GridHot.ID -Apakah Anda berencana melakukan mudik Lebaran 2022 menggunakan transportasi umum seperti bus?
Jika ya, sebaiknya cek ulasan berikut ini mengenai kode sopir bus dan kru saat ada pencopet di Kabin.
Melansir Kontan.co.id, mudik merupakan salah satu tradisi yang kerap dilakukan pada hari raya seperti lebaran.
Mudik atau pulang kampung biasanya dimanfaatkan sebagai momen untuk kumpul keluarga setelah sekian lama tidak bertemu.
Mudik biasanya bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Namun, terdapat beberapa hal yang perlu diwaspadai ketika mudik menggunakan transportasi umum, salah satunya adanya pencopet.
Dilansir dari gridfame.id, bagi sebagian orang naik bus Antarkota Antarprovinsi memang masih menjadi salah satu favorit untuk bepergian.
Selain lebih kuota penumpang banyak, menggunakan transportasi bus dinilai lebih praktis dan terjangkau meski masuk periode Mudik Lebaran 2022.
Namun saat melakukan perjalanan panjang, penumpang sebaiknya hati-hati terhadap barang bawaannya.
Pencopet saat ini bisa beraksi dimanapun, salah satunya bus antarkota antarprovinsi (AKAP) terutama saaat periode mudik Lebaran.
Maka dari itu Anda yang ingin menggunakan transportasi bus sebaiknya waspada terutama di jam-jam rawan (siang-malam) atau jam penumpang istirahat.
Berikut ini sejumlah tanda yang ketika copet masuk ke kabin atau ikut naik bus AKAP.
Pengakuan salah satu pengemudi bus AKAP PO Raya, Hariyadi mengungkapkan pencopet atau istilahnya pemain yang ikut naik bus biasanya dicurigai oleh agen bus terlebih dahulu.
Jadi agen mengingatkan pengemudi kalau ada pencopet yang ikut naik.
“Yang tahu detail dia pemain atau bukan itu justru agenbus. Dia kan di terminal dan bergerak ke agen-agen lain, jadi tahu mana yang pemain mana yang bukan ,” jelasnya dikutip dari KOMPAS.
Jadi agen memberi informasi kepada para pengemudi dan kru untuk berhati-hati karena ada penumpang yang dicurigai sebagai pemain (copet).
Jika nantinya sudah diberi informasi, pengemudi beserta kru biasanya akan memberi kode kepada para penumpang agar tetap was-was dan waspada.
Kode ini menurut Hariyadi bervariasi dan masing-masing sopir bisa berbeda-beda.
“Kodenya banyak, misal lampu dihidupkan, volume mudik dikeraskan. Jadi penumpang itu dibuat enggak bisa tertidur, selalu waspada,” tegasnya.
Ciri kedua yakni turunnya penumpang yang diduga (copet) tersebut enggak tentu dan sesuai dengan tiket.
Kendati begitu, pengemudi dan juga kru tidak boleh asal menuduh seseorang yang dicurigai tersebut (copet).
“Seandainya ditanyakan turunnnya di mana, misalnya Solo tapi kok di Semarang dia turun itu harus dicurigai. Tapi Cuma dicurigai enggak bisa dituduh,” jelasnya. (*)