian dari kampanye back-to-back yang dimulai akhir Oktober.

Timor Resources sebenarnya pernah membuka tambang minyak di salah satu daratan di Timor Leste lebih dari 50 tahun lalu.

Baca Juga: Nyamar Pakai Nama 'Lafaek', Anak Raja Viqueque Ini Pejuang Integrasi Timor Leste dengan Indonesia, Bantu Operasi Tempur TNI Hingga Cegah Rakyat Timtim Gabung Fretilin

Tetapi ternyata perkembangan tambang minyak di Timor Leste memang diketahui tak begitu mulus lantaran ada berbagai kendala.

“Masalah geopolitik dan kerusuhan sipil telah menghalangi kegiatan eksplorasi sampai sekarang,” Suellen Osborne, kepala eksekutif Timor Resources, bagian dari perusahaan manufaktur dan rekayasa terdiversifikasi Nepean Group, mengatakan kepada Energy Voice.

Menurut Osborne, sumber pertama bernama Karau (pemerintah Timor Leste menyebutnya Feto Kmaus) dan disemprotkan pada 27 Oktober 2021.

Baca Juga: Baru Saja Merdeka, Timor Leste Malah Porak Poranda di Awal Perjuangannya, 1 Sosok Ini Obrak-abrik Bumi Lorosae Sampai Ratusan Ribu Rakyatnya Cari Keamanan di Pelukan Indonesia

Melansir dari Intisari-Online, total kedalaman yang direncanakan adalah 1050 meter, dengan pengeboran memakan waktu 17 hari, yang hasilnya akan diketahui dengan cepat.

Tak sampai di situ saja, Timor Resources menerima kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC) oleh regulator Timor Lorosa’e ANPM pada Juni 2017.

Tambang ini dioperasikan oleh mitra usaha patungan TimorGap yang merupakan perusahaan minyak nasional bersama Timor Resources yang mengoperasikan PSC.

Survei seismik di seluruh areal tersebut telah dilakukan dua kali dan selesaikan pada tahun 2018 dan 2019.

Baca Juga: BJ Habibie Sanggup Lepaskan Timor Leste dari Pelukan Indonesia, 2 Alasan Ini Ternyata Jadi Bukti Kecerdasan Almarhum, Indonesia Justru Untung!

“Pengeboran adalah waktu yang sangat menyenangkan bagi bangsa karena ada harapan tinggi bahwa ini akan menjadi kampanye yang sukses,” jelas Osborne.

“Prospektifikasi daratan Timor Leste telah lama dibahas tetapi masih belum tergali. Sumur terakhir dibor di tanah itu pada tahun 1972, dan itulah penemuan di areal ini,” kata Osborne.

Secara historis, empat sumur telah dibor di wilayah kontrak perusahaan TL-OT-17-08.

Baca Juga: Sumur Minyak di Negaranya Sebentar Lagi Mengering. Nasib Rakyat Timor Leste di Ujung Tanduk, Pejabat Pemerintah Malah Lakukan Hal Ini

“Tahun 1969 sampai 1972 ada penemuan minyak tapi diboar tanpa seismik. Mereka dibor berdasarkan rembesan minyak di permukaan dan bukan pada strukturnya,” tambah Osborne.

Meski nekat dilakukan eksplorasi oleh perusahaan minyak, menurut Timur Resources sumur eksplorasi Karau memiliki peluang keberhasilan geologis sebesar 26%.

Pengeboran kala itu dilakukan setelah kampanye seismik 2D yang selesai pada tahun 2019 dilanjutkan oleh sumur kedua dan ketiga yang akan dibor sebagai bagian dari kampanye back-to-back.

Sumur kedua dimulai pada 21 November dan sumur ketiga akan dibor pada minggu pertama pada minggu pertama Februari 2022, jelas Osborne.

Tangkap layar ConocoPhillips Australia

Ladang gas dan minyak Bayu Undan, Timor Leste

Baca Juga: Aurel Hermansyah Sempet Bersitegang dengan Raul Lemos Sebelum Pernikahan, Pertemuan Pertama Istri Atta Halilintar dengan Ayah Tirinya Usai Pulang dari Timor Leste Jadi Sorotan, Begini Penampakannya

Kepada Energy Voice, Osborne menuturkan bahwa bakal berhasil atau gagal di dua sumur pertama, Timor Resources tetap berkomitmen untuk menyelesaikan ketiga sumur tersebut.

Dibalik kerjasama tersebut, TimorGap diwajibkan untuk memberikan kontribusi modal untuk semua bagian lain dari program eksplorasi.

Walaupun belum diketahui akan berhasil atau tidak tapi kerjasama ini disebut bakal menguntungkan Timor Leste.

Baca Juga: Tak Kalah Tajir dari Krisdayanti yang Punya Kekayaan Rp 71 Miliar, Raul Lemos Rupanya Memiliki Kerajaan Bisnis Ini di Timor Leste, Karyawannya Sampai Tak Terhitung

Namun semuanya sangat bergantung pada pendapatan dari minyak dan gas.

Ternyata Timor Leste diketahui pernah mengajukan Australia ke pengadilan beberapa waktu lalu tepatnya pada (20/01) terkait sengketa kesepakatan pembagian hasil minyak dan gas antara kedua negara.

Kala itu, Timor Leste menuntut agar Mahkamah Internasional di Den Haag memaksa Australia menyerahkan dokumen-dokumen pengadilan yang dikatakan dirampas oleh agen-agen pemerintah Australia.

Melansir dari laporan wartawan BBC di Den Haag, Anna Holligan, dokumen-dokumen tersebut dirampas dari tangan seorang pengacara dan mantan mata-mata yang berubah menjadi pembocor rahasia.

Baca Juga: Nyaris Setahun Terjebak Lockdown di Timor Leste, Raul Lemos Akhirnya Pulang ke Indonesia, Krisdayanti Sambut dengan Lakukan Hal Romantis Ini

Ia semula dijadwalkan akan menyampaikan kesaksian dalam kasus lebih besar terkait kasus dugaan penggunaan mata-mata dan penyadapan yang dilakukan Australia selama perundingan pembagian hasil minyak dan gas.

Seorang menteri kabinet Timor Leste, Agio Pereira, mengatakan agen-agen rahasia Australia juga menyita paspor pengacara itu sehingga ia tidak bisa bepergian keluar negeri.

Perundingan tersebut akhirnya menyepakati bahwa Timor Leste dan Australia mendapat jatah sama dari hasil gas dan minyak.

Baca Juga: Kisah Timor Leste yang Merengek Minta Tolong ke Indonesia Tapi Ditolak Mentah-mentah, Ujungnya Dibantu Negara Ini, Xanana Gusmao Tak Jadi Gigit Jari

Timor Leste menuntut agar kesepakatan dibatalkan karena adanya dugaan pelanggaran.

Namun Australia menyatakan tidak melakukan kesalahan apa pun. (*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber intisari-online.com, Serambinews.com