Bikin Geger Saat Namanya Muncul di Kasus Hambalang, Jenderal Sutarman Enteng Tolak Tawaran Emas Jokowi, Begini Kisah Pengakuannya

Rabu, 02 Februari 2022 | 20:13
(Kompas.com/SABRINA ASRIL)

Mantan Kapolri Jenderal Sutarman

Gridhot.ID - Kasus Hambalang memang sempat bikin geger satu Indonesia beberapa tahun lalu.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com kasus korupsi pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat, memang hingga kini masih menjadi misteri.

Selain nama-nama besar para petinggi negara yang sempat tercatut di proyek tersebut, ada juga nama Jenderal Sutarman.

Dikutip Gridhot dari Surya, sebelum diberhentikan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) dari jabatan Kapolri, Jenderal Sutarman sempat menghebohkan publik.

Hal ini lantaran nama Jenderal Sutarman mendadak muncul dalam berita acara pemeriksaan (BAP) saksi kasus Hambalang, Sylviana Sholeha alias Bu Pur.

Sekadar mengingatkan, kasus Hambalang merupakan kasus korupsi pembangunan peningkatan sarana dan prasarana olahraga di Hambalang Tahun Anggaran 2010-2012 atas tersangka Deddy Kusdinar dengan saksi Sylviana.

Saat kasus tersebut heboh di tahun 2013, beredar di kalangan wartawan sebuah dokumen menyerupai BAP saksi kasus Hambalang.

Dalam BAP tersebut, Jenderal Sutarman disebut dimintai bantuan untuk mengamankan proyek Hambalang dari ancaman beberapa LSM dan pendemo.

Tak lama kemudian, Kapolri Jenderal Sutarman pun akhirnya angkat bicara.

Baca Juga: Lebih Irit Ketimbang Biaya ke Dokter, 8 Makanan Sederhana Ini Ampuh Turunkan Kolesterol Jahat, Mulai dari Terong Hingga Kacang

Ia menyatakan tidak mengenal sejumlah pihak yang disebutkan oleh Sylvana dalam dokumen tersebut.

"Wah kalau urusan Hambalang nggak ada kaitannya mas.

Orang-orang itu saya enggak kenal," kata Sutarman melalui pesan singkat yang diterima Kompas.com, Jumat (6/12/2013) malam.

ERLY BAHTIAR/BOLA/JUARA.NET

Mega proyek komplek olahraga terpadu di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Disebut Terkait Hambalang, Ini Kata Kapolri'.

Kendati demikian, Sutarman mengakui bahwa ia mengenal sosok Sylvana. Hanya saja, ia menegaskan bahwa dirinya tak ada kaitannya dengan proyek Hambalang.

"Bu Pur saya kenal. Tapi kalau urusan Hambalang enggak ngerti sama sekali," tegasnya.

Sementara itu, KPK menyatakan tak akan serta-merta akan memeriksa Sutarman lantaran namanya disebut-sebut dalam kesaksian seseorang.

Diberhentikan Jokowi dan Tolak 2 Jabatan

Diketahui, Presiden Jokowi memberhentikan secara hormat Jenderal Sutarman dari jabatannya sebagai Kapolri berdasarkan keputusan Presiden yang diumumkan di Istana Merdeka pada Jumat (16/1/2015).

Baca Juga: Diam-diam Playboynya Saingi Raffi Ahmad, Irwansyah Ternyata Pernah Rebutan Sosok Janda Ini dengan Sang Sahabat, Nyaris Ketikung Saat PDKT

Jenderal Sutarman diberhentikan setelah 2 tahun menjabat Kapolri semenjak tahun 2013.

Jenderal Sutarman resmi menyerahkan tampuk kepemimpinan Polri kepada Komjen Badrodin Haiti pada Rabu (21/1/2015).

Setelah Jenderal Sutarman resmi diberhentikan, ayahnya, Pawiro Miharjo, datang berkunjung untuk memberikan dukungan moral.

Berikut pengakuan Pawiro melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Jenderal Polisi Sutarman Pernah Curhat kepada Ayahnya Setelah Diberhentikan Jokowi'.

1. Beri dukungan moral

"Kinten-kinten setengah wulan kepungkur, kula dhateng Jakarta. Ten mrika, kula ngleremaken anak kula

(Sekitar setengah bulan yang lalu, saya ke Jakarta. Tujuannya ialah untuk menentramkan hati dan mendukung anak saya)," ungkapnya.

2. Pertemuan berlangsung singkat

Hanya sebentar saja Pawiro tinggal di kediaman sang Jenderal. Pertemuannya dengan Sutarman pun berlangsung singkat.

Baca Juga: Ikut Kajian Umi Pipik, Reza Artamevia Tampil Syar'i Hingga Merdu Lantunkan Sholawat, Istri Mendiang Uje Lempar Pujian: Nggak Sombong Pisan

"Kula ten Jakarta namung sekedhap, niku mawon mboten kepanggih anak kula dangu. Sonten kula nyipeng, enjinge nembe kepanggih piyambake, niku nggih namung ngomong-ngomong sekedhik.

(Di Jakarta hanya sebentar saja. Itu saja tidak bertemu dengan saya lama, hanya sebentar. Sore hari, saya sampai dan menginap. Baru keesokan harinya, saya bertemu dia dalam sebuah sarapan)," kenangnya.

3. Ungkap alasan tolak 2 jabatan

Dalam pembicaraan itu, Pawiro sempat bertanya tentang kelanjutan karier Sutarman.

"Tarman matur piyambake ditawari dados menteri utawa dubes. Nanging ditolak sedaya. Piyambake pengin bebas merdika.

(Sutarman bilang bahwa ia ditawari menteri ataupun dubes. Tetapi, keduanya ditolak. Ia bilang ingin menjadi orang yang bebas merdeka)," ucapnya.

4. Beri nasihat

Pawiro juga tidak menentang keputusan jenderal bintang empat tersebut untuk leren (beristirahat).

Ia juga menasihati Sutarman agar sabar dan merelakan saja apa yang sudah terjadi.

Baca Juga: 1 Tahun Jadi Janda, Mama Lita Masterchef yang Dulu Terkenal Berkat Aksi Centilnya ke Chef Juna Bakal Nikah Lagi, Ini Sosok Calon Suami

"La kowe sing sabar, trimak-trimakno, rasamu ya mesthi rak penak. Aku ngerti.

Mengko mundhak awakmu malah dadi ora kepenak. Nek meh leren-lerena, ya kowe dadiya wong merdika

(Yang sabar, terima saja keputusannya. Perasaanmu pasti tidak enak. Aku tahu. Namun, jika tidak kau relakan, akan merusak badanmu saja. Kalau kau ingin berhenti, silakan saja. Jadilah orang yang merdeka)," tuturnya.

Bodata Jenderal Sutarman

Menurut profil dan biodata Jenderal Sutarman di Tribunnews Wiki, purnawirawan Polri itu pernah mengemban amanah sebagai Kapolri tahun 2013-2015 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Perjuangan Jenderal Sutarman berawal dari Akademi Kepolisian setelah ia lulus dari STM.

Sutarman lulus dari Akademi Kepolisian dengan predikat lulusan terbaik pada 1981.

Karier Sutarman sebagai polisi dimulai pada 1982.

Berikut rangkuman perjalan karier nya dilansir dari Tribunnews Wiki dalam artikel 'Jenderal Polisi (Purn.) Drs H Sutarman, S I K'

Baca Juga: Bak Petir Menyambar, Roy Kiyoshi Kaget Bukan Main Saat Didiagnosa Penyakit Serius Ini, Paranormal Kondang Ini Sampai Harus Istirahat dari Pekerjaannya

1. Karier di kepolisian

Saat menginjak 25 tahun, Sutarman menjadi Kepala Staf Lalu Lintas Kepolisian Restor Bandung.

Setelah itu Sutarman diangkat menjadi Kepala Kepolisian Sektor Dayeuh, Bandung.

Pada 2000, Sutarman menjabat sebagai Ajudan Presiden Abdurrahman Wahid.

Karier Sutarman di kepolisian semakin melejit.

Dalam waktu lima tahun, Sutarman menjabat sebagai Kapolda Kepulauan Riau, Kapolda Jawa Barat, hingga Koplda Metro Jaya.

Setelah menjadi Kapolda Metro Jaya, Sutarman ditarik ke Mabes Polri dan dilantik menjadi Kabareskrim.

Saat masih menjabat sebagai Kabareskrim, pernah terjadi insiden polisi mengepung Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) saat terjadi kasus petinggi Mabes Polri yang ditangani KPK.

Sutarman diangkat sebagai Kapolri pada 2013 menggantikan Jenderal Timur Pradopo.

Komisaris Jenderal Sutarman resmi menggantikan Jenderal (Pol) Timur Pradopo setelah dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, pada 25 Oktober 2013.

Sutarman merupakan calon tunggal yang diusulkan Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Berikut jabatan-jabatan yang pernah diemban Sutarman:

- Kepala Staf Lantas Polres Bandung Polda Jabar (1982)- Kapolsek Dayeuh Polres Bandung Polda Jabar (1982)- Kasat Lantas Polres Sumedang Polda Jabar (1983)- Danki Tar Akpol (1986)- Kasubbag Renset Dit Pers Polda Metro Jaya (1988)- Kapolsek Metro Kebon Jeruk Restro Jakbar (1989)- Kapolsek Metro Penjaringan Restro Jakut (1991)- Paban Muda III / Binkar Spers ABRI (1993)- Kabag Bintibmas Dit Binmas Polda Metro Jaya (1995)- Kapusdalaops Polwil Timor Timur Polda Nusra (1996)- Kapolres Lombok Timur Polda NTB (1996)- Kabag Top / DSP Subdit Diaga Dit Minpers POLRI (1997)- Kabag Diawan / Gassus Subdit Dalkar Minpers POLRI (1997)- Kabag Dalkar Dit Pers Polda Metro Jaya (1997)- Kapolres Bekasi, Polda Metro Jaya (1999)- Ajudan Presiden RI (2000-2001)- Kapoltabes Palembang Polda Sumsel (2001-2003)- Dirreskrim Polda Jatim (2003-2004)- Kapolwiltabes Surabaya Polda Jatim (2004-2005)- Kapolda Kepri (2005-2008)- Kaselapa Lemdiklat Polri (2008-2010)- Kapolda Jawa Barat (2010)- Kapolda Metro Jaya (2010-2011)- Kabareskrim Polri (2011-2013)- Kapolri (2013-2015)

2. Diberhentikan secara hormat

Sutarman menjabat sebagai Kapolri dari 25 Oktober 2013 sampai 16 Januari 2015 setelah diberhentikan secara hormat oleh Presiden Jokowi.

Pemberhentian Sutarman dan pengangkatan Komjen Boedi Gunawan sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi menuai banyak protes dari masyarakat.

Presiden Jokowi kemudian menunjuk Wakapolri Badrodin Haiti menjadi petugas pelaksana Kapolri.

3. Tolak Tawaran Jokowi

Pernah diberitakan Kompas.com, setelah tidak lagi menjabat sebagai Kapolri, Sutarman ingin mendedikasikan hidupnya untuk membantu rakyat.

Ia menolak tawaran Jokowi untuk menjadikannya sebagai duta besar atau komisaris badan usaha milik negara.

"Saya terima kasih sudah ditawarkan itu. Saya bekerja di pemerintahan hampir 34 tahun."

"Sisa hidup saya akan saya gunakan untuk membantu rakyat yang masih membutuhkan," ujar Sutarman di Kompleks Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/1/2015) siang.

Sutarman menegaskan tidak akan terjun lagi ke pemerintahan atau dunia politik.

Ia ingin pulang kampung ke Sukoharjo, Jawa Tengah.

Dia tak berkantor lagi di Mabes Polri sampai masuk masa pensiun pada Oktober 2015.

Selain bergerak di bidang sosial, Sutarman pun akan melanjutkan kerja ayahnya, yakni bertani.

"Dengan bertani, saya ikut membantu program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan."

"Saya akan habiskan sisa hidup saya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan, butuh sentuhan lembut tangan-tangan kita."

"Saya akan gunakan tangan saya untuk itu," ujar dia.

Baca Juga: Dituding Tak Bayar Tagihan Pinjaman Online hingga Rumah Orangtuanya Tiba-tiba Diteror, Begini Cara Dokter Tirta Tantang Debt Collector Pinjol

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Surya