Gridhot.ID - Masyarakat Tanah Air tentu sudah tidak asing dengan sosok Rina Nose.
Wanita asal Bandung ini dikenal sebagai komedian, artis, penyanyi sekaligus pembawa acara.
Pada akhir 2017, Rina Nose sempat menghebohkan publik karena keputusannya melepas hijab.
Diketahui, kurang lebih setahun Rina mengenakan hijab sebelum memutuskan untuk melepasnya.
Isu pindah agama juga sempat muncul ketika Rina menikahi Josscy Vallazza Aartsen pada 2019.
Namun, nyatanya pernikahan Rina dan Josscy berlangsung secara Islami.
Hal itu terungkap dalam tayangan Selebrita Siang di Trans 7 pada Rabu (23/10/2019) lalu.
Kini rumah tangga Rina dengan pria blasteran Indonesia-Belanda itu nampak harmonis.
Terlepas dari itu, Rina membuat pengakuan yang cukup mengejutkan terkait kondisinya.
Mengutip Tribun Seleb, Rina bertahun-tahun mengidap gangguan mental yakni Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
Gangguan OCD ini membuat Rina harus memastikan sesuatu secara berulang-ulang.
Bila tidak dilakukan, Rina akan diliputi kecemasan.
Rina bahkan selalu cemas jika melihat sesuatu yang tidak bersih dan rapi di sekitarnya.
"Sebenarnya ada salah satu gangguan obsessive compulsive disorder (OCD), jadi gangguan kecemasan," kata Rina dalam video di YouTube Cumicumi, Kamis (13/1/2022).
"Kalau ngelihat sesuatu yang nggak sesuai, itu muncul kecemasan."
"Misalnya ada yang kotor, kalau nggak kelihatan aku nggak masalah, tapi kalau kelihatan itu keganggu rasanya."
"Terus melakukan sesuatu berulang-ulang, ini benar-benar udah sesuai atau belum, terus aja diulang-ulang," paparnya.
Bentuk OCD yang kerap dilakukan Rina adalah soal kerapian dalam segala hal, termasuk menata barang-barang di rumahnya.
Tak cuma itu, Rina juga cemas melihat wastafel yang terdapat tetesan air.
"Salah satu bentuk OCD-nya aku ke hal-hal kayak gitu di rumah, jadi semuanya harus tertata lurus, semuanya harus sama," jelas Rina.
"Misalnya ada tetesan air di wastafel, kalau ke bawah tuh nggak boleh satu tetespun, harus kering kamar mandi," sambungnya.
Artis 37 tahun ini menduga mengidap gangguan mental karena faktor genetik dari orang tuanya.
"Kebetulan aku, ibuku, saudara kembarku juga sama kayak gitu, cuman OCD-nya beda-beda," terangnya.
Tak mau merasakan gangguan mental terus menerus, Rina berkonsutasi ke psikolog.
Hingga akhirnya Rina mendapatkan solusi atas gangguan OCD tersebut dengan membaca.
"Kalau aku masih bisa dialihkannya karena ada kesibukan lain," ujar Rina.
"Pernah konsultasi juga sama salah satu psikolog, itu memang nggak bisa dihilangkan tapi bisa dialihkan."
"Makanya pengalihan aku tuh menyibukkan diri dengan hal-hal yang lain, entah baca, sibuk dengan kegiatan-kegiatan," tandasnya.
(*)