Find Us On Social Media :

Tahanan Lapas Tangerang Bayar Rp 5000 Per Minggu untuk Nikmati Tidur di Aula, 'Fasilitas' Kamar Harganya Jauh Lebih Mahal

Kondisi lapas Tangerang usai kebakaran

 

Gridhot.ID - Kasus kebakaran di Lapas Tangerang kini akhirnya mulai menempuh jalur persidangan.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, kebakaran yang terjadi pada Rabu, 8 September 2021 tersebut telah menewaskan 41 napi dan 7 tahanan lainnya tewas saat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Kasus ini disoroti oleh Komnas HAM hingga membuat para petugas disidang akibat dugaan kelalaian.

Di babak awal pengadilan kasus tersebut, justru ada penemuan mengejutkan terkait kondisi lapas.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, seorang narapidana mengaku dimintai duit sebesar Rp 5.000 per minggu untuk bisa tidur di aula Blok C2 Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang, Kota Tangerang.

Dugaan praktik jual beli kamar tahanan itu terungkap dalam sidang kasus kebakaran Lapas Kelas I Tangerang di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Kota Tangerang, Selasa (8/2/2022).

Seorang narapidana yang mengungkapkan biaya Rp 5.000 untuk tidur di aula itu merupakan salah satu saksi yang memberikan kesaksian.

Narapidana itu bernama Ryan Santoso.

Dia memberikan kesaksian secara virtual dari Lapas Kelas I Tangerang.

 Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Jubir PSI Akui Wanita yang Meninggal Bersama AKP Novandi Merupakan Kadernya, Sikap Almarhumah Sebelum Alami Kecelakaan Maut Diungkap Pihak Partai

Pungutan Rp 5.000 itu bermula saat majelis hakim menanyakan proses Ryan dapat mendekam di aula Blok C2.

Ryan menjawab, dia ditempatkan di aula bukan atas keinginannya.

"Kenapa enggak di kamar?" tanya majelis hakim saat sidang. "Itu enggak bisa, Pak, sudah ada penghuninya juga," jawab Ryan.

"Yang di kamar prosesnya gimana?" tanya majelis hakim.

"Ya masuk kamar bayar juga, orang lama," kata Ryan.

"Orang-orang masuk ke aula?" majelis hakim kembali bertanya.

"Ya bayarlah, enggak tahu juga," ujar Ryan.

"Di aula bayar?" tanya majelis hakim.

"Seminggu Rp 5.000," tutur Ryan.

 Baca Juga: Diduga Makam Para Tahanan yang Tewas Dianiaya di Kerangkeng, Kuburan di Rumah Bupati Langkat Bakal Dibongkar, Kapolda Sumut Siapkan Rencana Ini

Saat majelis hakim menanyakan peruntukan uang tersebut, Ryan mengatakan bahwa uang itu untuk biaya kebersihan.

Majelis hakim lalu bertanya apakah tak ada narapidana yang membersihkan ruang tahanan.

"Ada tamping yang bersih-bersih," ungkap Ryan.

Majelis hakim lalu bertanya, berapa uang yang dikeluarkan oleh narapidana untuk membayar kamar di Blok C2.

"Ada yang bayar Rp 2 juta, ada yang Rp 1 juta," beber Ryan. "(Bayaran itu) seterusnya sampai pulang. Sekali bayar saja," sambungnya.

Ryan tak mengetahui apakah terdapat perbedaan fasilitas yang didapat di kamar dan aula Blok C2.

Sebab, kata dia, pintu kamar di Blok C2 ditutup rapat menggunakan tripleks.

"Ditutup, Pak, rapat," kata Ryan kepada majelis hakim.

Majelis hakim bertanya lebih lanjut berkait kamar yang disebut diperjualbelikan itu.

 Baca Juga: Punya 2 Istri, Kehidupan Poligami Pelawak Ini Dikorek Ruben Onsu, Ternyata Pernah Disiram Kuah Sayur Gegara Ketahuan Nikah Lagi: Dulu Kan Ada 4 Bini

"Penjara bukan? Bukan jeruji besi? "Kalau di aula? Aula terbuka?" tanya majelis hakim.

Saat itu juga, jaringan antara PN Tangerang dan Lapas Kelas I Tangerang terputus.

Tak lama kemudian, jaringan kembali normal dan pihak yang bertanya kepada Ryan adalah jaksa penuntut umum.

Pertanyaan berkait jual beli kamar kemudian berakhir.

Ryan tak menjelaskan uang itu diberikan kepada siapa.

Adapun sidang kasus kebakaran lapas yang digelar kemarin adalah sidang kedua.

Keempat terdakwa hadir dalam sidang ini. Keempatnya adalah Suparto, Rusmanto, Yoga Wido Nugroho, dan Panahatan Butar Butar. Mereka merupakan petugas Lapas Kelas I Tangerang.

Dalam sidang pertama pada 25 Januari 2022, Suparto, Rusmanto, dan Yoda didakwa Pasal 359 KUHP. Sementara itu, Panahatan didakwa Pasal 188 KUHP.

(*)