Find Us On Social Media :

Tak Kehabisan Akal, Timor Leste Sadar Diri Ladang Minyaknya Sudah Seret dan Kering Kerontang 2 Tahun Lagi, Bekas Tambangnya Malah Berencana Disuntik Gas Mematikan Ini Demi Raup Cuan

Warga Timor Leste

Proyek Barossa senilai USD 3,6 miliar, di mana gas memiliki kandungan CO2 sangat banyak dibandingkan proyek lain di daerah tersebut.

"Kami sedang mendiskusikan model komersial untuk proyek CCS. Namun pemerintah Timor Leste melihat ini sebagai kesempatan bagus yang tidak boleh dilewatkan," ujar Florentino Soares Ferreira, presiden dari Otoritas Nasional Mineral dan Minyak Bumi Timor Leste.

Timor Leste melihat penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) Bayu Undan, proyek yang pertama di negara mereka, penting untuk potensi proyek migas lain yang ingin dikembangkan perusahaan internasional.

Mengembangkan ladang migas terhubung dengan penangkapan karbon menawarkan potensi membuat negara itu menjadi karbon netral, di tengah upaya global mengurangi emisi karbon.

"Dengan CCS, kami mengharapkan cara mengembangkan model komersial dari ekonomi karbon yang relatif menarik untuk bisa membuka sumber daya yang kami punya di ladang migas," ujar Ferreira kepada Reuters.

Ia berbicara dari Dubai, di mana ia mempromosikan 18 blok migas, dengan pemandangan menghubungkan mereka ke Bayu Undan CCS, sehingga proyek itu bisa menjadi karbon netral.

Penawaran jatuh tempo pada Maret 2022.

Baca Juga: Memanas, Ayah Vanessa Angel Tolak Ajakan Damai dari Keluarga Bibi Ardiansyah, Doddy Sudrajat: Kalau Mau Selesaikan di Pengadilan

Proyek CCS Bayu Undan diperkirakan menghabiskan lebih dari USD 1 miliar, ujar Ferreira.

Santos menolak berkomentar, tapi Kepala Eksekutif Kevin Gallagher mengatakan dalam pidato terbaru:

"Kami tahu kami punya beberapa sumber tepi pantai terbaik di wilayah untuk injeksi gas."

Jadwal ketat

Barossa dijadwalkan mulai memproduksi gas pada 2025, dan Santos telah mengatakan mereka memperkirakan Bayu Undan CCS untuk siap ketika ladang dimulai.

Diperkirakan waduk Bayu Undan akan bisa menyimpan 10 juta ton CO2 pertahunnya.

"Waktu adalah elemen penting dalam proyek ini, dan kami berkomitmen untuk mengalokasikan sumber daya kami untuk menyelesaikan tantangan ini," ujar Ferreira.

Baca Juga: Waspada Corona Varian Omicron, Guru Besar UGM Ungkap Mutasi Ini Bisa Serang Saluran Pencernaan, Berikut Penjelasannya