Find Us On Social Media :

Di Hadapan Puan Maharani, Cak Nun Tegas Sampaikan Presiden Saat Ini Masih Belum Tepat untuk Munculkan Kekuatan Penuh Indonesia, Begini Omongannya yang Disambut Tepuk Tangan Meriah Penonton

Cak Nun dan Puan Maharani

Namun Budayawan asal Jogjakarta ini buru-buru menambahkan kalimatnya, bahwa hal itu bukan berarti presiden salah tapi belum tepat. "Jangan marah ya, jangan marah. Saya tidak mengatakan salah lho ya. Saya tidak mengatakan salah atau jelek, hanya belum tepat. Kalau bahasa Jawa itu ada bener, ada pener. Nah ini (presiden) sudah bener, tapi belum pener," ujar Cak Nun kepada jamaah yang hadir.

Kata Cak Nun, hal itu bukan kritik. Namun sebuah harapan. Sebab dia merasa untuk mendapatkan pemimpin yang lebih baik lagi di masa depan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara makmur dan sejahtera.

"Aku ingin besok pagi, sebelum dan sesudah 2024, kita akan mengalami revolusi besar-besaran dari dalam diri kita. Bukan revolusi untuk menjatuhkan presiden dan penguasa. Revolusi yang akan dipimpin oleh presiden dan para sesepuh lainnya. Mereka yang akan memimpin kesadaran baru, mereka yang akan memimpin kelahiran kembali bangsa Indonesia. Dan akan terjadi siklus itu. Saya tidak meramal, tapi akan terjadi siklus itu," ujarnya diiringi tepuk tangan jamaah yang hadir.

Sementara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, diundangnya Cak Nun dan Kiai Kanjeng dalam acara tersebut memiliki maksud untuk menggelorakan semangat memajukan bangsa Indonesia.

Tujuan itu, lanjut Hasto, selaras dengan bulan Ramadan saat ini yang merupakan momen untuk berjuang meningkatkan ibadah.

"Cak Nun dikenal sebagai sosok budayawan, pemikir Islam-Kebangsaan, dan begitu menyelami persoalan rakyat," kata Hasto dalam siaran persnya, Minggu.

"(Kehadiran Cak Nun dan Kiai Kanjeng) sekaligus menggelorakan rasa cinta Tanah Air yang berdiri kokoh pada kebudayaan Nusantara," ujarnya.

(*)