GridHot.ID - Timor Leste kini menjadi negara miskin dengan tingkat pengangguran yang cukup tinggi.
Bahkan, Timor Leste yang diakui PBB sebagai negara merdeka pada 20 Mei 2002 itu terjebak di dalam jurang kemiskinan yang sangat dalam.
Padahal, melansir Tribun-timur.com, dulu Timor Leste dikenal sebagai negara kaya dengan cadangan minyak full, namun belakangan tetap jatuh miskin.
Setelah 21 tahun lepas dari Indonesia, nyatanya Timor Leste justru semakin miskin meskipun memiliki minyak dan gas yang melimpah.
Dilansir dari Sosok.id, beberapa waktu lalu, TNI kembali menjadi perbincangan saat mampu menggagalkan penyelundupan yang cukup jadi sorotan.
Tak main-main penyelundupan itu merupakan penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) dari Indonesia ke negara tetangga.
Tujuan penyelundupan tak lain adalah Timor Leste, padahal diketahui bahwa negara yang baru merdeka tahun 2002 tersebut mengaku berlimpah mengenai tambang minyaknya.
Terbongkarnya kasus penyelundupan BBM tersebut pun jadi sorotan karena jumlahnya yang tak sedikit.
Kejadian tersebut terjadi beberapa waktu silam hingga menjadi sorotan banyak pihak.
Mengutip dari kompas.com pada Minggu (23/6/2019), aparat TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RDTL Sektor Timur, Yonif Raider 408/Sbh, menggagalkan penyelundupan ribuan liter Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah perbatasan RI-RDTL.
Mayor Inf Joni Eko Prasetyo, Dansatgas Yonif Raider 408/Sbh mengungkapkan bahwa BBM tersebut diamankan di tiga tempat berbeda.
"Ada 1.445 liter BBM yang berhasil kami amankan, dengan rinciannya 1.410 liter jenis minyak tanah dan 35 liternya adalah solar," kata Joni, kepada Kompas.com pada Minggu (23/6/2019).
Joni menambahkan, cara pelaku melakukan penyelundupan BBM dengan dimasukan ke dalam jeriken berbagai ukuran dan ditimbun oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk kemudian akan diselundupkan ke Timor Leste.
Pertama kali penyelundupan BBM tersebut digagalkan oleh Pos pengamanan di Nunura Kipur 2 di Desa Tohe, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu.
Sedangkan terbongkarnya kasus kedua digagalkan oleh Pos Delomil Kipur 2 di area hutan larangan Dusun Delomil, Desa Lamaksenulu, Kecamatan Lamaknen, Belu.
Dan peristiwa penyelundupan ketiga digagalkan oleh Pos Motaain PLBN Kipur 1 di Pantai Pasir Putih, Desa Kakuluk Mesak, Kecamatan Tasifeto Timur, Belu.
Terbongkarnya kasus penyelundupan BBM ini bermula dari laporan maupun pengaduan masyarakat melalui salah satu pos yang terdekat yaitu Nunura, Delomil dan Motaain PLBN.
"Awalnya anggota pos menerima informasi tentang adanya oknum masyarakat yang akan melakukan kegiatan ilegal penyelundupan BBM ke Timor Leste, melalui jalan tikus dan pantai yang ada di perbatasan, sehingga anggota bergerak cepat mengagalkan penyelundupan BBM itu," ungkap Joni.
Joni mengatakan, penggagalan penyelundupan tersebut dikarenakan adanya kedekatan dan kepercayaan masyarakat kepada Satgas.
Hal itu menjadi kunci untuk bersama-sama mencegah berbagai tindakan yang merugikan dan membahayakan masyarakat setempat maupun negara.
Diketahui penyelundupan 1.410 liter BBM jenis minyak tanah dan solar ini merupakan akumulasi yang berhasil digagalkan oleh Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif Raider 408/Sbh.
Selain itu kejadian tersebut hanya terjadi selama satu Minggu belakangan itu.
"Barang bukti yang berhasil kami amankan ini masih berada di Mako Satgas, sampai menunggu petunjuk selanjutnya dari pimpinan," ujar dia.
Menurut Joni, kehadiran Satgas Yonif Raider 408/Sbh di perbatasan RI-RDTL merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya berbagai kegiatan ilegal di wilayah tersebut.
Termasuk tindak kejahatan yang bersifat lintas negara yang sangat berpotensi merugikan masyarakat setempat maupun negara.
"Kami berkomitmen akan terus membantu masyarakat dan pemerintah serta berbagai instansi terkait lainnya dari berbagai upaya kejahatan atau kegiatan ilegal lainnya yang melalui lintas batas negara.
Kami juga senantiasa bersama-sama dengan masyarakat, karena sesungguhnya tugas pengamanan di wilayah perbatasan ini dapat berjalan dengan baik, jika melibatkan masyarakat maupun berbagai instansi terkait lainnya," ujar dia.
(*)