Find Us On Social Media :

Buku Tulis Saja Impor, Jokowi Ngamuk BUMN dan Lembaga Pemerintah Buang-buang Uang Rakyat untuk Beli Perlengkapan Kantor dari Luar Negeri, Berikut Daftar Barang-barangnya

Presiden Jokowi

Gridhot.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini menjadi sorotan karena kemarahannya kembali keluar.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Jokowi memang sebelumnya pernah marah kepada para menterinya yang dirasa tak punya rasa krisis di tengah pandemi Covid-19.

Kini di tahun 2022, Presiden Jokowi kembali marah terkait kinerja lembaga pemerintahan.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) jengkel melihat banyak lembaga pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masih doyan impor barang dari luar negeri.

Kejengkelan Jokowi diungkapkan di sela memberikan arahan kepada Menteri, Kepala Lembaga, Kepala Daerah, dan BUMN tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Provinsi Bali.

“Uang-uang APBN, uang rakyat, uang kita sendiri kok dibelikan barang impor. Kita ini gimana sih kadang-kadang? Aduh. Saya detailkan lagi, geregetan saya,” tegas Jokowi dalam acara yang berlangsung pada Jumat (25/3/2022).

Jokowi menjelaskan, anggaran negara untuk pengadaan barang dan jasa begitu besar, masing-masing yakni pemerintah pusat Rp 526 triliun, pemerintah daerah Rp 535 triliun, dan BUMN Rp 420 triliun.

“Cek yang terjadi, sedih saya. Belinya barang-barang impor semuanya. Padahal kita memiliki untuk pengadaan barang dan jasa, anggaran modal pusat itu Rp 526 triliun. [Pemerintah] daerah, Pak Gub, Pak Bupati, Pak Wali Rp 535 triliun, lebih gede di daerah. Ini duit gede banget, besar sekali,” tandas Jokowi.

Menurut Jokowi, jika anggaran tersebut sebanyak 40 persen saja dibelokkan untuk belanja barang dan jasa buatan dalam negeri, maka bisa memompa pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Lowongan Kerja D3 dan S1 Semua Jurusan, JCO Donuts Buka Kesempatan Emas di Posisi Ini, Intip Syarat dan Cara Mendaftarnya

Menurut perhitungannya, paling tidak pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terangkat lebih dari 2 persen jika uang negara dibelanjakan di dalam negeri.

“Kok enggak kita lakukan? Bodoh sekali kita kalau enggak melakukan ini, malah beli barang-barang impor. Mau kita terus-teruskan? Ndak, enggak bisa. Kalau kita beli barang impor, bayangkan Bapak-Ibu semuanya, kita memberi pekerjaan kepada negara lain. Duit kita berarti capital outflow, keluar. Pekerjaan ada di sana, bukan di sini,” bebernya.