GridHot.ID - Seorang pemuda dipolisikan ibunya karena menjual seluruh perabotan hingga genteng rumah untuk mentraktir pacarnya.
Mengutip Tribunjateng.com, Kepala Unit (Kanit) Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Sektor (Polsek) Pundong Ipda Heru Pracoyo mengatakan, DRS beralasan bila dirinya tega menjual perabotan rumah milik ibunya lantaran ingin berfoya-foya bersama teman perempuannya.
Lebih la mengungkapkan bila DRS pun hanya sekedar menjualnya tanpa memikirkan harga
Sebagai contoh, lemari dan empat kursi panjang dijual seharga Rp 500.000, sedangkan dua daun pintu, meja, dan kursi dijual seharga Rp 700.000.
Padahal, satu pintu saja untuk harga normal bisa dijual Rp 2,5 juta. Sementara total kerugian diperkirakan mencapai Rp 24 juta.
"Harganya tidak sesuai, yang penting dia dapat uang. Uangnya itu digunakan untuk foya-foya bersama teman perempuannya," ujarnya, Selasa, (23/11/2021).
Ibu pelaku yang bernama Paliyem pun tidak mampu menahan amarah melihat tingkah laku anaknya.
Paliyem melaporkan perbuatan DRS tersebut ke Polsek Pundong.
Sementara itu, dilansir dari Tribunwow.com, DRS (24) warga Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) harus mengenakan baju tahanan karena nekat menjual perabotan di rumah ibunya demi sang pacar.
Sambil mengenakan baju tahanan dan terborgol, ia pun masih sempat mengirim pesan untuk sang pacar.
"Jaga kesehatan dan jangan lupa makan," ucapnya saat berada di Mapolsek Pundong, Bantul, Kamis (25/11/2021), dikutip dari Tribun Jogja.
DRS memang menyebut bahwa uang hasil menjual perabotan di rumahnya digunakan untuk dirinya dan pacarnya memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hal itu karena pendapatannya sebagai tukang ojek online, sudah tidak ada lagi karena motornya lebih dulu telah digadaikan.
"Kalau itu (uang hasil jual perabotan rumah) saya buat makan sehari-hari, sama buat cewek saya," katanya.
Pacarnya, merupakan perempuan yang berasal dari Ngawi, Jawa Timur, dan bekerja di Jogja.
Ia mengenalnya saat perempuan itu menjadi penumpangnya untuk diantar ke Terminal Giwangan, Jogja.
"Saya cewek ada satu, rumahnya di Ngawi, Jawa Timur," ujar DRS.
Sejak saat itu, keduanya menjalin hubungan asmara dengan berpacaran.
Selama menjalin pacaran, DRS juga kerap membantu pacarnya untuk memenuhi kebutuhannya dengan alasan cinta.
"Sistemnya memberi ya langsung kasih, kadang berupa makanan, kadang tas dan kadang baju. Saya lakukan ya karena cinta," ujarnya.
Kini, DRS menyesal karena telah menjual semua perabotan rumah ibunya demi menyenangkan sang pacar.
Ia pun mengaku sudah meminta maaf kepada ibunya dan akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di dalam penjara.
"Saya menyesal. Setelah merenung di sel saya menyesal lahir batin, Sudah minta maaf ke ibu saya. Yang jelas karena sudah begini ya berani berbuat harus berani bertanggung jawab," tutupnya.
(*)