Find Us On Social Media :

Puluhan Tahun Menjaga Sungai Aare Swiss Tempat Emmeril Kahn Mumtadz Hilang, Polisi Lokal Sebut 99,9% Korban Hanyut Baru Ditemukan dalam Waktu 3 Minggu, KBRI: Pencarian Berlangsung Setiap Hari

Kolase foto Emmeril Kahn dan Sungai Aare, Bern, Swiss

Gridhot.ID - Kabar pilu masih menyelimuti keluarga Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Emmeril Khan Mumtaz, putra Ridwan Kamil hingga kini masih terus dicari tim yang bertugas di lapangan usai dilaporkan hanyut di sungai Aare, Swiss.

Ridwan Kamil bahkan sampai ikut terjun sendiri memantau momen pencarian yang dilakukan polisi dan petugas setempat.

Dikutip Gridhot dari Kompas TV, pencarian anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtaz alias Eril, masih terus dilakukan hingga artikel ini ditayangkan, usai dinyatakan hanyut pada Kamis (26/5/2022) lalu.

Memasuki hari ketiga pencarian, Sabtu (28/5), Tim SAR akan melalui pencarian secara lebih intensif menggunakan berbagai metode, yakni perahu, drone, dan penyelaman.

“Hari ini, Sabtu, Tim SAR masih akan melanjutkan upaya pencarian, metode pencarian akan lebih intensif, yaitu dengan perahu atau boat search, drone untuk menyisir tepian, dan penyelaman,” kata Dubes RI di Swiss, Muliaman Hadad dalam konferensi pers yang turut disiarkan langsung dalam program Breaking News Kompas TV, Sabtu (28/5).

Drone akan dioperasikan oleh petugas pemadam kebakaran untuk diterbangkan rendah di atas permukaan Sungai Aare.

Adapun, penyelaman akan disesuaikan dengan situasi sungai, termasuk kekeruhan, arus, dan suhu air.

Lantas, sampai kapan pencarian Eril akan dilakukan?

Baca Juga: Media Swiss Ikut Kabarkan, Begini Penampakan Terakhir Emmeril Khan Mumtadz Sebelum Hilang, Kaos dan Celana Anak Ridwan Kamil Jadi Petunjuk Kepolisian

Muliaman Hadad yang telah berkoordinasi dengan polisi sungai mengatakan, pihak kepolisian tidak menetapkan limit waktu pencarian.

Sebab, pencarian korban hanyut sudah menjadi tanggung jawab dari polisi sungai untuk mengawasi beberapa titik di Sungai Aare.

“Sebetulnya tidak ada spesifik waktu, batas maksimum kapan pencarian ini akan dilakukan. Karena kemarin kita bertemu dengan Tim SAR mereka merasa, terutama, polisi sungai mengatakan adalah menjadi tugas kami untuk setiap saat terus memantau keamanan dari sungai ini,” jelas Muliaman.

“Jadi mereka tidak mengatakan dalam berapa hari, misalnya tidak ditemukan, maka kemudian pencarian dihentikan. Begitu. Pencarian akan terus berlangsung setiap hari, karena itu memang menjadi tugas mereka,” lanjutnya.

Muliaman Hadad kemudian menjelaskan, terdapat waktu kritikal dalam pencarian, di mana korban biasanya ditemukan dalam waktu tiga hari pertama.

“Tapi mereka mengatakan ada tiga waktu kritikal waktu penting, pertama tiga hari pertama, sering ditemukan pada tiga hari pertama.”

Namun, mayoritas korban hanyut di Sungai Aare ditemukan dalam waktu tiga minggu sejak pertama kali dinyatakan hilang.

“Tapi mayoritas ditemukan, 99,9 persen itu ditemukan dalam tiga minggu. Jadi itu menurut mereka, dari pengalaman mereka puluhan tahun menjaga sungai ini,” terang dia.

Hal tersebut disebabkan karena tingkat kesulitan atau kendala yang dihadapi saat proses pencarian korban hanyut, termasuk tingkat kekeruhan air, derasnya arus, dan suhu air di Sungai Aare.

(*)