Namanya Diabadikan untuk Lapangan Udara, Pratu Suparlan Jadi Legenda Kopassus yang Kisahnya Akan Buat Musuh Ketakutan, Begini Perjuangannya Lawan 300 Pasukan Fretilin Sendirian Tanpa Amunisi

Rabu, 01 Juni 2022 | 13:42
Arsip Tentara Nasional Indonesia

Ilustrasi Prajurit Kopassus

Gridhot.ID - Kopassus memang sudah terkenal akan kesangarannya.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, bahkan kesangaran para prajurit Kopassus sudah dikenal seantero dunia.

Digadang-gadang Kopassus lebih mematikan dibanding pasukan elit negara barat yang masih mengandalkan teknologi.

Sebelum nama Kopassus, pasukan elite di TNI AD bernama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).

Dahulu ada seorang prajurit Kopassandha yang terkenal akan perjuangannya.

Namanya adalah Pratu Suparlan yang terkenal akan aksinya melawan pasukan Fretilin.

Awalnya secara mengejutkan, pasukan kecil Kopassandha tiba-tiba dihadang sekitar 300 anggota Fretilin bersenjata.

Dikutip Gridhot dari Surya, gerak kejut pasukan Fretilin membuat pasukan kecil Kopassandha terjebak di sisi jurang.

Pasukan Fretilin yang berada di atas ketinggian mendesak Poniman dan kawan-kawan terpojok.

Baca Juga: Berjuang Antara Hidup dan Mati, Artis Cantik Ini Alami Kontraksi Selama 29 Jam Nonstop Saat Melahirkan Anak Pertamanya: Akhirnya Lahir

Poniman kemudian mendapati ada celah bukit untuk menyelamatkan diri.

Poniman lantas membantu anggotanya yang terluka melewati celah bukit yang sempit. Mereka merayap satu per satu.

Tak berselang lama, Poniman baru menyadari rupanya Pratu Suparlan tak tampak dalam barisan kelompok yang baru saja menyelamatkan diri.

Ternyata, di saat yang bersamaan, Suparlan tengah berjibaku dan mati-matian menahan serangan pasukan Fretilin.

Hujan peluru menghantam tubuhnya.

Tak peduli dengan berondongan peluru musuh, Pratu Suparlan tetap memberikan perlawanan tanpa ampun hingga amunisinya benar-benar habis.

Dalam kondisi tubuh terluka parah dan amunisi kosong, Pratu Suparlan tak mengendurkan perlawanan.

Kopassus.mil.id
Kopassus.mil.id

Pratu Suparlan

Ia berlari ke semak belukar dan kemudian menghunuskan pisau komandonya ke tentara Fretilin.

Disebutkan, enam anggota Fretilin tewas setelah dilumpuhkan Pratu Suparlan menggunakan pisau komandonya.

Baca Juga: Lowongan Kerja Lulusan SMA, Badan Pusat Statistik Buka Kesempatan Emas di Posisi Ini, Simak Syarat dan Cara Mendaftarnya

Sisa tenaga Pratu Suparlan kemudian terkuras habis.

Hujan peluru musuh pun kembali mengenai tubuh dan membuatnya kekurangan darah.

Ia tak mampu berdiri lagi.

Dalam kondisi duduk, Pratu Suparlan dikepung musuh yang mengarahkan tembakan ke lehernya.

Kendati sudah terpojok dan tanpa kondisi yang memungkinkan, Pratu Suparlan ternyata tidak kehabisan akal.

Sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya, Pratu Suparlan mengambil granat di saku celananya.

Ia kemudian melompat ke kerumunan musuh.

Ia berteriak “Allahu Akbar”.

Kelima anggota Kopassandha yang selamat melihat langsung detik-detik terakhir perlawanan Pratu Suparlan.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Derita Asma, Infeksi Usus, dan Gagal Ginjal, Pelawak Legendaris Lintas Zaman Ini Rela Tahan Sakit Demi Injakkan Kaki di Tanah Suci Sebelum Meninggal Dunia

Mereka kemudian meminta bantuan dari tim lain dan menyerbu musuh.

Pratu Suparlan ditemukan gugur.

Sedangkan, 83 anggota Fretilin tewas dan beberapa anggota pasukan musuh ditangkap hidup-hidup.

Atas keberaniannya, Pratu Suparlan dinaikkan pangkatnya menjadi Kopda (Anumerta) dan tanda jasa Bintang Sakti.

Berkat pengorbanannya, nama Pratu Suparlan turut diabadikan sebagai nama lapangan udara, yakni Lapangan Udara Suparlan Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung, Jawa Barat, yang diresmikan KSAD Jenderal TNI Edi Sudrajat pada 26 Mei 1991.

Dikutip dari kopassus.mil.id, tujuh personel Kopassandha lain yang gugur turut mendapatkan kenaikan pangkat.

Setelah pertempuran sengit yang menewaskan Suparlan dan ketujuh personel lainnya, komandan Fretilin mengirimkan surat kepada pasukan Kopassandha.

Surat tersebut berisi tentang pernyataan salut mereka atas keberanian dan perlawanan yang dilakukan oleh pasukan kecil Kopassandha.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Surya