Untuk menahan udara dan air, makamnya penuh dengan arang dan bagian atasnya disegel dengan beberapa kaki tanah liat.
Ruang kedap udara ini secara efektif membunuh bakteri yang mungkin ada di dalam dan membantu melestarikan tubuhnya.
Para arkeolog juga menemukan jejak merkuri di dalam peti matinya, menunjukkan bahwa logam beracun itu mungkin telah digunakan sebagai agen antibakteri.
Tubuhnya juga ditemukan terendam dalam cairan tidak dikenal yang sedikit asam, yang juga mencegah bakteri tumbuh.
Beberapa percaya cairan tersebut sebenarnya adalah air dari tubuh dan bukan cairan pengawet yang dituangkan ke dalam peti matinya.
Bagaimana sebenarnya tubuh Lady Dai bertahan dari pembusukan adalah sebuah misteri, karena banyak mayat di ruang kedap udara dan kedap air yang sama, gagal dipertahankan.
Penggalian di Mawangdui dan jasad Lady Dai, serta suami dan putranya, dianggap sebagai salah satu penemuan arkeologi besar pada abad ke-20.
Tubuh Lady Dai saat ini berada Museum Provinsi Hunan, di mana orang-orang dapat melihatnya.
(*)