Find Us On Social Media :

Ngeri, Pandemi Corona Masih Ada, China Laporkan Infeksi Pertama Virus Flu Burung H3N8 pada Manusia, Ini Bahayanya yang Mengancam Nyawa

Ilustrasi ayam

GridHot.ID - Pandemi Corona belum berakhir, China sudah mencatat infeksi pertama virus flu burung H3N8 pada manusia.

Namun demikian, melansir Reuters.com, menurut otoritas kesehatan, risiko penyebaran di antara manusia masih rendah.

Flu burung varian H3NB menginfeksi seorang bocah laki-laki berusia empat tahun dari provinsi Henan.

Bocah laki-laki itu menunjukkan demam dan gejala lain pada 5 April 2022.

Komisi Kesehatan Nasional pada Selasa (26/4/2022) mengatakan bocah laki-laki itu melakukan kontak dengan ayam dan gagak yang dipelihara di rumahnya.

Varian H3N8 biasanya ditemukan pada kuda dan anjing. Varian H3N8 juga ditemukan pada anjing laut.

Menurut laporan NHC, sebelumnya tidak ada kasus H3N8 pada manusia.

"Analisis urutan genom keseluruhan menunjukkan bahwa virus H3N8 dalam kasus manusia ini adalah reassortant, dengan gen dari virus yang telah terdeteksi sebelumnya pada unggas dan burung liar," kata Nicola Lewis, ahli influenza di Royal Veterinary College di Inggris.

Sementara itu, wakil kepala unit virologi di Institut Pasteur di Kamboja, Erik Karlsson, mengatakan virus ini memerlukan pengawasan yang diperluas.

Baca Juga: Corona Belum Usai, Jepang Dihantui Wabah Flu Burung yang Mengerikan, 143 Ribu Ayam Terpaksa Dimusnahkan

"Implikasinya dalam pandemi influenza 1889, yang dikenal sebagai flu Rusia, adalah 'kekhawatiran utama terhadap risiko virus'," ujarnya.

Populasi besar burung ternak dan burung liar dari banyak spesies di China menyediakan lingkungan yang ideal bagi virus unggas untuk bercampur dan bermutasi.

Beberapa secara sporadis menginfeksi orang, biasanya mereka yang bekerja dengan unggas.

Komisi kesehatan mengatakan studi awal menunjukkan varian tersebut belum memiliki kemampuan untuk menginfeksi manusia secara efektif, dan risiko epidemi skala besar rendah.

Meskipun jarang, Karlsson mengatakan, infeksi pada manusia dapat menyebabkan mutasi adaptif yang berpotensi membuat virus ini lebih mudah menyebar pada mamalia.

"Kita perlu khawatir tentang semua peristiwa limpahan," katanya.

Melansir Kontan.co.id, mayarakat diperingatkan untuk menjauh dari unggas yang mati atau sakit dan mencari pengobatan segera untuk gejala demam atau pernapasan.

Flu burung terjadi utamanya pada unggas liar. Kasus penularan antar manusia sangat jarang terjadi.

Jenis flu burung H5N1 dan H7N9, masing-masing terdeteksi pada tahun 1997 dan 2013, bertanggung jawab atas sebagian besar kasus penyakit manusia akibat flu burung, menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS.

Baca Juga: Bikin Geger Pakai Baju Buruh Negara China, TKA yang Berseragam Ala Militer di PLTU Nagan Raya Kini Dibawa ke Jakarta, Begini Penjelasan Kabid Wasnaker Aceh

Infeksi manusia dari zoonosis, atau influenza yang ditularkan melalui hewan, "terutama diperoleh melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi, tetapi tidak menghasilkan transmisi yang efisien dari virus ini di antara manusia", menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Pada 2012, H3N8 disalahkan atas kematian lebih dari 160 anjing laut di lepas pantai timur laut Amerika Serikat setelah menyebabkan pneumonia mematikan pada hewan. (*)