Find Us On Social Media :

Belum Pernah Terjadi Sebelumnya, Paus Fransiskus Dobrak Protokol Diplomatik, Datangi Kedutaan Rusia Ungkap Keprihatinan atas Perang di Ukraina

Paus Fransiskus merayakan misa Rabu Abu memimpin umat Katolik memasuki Prapaskah, di Basilika Santo Petrus di Vatikan, Rabu (17/2/2021).

Gridhot.ID - Pemimpin Umat Katolik Sedunia, Paus Fransiskus mendatangi kedutaan Rusia pada Jumat (24/2/2022) untuk menyampaikan keprihatinannya atas invasi Rusia ke Ukraina kepada duta besar Moskow.

Dilansir Kontan.co.id dari Reuters, aksi Paus Fransiskus ini belum pernah terjadi sebelumnya dari protokol diplomatik.

Juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan Paus menghabiskan waktu sekitar 30 menit di kedutaan Rusia, yang dekat dengan Vatikan.

"Dia pergi untuk mengungkapkan keprihatinannya atas perang," kata Bruni kepada Reuters.

Bruni tidak mau mengomentari laporan bahwa Paus telah menawarkan diri untuk memediasi kedua negara.

Namun, ini diyakini pertama kalinya seorang Paus pergi ke kedutaan untuk berbicara dengan seorang duta besar di saat konflik.

Sebab utusan asing biasanya dipanggil oleh Sekretaris Negara Vatikan atau bertemu dengan Paus di Istana Apostolik.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (24/2/2022) mendeklarasikan operasi militer khusus terhadap Ukraina.

Tak lama pidato Putin yang disiarkan sebelum pukul 6 pagi waktu setempat, suara ledakan terdengar di Kramatorsk, Ukraina.

Baca Juga: Rudal Rusia Bisa Jatuh Kapan Saja, WNI di Ukraina Ini Ketar-ketir Pikirkan Nasib Sang Istri yang Hamil 9 Bulan, Tidur Tak Nyenyak Dengar Sirine Peringatan yang Mencekam

Setelah itu, diikuti laporan suara ledakan atau tembakan artileri di Kharkiv, Odessa, Mariupol dan ibu kota Ukraina, Kiev, serta sejumlah kota besar di Ukraina.

Pada Kamis, pasukan terjun payung Rusia merebut kendali lapangan terbang Gostomel di pinggiran barat laut Kiev, setelah masuk dengan helikopter dan jet dari arah Belarus.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat (25/2/2022) memperingatkan bahwa kelompok sabotase Rusia telah memasuki Kiev dan mendesak warga untuk tetap waspada.

Zelensky sendiri sebelum telah bersumpah akan mempertahankan ibu kota Kiev dari pasukan Rusia yang terus mendekat.

Dilansir Kompas.com dari Associated Press (AP), dalam pesan lewat rekaman video, Zelensky menegaskan akan mempertahankan Kiev bersama militer dan rakyatnya.

"Kami semua di sini. Militer kami di sini. Warga masyarakat ada di sini. Kami semua di sini membela kemerdekaan kami, negara kami, dan akan tetap seperti ini," kata Zelensky di luar gedung kepresidenan Ukraina.

Semantara itu, para pemimpin dunia ramai-ramai mengecam Vladimir Putin atas langkah Rusia invasi Ukraina.

Dalam unggahan Instagram New York Times pada Jumat (25/2/2022), sejumlah pemimpin negara-negara kuat Barat, Timur Tengah, hingga Asia mengutuk keras keputusan Putin.

Para pemimpin dunia menuduh Putin melakukan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dengan meluncurkan serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Baca Juga: Belum Ada 24 Jam Rusia dan Ukraina Terlibat Perang, China Kerahkan Pesawat Tempur di Zona Taiwan, Tiongkok Punya Satu Permintaan

Lantas, apa alasan Putin menyerang Ukraina?

Putin mengatakan salah satu alasannya menyerang Ukraina adalah para pemimpin kelompok separatis di Ukraina timur meminta bantuan Rusia.

"Sehubungan dengan itu, saya membuat keputusan untuk mengadakan operasi militer khusus. Tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran pelecehan dan genosida dari rezim Kiev selama delapan tahun," kata Putin, sebagaimana dilansir TASS.

"Dan untuk tujuan ini, kami akan berusaha untuk mendemiliterisasi Ukraina dan mengadili mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap orang-orang damai, termasuk warga negara Rusia," sambung Putin.

Putin menambahkan bahwa "keadilan dan kebenaran" ada di pihak Rusia, dalam pidato khususnya di televisi.

Sebelumnya, Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk.

Setelah Putin mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, Barat semakin khawatir Rusia tengah menyusun rencana untuk menyerang Ukraina.

Hingga akhirnya, Rusia benar-benar menyerang Ukraina secara besar-besaran pada Kamis.

Baca Juga: Makin Panas, AS Tuding Rusia Buat Video Palsu dengan Mayat, Pejabat Amerika Tolak Mentah-mentah Bukti yang Disodorkan

(*)