Find Us On Social Media :

20 Tahun Coba Kuasai Tanah Afganistan, Tentara Amerika Akhirnya Memilih Angkat Kaki Usai Taliban Merajalela, Ternyata Ini Alasannya

Taliban melakukan parade militer menggunakan kendaraan tempur rampasan dari AS dan helikopter buatan Rusia, Minggu (14/11/2021).

Gridhot.ID - Taliban kini telah menguasai Afganistan secara keseluruhan.

Bahkan, Taliban terhitung sangat mudah saat merebut Afganistan dari Amerika Serikat.

Dilansir dari Kontan.co.id, Taliban hanya butuh waktu 10 hari sejak merebut ibu kota provinsi pertama sampai menduduki Kabul pada Minggu (15/8/2021).

Jumlah tentara Amerika di Afghanistan berbeda-beda dari tahun ke tahun, menyesuaikan penambahan dan penarikan.

Baca Juga: Ingat Pemeran Wiro Sableng 212? Kehidupannya Hancur Diduga Kerana Narkoba dan Wanita, Ken Ken Kini Bangkit Lagi, Lihat Potretnya saat Pamer Kekayaan

Angka tertinggi adalah 110.000 pasukan pada 2011.

Ada juga tentara asing lainnya di Afghanistan, yaitu sekitar 7.000 personel yang sebagian besar dari NATO.

Alhasil, ketiadaan militer AS serta pasukan asing lainnya jelas membuat tentara Afghanistan yang sudah lemah semakin tak berdaya menghadapi Taliban.

Beberapa di antaranya bahkan menyerah tanpa syarat, meninggalkan pos begitu saja untuk lari menyelamatkan diri.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Shandy Purnamasari Bagikan Kabar Duka Selebgram Laura Anna Meninggal Dunia

Melihat besarnya efek penarikan ini, lantas kenapa Amerika meninggalkan Afghanisntan?

Ceritanya bisa kita tengok ketika AS dan Taliban membahas pembicaraan damai pada Februari 2020.

Kala itu AS dan Taliban mencapai kesepakatan berjudul "Perjanjian untuk Membawa Perdamaian ke Afghanistan".

Dalam perjanjian dinyatakan, AS akan menarik pasukan dari Afghanistan dan Taliban bakal mendapatkan kendali lagi, serta melarang Al Qaeda beroperasi di bawah daerah kekuasaan Taliban.

Baca Juga: Tentara Amerika Dipermalukan Secara Tak Langsung, Taliban Pamerkan Lusinan Senjata Rampasan AS dan Rusia, Unjuk Kekuatan Dilakukan di Jalanan Kabul

Kemudian, tanggal 14 April 2021, Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa semua pasukan AS akan ditarik pada 31 Agustus 2021 sebelum peringatan 20 tahun tragedi 9/11.

Melansir inews.co.uk, presiden ke-46 AS itu juga mengatakan, sudah waktunya bagi Afghanistan untuk memutuskan masa depan sendiri dan bagaimana menjalankan negaranya.

Lalu dikutip dari Washington Post, keputusan Biden dilandasi tinjauan administratif terhadap opsi-opsi AS di Afghanistan.

Baca Juga: Masih Ingat Sosok Hansip di Film Warkop DKI? Lama Tak Ada Kabar, Diding Boneng Terjepret Kamera Sedang Naik KRL, Tampilannya Lusuh Bikin Iba

Sebab, pembicaraan damai antara Taliban dan Afghanistan tak kunjung menunjukkan tanda-tanda kemajuan, dan kelompok milisi itu masih eksis meski AS melakukan invasi 20 tahun untuk membangun pemerintahan demokrasi yang stabil.

“Ini bukan berdasarkan kondisi. Presiden menilai pendekatan berbasis kondisi... adalah tinggal di Afghanistan selamanya," ujar salah satu orang dalam di rapat tertutup, yang seperti anggota lainnya berbicara dengan syarat anonim.

"Dia mencapai kesimpulan bahwa Amerika Serikat akan menyelesaikan penarikannya, dan bakal menarik pasukannya dari Afghanistan sebelum 11 September.”

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Teddy Pardiyana Mengaku Rela Jika Bintang Diadopsi Sosok Ini, Suami Lina Ungkap Syaratnya

Mahalnya biaya perang Amerika vs Taliban

Invasi Amerika ke Afghanistan menelan biaya yang sangat tinggi.

Inews menyebut dananya sampai triliunan dollar AS.

Kemudian dikutip dari BBC, pada 2010-2012 ketika tentara Amerika di Afghanistan berjumlah 100.000 lebih, biaya perang meningkat jadi hampir 100 miliar dollar AS (kini Rp 1,43 kuadriliun) per tahun, menurut angka pemerintah AS.

Ketika militer AS mengalihkan fokusnya dari operasi ofensif dan lebih berkonsentrasi pada pelatihan pasukan Afghanistan, biaya turun tajam.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 15 Desember 2021, Teror Iqbal Makin Tak Terkendali, Aldebaran Khawatirkan Acara Tujuh Bulan Kehamilan Andin

Pada 2018 pengeluaran tahunan sekitar 45 miliar dollar AS (kini Rp 647 triliun), seorang pejabat senior Pentagon mengatakan kepada Kongres AS tahun itu.

Menurut Kementerian Pertahanan AS, total pengeluaran militer di Afghanistan dari Oktober 2001 hingga September 2019 mencapai 778 miliar dollar AS (Rp 11,18 kuadriliun).

Selain itu, Kementerian Luar negeri AS bersama Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan lembaga pemerintah lainnya, menghabiskan 44 miliar dollar AS (Rp 632,5 triliun) untuk proyek-proyek rekonstruksi.

Itu membuat total biaya berdasarkan data resmi menjadi 822 miliar dollar AS (Rp 11,8 kuadriliun) selama 2001-2019.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT Pos Indonesia untuk Lulusan SMA/SMK, Simak Persyaratan Lengkap Berikut

Namun, itu tidak termasuk pengeluaran apa pun di Pakistan, yang digunakan AS sebagai basis untuk operasi terkait Afghanistan.

Menurut studi Brown University pada 2019, yang melihat pengeluaran perang di Afghanistan dan Pakistan, Amerika telah menghabiskan sekitar 978 miliar dollar (Rp 14 kuadriliun).

Perkiraan mereka juga termasuk uang yang dialokasikan untuk tahun fiskal 2020.

Studi ini mencatat, sulit menilai biaya keseluruhan karena metode akuntansi bervariasi antara departemen pemerintah, dan berubah dari waktu ke waktu yang mengarah ke perbedaan total perkiraan.

Meskipun menarik hampir semua pasukan mereka, AS dan NATO telah menjanjikan total 4 miliar dollar AS (Rp 57,5 triliun) per tahun hingga 2024 untuk mendanai pasukan Afghanistan.(*)

Baca Juga: Tak Pajang Foto Bibi Ardiansyah di Acara Pengajian 40 Harian yang Diadakan Keluarga Vanessa Angel, Milano Lubis Beberkan Alasannya