Kemampuannya Pecundangi Musuh Bak Si Pitung dari Betawi, Keberadaan Pimpinan Timor Leste Ini Terendus Kopassus Usai 17 Tahun Dikejar Indonesia, Jiper Tempat Persembunyiannya Diobrak-abrik Tim Pemburu

Minggu, 05 Desember 2021 | 20:13
Commando/Museum Kopassus dan Puspen TNI

Xanana

GridHot.ID - Masih ingat dengan Xanana Gusmao?

Melansir Tribun-timur.com, Xanana Gusmao adalah sosok pejuang yang memerdekakan Timor Leste.

Selain sebagai pejuang, Xanana Gusmao juga adalah Presiden Pertama Timor Leste. Kini nasibnya berubah drastis.

Baca Juga: Jadi Saksi Hidup 'Battle of Timor', Pria 90 Tahun Ini Ceritakan Perjuangannya Bertahan Hidup Saat Jepang Berondong Kapal Australia, 8 Hari Mengapung di Lautan

Timor Leste adalah negara yang pisah dari Indonesia tahun 1998 lalu.

Namun, siapa sangka jika mantan orang nomor satu di Negeri Lorosae itu sempat menjadi buruan Kopassus?

Dilansir dari Sosok.id, diketahui jika Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memiliki tugas dengan tingkat kesulitan tinggi.

Baca Juga: Negaranya Terus Digerus Australia, Timor Leste Cuma Bisa Pasrah Bagi Hasil Minyaknya dengan Negeri Kanguru, Segini Total Kerugian Bumi Lorosae

Kopassus kerap diterjunkan di medan-medan sulit dalam berbagai konflik.

Salah satu misi yang dilakukan Kopassus yakni ketika diterjunkan pada konflik Timor Timur.

Saat itu, Korps Baret Merah ditugaskan untuk memburu pimpinan Timor Timur, yang kini disebut sebagai Timor Leste, Xanana Gusmao.

Xanana sendiri sudah menjadi buruan Indonesia sejak 17 tahun lamanya.

Mengutip Majalah Commando edisi 04/X/2014, pada 31 Desember 1978, presiden dari partai garis keras penentang intergrasi Timor Timur ke Indonesia, Fretilin, Nicolau Lobato mati disambar timah panas TNI.

Baca Juga: Keputusannya Sempat Dikritik PBB, BJ Habibie Keukeuh Referendumkan Timor Leste karena 2 Alasan Ini: Saya Tak Mau Ambil Risiko

Ketika itu, tersisa Xanana Gusmao sebagai pemimpin Timor Timur.

Kolase/Timor Lests Flag/Pos Kupang
Kolase/Timor Lests Flag/Pos Kupang

Xanana Gusmao. (ilustrasi) Pasukan Khusus Indonesia Memburunya Mati-matian, Ini Cerita Penangkapan Xanana Gusmao yang Hampir Gagal

Rakyat Timor Timur sendiri meyakini kemampuan Xanana Gusmao mampu pecundangi musuh, bak Pitung Betawi yang tak mudah dirobohkan.

Tapi TNI lebih hebat dari Xanana.

Baca Juga: 3 Cara Pamungkas Ini Jadi Jurus Jitu TNI untuk Raih Kepercayaan Masyarakat Perbatasan Indonesia Timor Leste, 267 Senjata Sampai Ribuan Bahan Peledak Diserahkan Sukarela Tanpa Perlu Senggolan Panas

Ketika serangan kelompok bersenjata di Mercado Baucau pada 5 Oktober 1992 terjadi, seorang prajurit dari Yonif 315 gugur.

Senjata dari prajurit itu kemudian dirampas oleh musuh.

Serangan kelompok itu sendiri terjadi ketika pembangunan dalam rangka HUT TNI sedang berlangsung.

Dirampasnya senjata salah satu prajurit memberikan sinyal tanda bahaya terhadap Indonesia.

Satuan Tugas Pasukan Khusus (Satgaspassus-X) Kopassus merespon cepat sontak merespon cepat.

Baca Juga: Rekamannya Jadi Pembongkar Noda Kelam Militer Indonesia di Masa Lalu, Wartawan Ini Dapat Penghargaan Tertinggi Sampai Dipuja-puja di Timor Leste, Ini Sosoknya yang Baru Saja Hembuskan Napas Terakhirnya

Dibawah pimpinan Letkol Inf Mahidin Simbolon, Satgaspassus-X mulai bergerak dengan kekuatan 8 perwira, 12 bintara dan dua tamtama.

Mereka melakukan operasi, dan berhasil menangkap seorang jaringan klandesten Baucau-Dili-Manatuto yang ambil bagian dalam penyerangan 5 0ktober 1992, yakni bernama Antonio Anacleto Sera.

Bermula dari penangkapan itu, pemburu Kopassus mendapat informasi mengenai adanya jaringan antara seorang mahasiswa Universitas Timor Timor bernama Fernando dan pengusaha Tionghoa Akuilong dengan Xanana Gusmao.

Baca Juga: Kemerdekaan Timor Leste Bak Dibayar dengan Darah, 2600 Nyawa Melayang Usai Pemungutan Suara Tahun 1999, Sosok Ini Bantai Siapapun yang Melarikan Diri

Menanggapi info tersebut, Letkol Simbolon bergegas membentuk operasi penyelidikan untuk memburu target.

Mereka mulai mencari keberadaan Xanana Gusmao dan menciduk satu per satu orang yang dicurigai sebagai Xanana.

Sulit bagi pemburu Kopassus untuk mengorek informasi lebih jauh mengenai keberadaan Xanana.

Tapi pada akhirnya, musuh membuka mulut.

Hasil interogasi kemudian membawa tim menemui orang kepercayaan Xanana yakni Paulo Alves yang berperan sebagai Pembuka Jalan saat mengawal pemimpin Fretilin.

Baca Juga: Lepeh Kariernya di Indonesia, Artis Seksi Ini Putuskan Hijrah ke Luar Negeri Bareng Pria Anak Gubernur Timor Leste, Begini Hidupnya Sekarang yang Selalu Jadi Sorotan

Perburuan masih belum beruntung, tim menemui kendala karena Paulo lolos saat hendak digrebek pada 12 November 2021.

Commando/Museum Kopassus
Commando/Museum Kopassus

Rumah persembunyian Xanana

Nyaris frustasi tak kunjung mengetahui keberadaan target, tim pemburu segera mendapat titik terang.

Tim melakukan penelusuran secara estafeta pada peristiwa Bunaria Komplek-Same 1990.

Baca Juga: Bak Buang Jauh Bahasa Indonesia, Timor Leste Putuskan Gunakan Bahasa Ini Sebagai Bahasa Nasional, Ternyata Begini Sejarahnya

Beruntung, seorang estafeta Xanana yakni Yose Tilman alias Akasio membantu tim mengendus persembunyian Xanana.

Usut punya usut, Xanana berada dalam lubang bawah tanah milik seorang anggota polisi Koptu Augusto Pereira di Desa Lahane Barat, Dili.

Letkol Simbolong dengan kilat memerintahkan tim pemburu menuju lokasi diduga tempat Xanana bersembunyi.

Jika tidak bergerak cepat, tim bisa dengan mudah kehilangan Xanana yang berpotensi pindah lokasi.

Maka pada pagi-pagi buta pukul 05.00 WIT tanggal 20 November 1992, tim pemburu dengan dua jip Toyota Hardtop dan sebuah Toyota Kijang melesat menuju sasaran.

Baca Juga: Nekat Lepas dari Indonesia hingga Sesumbar Punyai Ladang Minyak Melimpah, Timor Leste Kepergok Selundupkan BBM dari Tanah Air, Ini Barang Bukti yang Berhasil Disita TNI

Mendekati target, tim melihat dua anggota polisi juga bergerak menuju Dili, belakangan diketahui satu dari polisi itu adalah Koptu Augusto Pereira.

Commando/Museum Kopassus
Commando/Museum Kopassus

Xanana Gusmao saat dibekuk tim Pemburu Kopassus

Tim penyergap segera menyebar mengepung rumah persembunyian Xanana.

Pukul 06.00 WIT tim mulai masuk ke rumah, mengejutkan seisi penghuni.

Baca Juga: Tak Kehabisan Akal, Timor Leste Sadar Diri Ladang Minyaknya Sudah Seret dan Kering Kerontang 2 Tahun Lagi, Bekas Tambangnya Malah Berencana Disuntik Gas Mematikan Ini Demi Raup Cuan

Penghuni sontak diamankan. Dengan amat senyap, personil Kopassus itu stelling siaga menghadapi kemungkinan terburuk.

Saat memasuki bilik, tim tak menemukan Xanana Gusmao.

Tapi justru dengan begitu, tim yakin Xanana masih berada di lubang bawah tanah.

Tumpukan pakaian di bawah lemari sontak diobok-obok oleh personil Kopassus.

Mereka mendapati adanya papan penutup lubang.

Baca Juga: Ladang Uangnya Sudah Dikeruk Habis, Timor Leste Harus Rela Pegang Gelar Baru Sebagai Salah Satu Negara Paling Bahaya di Dunia dalam Masalah Ini, Banyak Nyawa Sudah Melayang

Dengan sergap, tim menodongkan senapan SS1 ke dalam lubang yang diisi sosok manusia bertelanjang dada.

"Xanana jangan bergerak!," teriak anggota tim.

Muncullah Xanana Gusmao dengan hanya mengenakan celana pendek dengan wajah ketakutan.

Tim memborgol pria itu dan mengecek ciri-ciri yang menunjukkan bahwa dia benar Xanana.

Baca Juga: Baru Mulai Bangkit dari Keterpurukan Selama 2 Dekade, Timor Leste Sudah Kembali Dapat Ancaman Buruk yang Mengintai Ibu Kota Dili, Berikut Prediksi Situasinya

Ditemukan Tato Kepalan Tangan di lengan kiri, menjadi bukti sasaran tim tidak keliru.

Atas keberhasilan penyergapan buron selama 17 tahun itu, tim sontak mendapatkan apresiasi dari Presiden Soeharto, yang memimpin di masa kependudukan Indonesia atas Timor Leste. (*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Tribun-timur.com, Sosok.id