Find Us On Social Media :

Ditemukan Terbungkus 20 Kain Sutra dan Dikubur dengan 4 Lapis Peti Mati, Sosok Mumi Terbaik di Dunia Ini Bikin Ilmuwan Geger Gara-gara Masih Segar Meski Berusia Lebih dari 2100 tahun, Diotopsi Tak Rusak Sama Sekali

Wanita cantik ini kini menjadi mumi dengan status terbaik di dunia.

Gridhot.ID - Mumi memang merupakan fenomena unik yang ada di bumi ini.

Dikutip Gridhot dari laman Wikipedianya, mumi merupakan mayat yang kemudian diawetkan sedemikian rupa menggunakan berbagai ramuan pada masanya.

Pengawetan ini bertujuan agar sang jasad tidak mengalami dekomposisi sehingga bentuk awalnya lebih terjaga.

Mumi juga bisa dibentuk secara alami akibat keadaan dingin ekstrem, asam atau kekeringan.

Mumi yang ditemukan umumnya berusia ribuan tahun segingga bagian tubuhnya rentan hancur jika sembarnagan disentuh.

Namun hal itu tak berlaku bagi mumi yang satu ini.

Dikutip Gridhot dari Grid.ID dan Suar, sosok mumi berikut bahkan dianggap sebagai salah satu mumi terbaik yang diawetkan di dunia.

Meski wajahnya tampak bengkak dan cacat, kulitnya masih lunak untuk disentuh, tidak ada tanda-tanda rigor mortis (kaku mayat) yang tampak.

Lengan dan kakinya juga masih bisa bengkok. Bahkan, organ internalnya masih utuh dan masih ada darah di pembuluh darahnya.

Baca Juga: Sekarang Ngamuk-ngamuk Curhat Butuh Duit Rp 1 Triliun untuk Benahi Bisnis Paytren, Ustaz Yusuf Mansur Nyatanya Sempat Ngaku Senang Dirinya Digugat Para Investor ke Pengadilan: Saya Malah Suka

Mumi lainnya cenderung hancur pada gerakan sekecil apa pun. Tidak dengan mumi Lady Dai.

Dikutip dari laman Amusing Planet, dokter bahkan masih bisa melakukan otopsi lebih dari 2.100 tahun setelah kematiannya.

Ini membuat mereka tidak hanya mampu merekonstruksi kematiannya, tetapi juga hidupnya.

Dokter bisa menentukan golongan darahnya, yakni bertipe A.

Otopsi Lady Dai boleh dibilang profil medis paling lengkap yang pernah dikompilasi pada individu kuno.

Lady Dai, atau Xin Zhui, adalah istri aristokrat dari bangsawan Dinasti Han, Li Cang.

Tidak diragukan lagi dia menjalani kehidupan yang mewah — makamnya dipenuhi kemewahan yang hanya bisa dilakukan oleh orang kaya di zamannya.

Hal itu termasuk pakaian sutra bersulam indah, rok, sarung tangan mungil, kantong sutra yang diisi dengan berbagai bumbu, bunga yang harum, kotak-kotak kosmetik, alat musik dan patung musisi, serta lebih banyak barang-barang lainnya.

"Benda-benda ini menunjukkan Lady Dai hidup mewah, yang sangat dia nikmati," kata Willow Weilan Hai Chang, direktur Galeri Institut Tiongkok di New York City pada tahun 2009 lalu.

Baca Juga: Disiapkan untuk Jadi Pemimpin dalam Komando Polri, Lulusan Akpol Berpangkat Ipda Nyatanya Punya Gaji dan Tunjangan yang Tak Main-main, Segini Nominalnya

"Dia ingin mempertahankan gaya hidup yang sama di akhirat," tambahnya.

Dikenal dengan kecantikannya di masa muda, Lady Dai memanjakan diri dalam setiap kenikmatan kuliner (seperti sup kalajengking) sampai ia mengalami obesitas.

Ukiran di penanda makamnya menggambarkan dia bersandar pada tongkat.

Dia mungkin tidak bisa berjalan tanpanya karena trombosis koroner dan arteriosklerosis yang didapatkan karena gaya hidupnya yang tidak aktif fisik.

Ditemukan — seperti yang diungkap otopsi — sebuah fusi tulang di tulang belakangnya yang akan menyebabkan sakit punggung yang parah dan kesulitan berjalan.

Dia juga memiliki penyakit dalam kemungkinan besar karena makan makanan setengah matang, atau kebersihan yang buruk.

Arterinya juga tersumbat, penyakit jantung yang serius, osteoporosis dan batu empedu, salah satunya bersarang di saluran empedunya dan semakin memburuk kondisinya.

Lady Dai meninggal pada usia sekitar lima puluh tahun akibat serangan jantung mendadak, yang disebabkan oleh kesehatan yang buruk selama bertahun-tahun. Makanan terakhirnya terdiri dari melon.

Ironisnya, makamnya berisi sejumlah besar informasi dalam bentuk buku dan artefak tentang kesehatan, kesejahteraan, dan umur panjang.

Baca Juga: Lowongan Kerja Lulusan S1, KPAI Buka Kesempatan Emas untuk Mengisi Posisi Ini, Simak Syarat dan Cara Mendaftarnya

Pada artefak bertuliskan karakter China, ada berbagai obat tradisional China untuk mengobati sakit kepala, kelumpuhan, asma, masalah seksual dan masalah kesehatan lainnya.

Makam Lady Dai ditemukan pada tahun 1971 di sebuah situs arkeologi bernama Mawangdui dekat kota Changsha.

Dia ditemukan terbungkus dalam dua puluh lapisan sutra dan dibaringkan dalam serangkaian empat peti mati berlapis-lapis dengan ukuran yang semakin kecil.

Untuk menahan udara dan air, makamnya penuh dengan arang dan bagian atasnya disegel dengan beberapa kaki tanah liat.

Ruang kedap udara ini secara efektif membunuh bakteri yang mungkin ada di dalam dan membantu melestarikan tubuhnya.

Para arkeolog juga menemukan jejak merkuri di dalam peti matinya, menunjukkan bahwa logam beracun itu mungkin telah digunakan sebagai agen antibakteri.

Tubuhnya juga ditemukan terendam dalam cairan tidak dikenal yang sedikit asam, yang juga mencegah bakteri tumbuh.

Beberapa percaya cairan tersebut sebenarnya adalah air dari tubuh dan bukan cairan pengawet yang dituangkan ke dalam peti matinya.

Bagaimana sebenarnya tubuh Lady Dai bertahan dari pembusukan adalah sebuah misteri, karena banyak mayat di ruang kedap udara dan kedap air yang sama, gagal dipertahankan.

Baca Juga: Nantikan dan Saksikan Pagelaran Fashion Date oleh Famale & Children Grid Network: Virtual Trunk Show Fashion Raya Collection 2022

Penggalian di Mawangdui dan jasad Lady Dai, serta suami dan putranya, dianggap sebagai salah satu penemuan arkeologi besar pada abad ke-20.

Tubuh Lady Dai saat ini berada Museum Provinsi Hunan, di mana orang-orang dapat melihatnya.

(*)