"Saat membuat jingle, pasti bikin demo dulu. Untuk membuat demo, saya bukan hanya membuat notasi, tapi lirik," katanya.
"Lirik seperti apa, saya harus cari tahu seperti apa perusahaan," lanjutnya.
Yosi pun tak menemukan sesuatu yang janggal dari perusahaan robot trading tersebut.
"Saya mencari informasi, di Agustus itu, info yang menyebut DNA Pro ilegal, tidak ada," katanya.
Oleh sebab itu, Yosi pun merasa tertipu seperti para korban DNA Pro lainnya.
"Jadi saya rasa, saya sama dengan yang lain juga, tertipu baik yang investasi di situ atau pun di-hire jasanya untuk melakukan pekerjaan serupa," kata rekan Tika Panggabean itu.
Pria berkacamata itu pun menyebut jika lirik yang dia ciptakan juga melewati pengecekan dari pihak DNA Pro.
"Dalam hal ini saya membuat lagu. Jadi saya membuat lagu dan lirik. Kalau ada lirik seperti ajakan, itu ada proses, QC (quality control)," ujar Yosi.
"Kalau saya tawarkan lirik begini, DNA Pro pasti membetulkan. Oh lirik ini diganti begini. Jadi kami bekerja secara profesional," terangnya.
Yosi awalnya tak menaruh kecurigaan terhadap DNA Pro.
Namun, pada beberapa bulan lalu, Yosi Project Pop menemukan data bahwa DNA Pro termasuk bisnis yang dilarang oleh OJK.