“Secara garis besar maag dikelompokkan menjadi dua yaitu maag fungsional yang pada saat dilakukan endoskopi ataupun USG tidak ditemukan kelainan. Kedua adalah maag organik yaitu adanya kelainan berupa luka, polip atau bahkan sampai tumor pada kerongkongan atau lambung,” jelas Prof Ari.
Seperti dipaparkan Prof Ari, angka kejadian maag fungsional mencapai 60-70 persen.
Penyebab yang sering ditemukan adalah ketidakteraturan pola makan.
Penyebab lainnya, mengonsumsi camilan yang tidak sehat sepanjang hari, seperti gorengan, cokelat dan keju.
Semuanya itu faktor pemicu gangguan lambung.
“Pengendalian diri pada saat stres atau terlalu cemas juga dapat memicu naiknya asam lambung,” ungkap Prof Ari.
Tak hany itu, kelompok maag organik, berkaitan dengan obat-obatan terutama obat rematik.
Hati-hati, mengonsumsi jamu yang mengandung obat rematik juga dapat memicu maag organik.
Lainnya, infeksi bakteri Helicobacter pylori adalah penyebab dari 20 persen kasus gangguan lambung.
Nah, dari aneka penyebab maag tersebut, Prof Ari menganjurkan untuk para penderita gangguan lambung untuk tetap berpuasa, apabila tidak dalam kategori akut.
Kondisi akut, tandasnya, ditandai dengan muntah-muntah dan nyeri yang cukup hebat.