Serukan Ultimatum, China: Jika Ada yang Berani Renggut Taiwan, Tentara Pembebasan Rakyat Tak Ragu Memulai Perang!

Minggu, 12 Juni 2022 | 10:13
Robert Waghorn/Pixabay

Ilustrasi jet tempur

GridHot.ID - Taiwan, secara resmi dikenal sebagai Republik China (ROC), adalah sebuah pulau yang dipisahkan dari China oleh Selat Taiwan.

China memandang Taiwan sebagai provinsi yang memberontak.

China pun sangat berambisi untuk menyatukan Taiwan dengan daratan.

Dilansir dari cfr.org, China menegaskan bahwa hanya ada "Satu China" dan Taiwan bagian dari hal tersebut.

Kemudian melansir Eurasian Times, China bahkan tidak ragu memulai perang jika Taiwan ditarik dari China, sebagaimana yang dikatakan oleh Juru Bicara Kemeterian Pertahanan China Wu Qian pada Jumat (10/6/2022).

"Jika ada yang berani merenggut Taiwan dari negara kami, Tentara Pembebasan Rakyat China tidak akan ragu untuk memulai perang," kata Wu Qian seperti dikutip CCTV setelah pertemuan antara Menteri Pertahanan Wei Fenghe dan timpalannya dari AS Lloyd Austin di Singapura.

"Kami akan dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial negara kami," lanjutnya.

Untuk diketahui, Menteri Pertahanan Nasional Lloyd J. Austin III bertemu dengan Wei Fenghe untuk membahas perlunya mengelola persaingan secara bertanggung jawab dan menjaga jalur komunikasi terbuka.

"Menteri Pertahanan Nasional Lloyd J. Austin III hari ini bertemu dengan Menteri Pertahanan Nasional Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Jenderal Wei Fenghe di sela-sela Dialog Shangri-La di Singapura."

Baca Juga: Buntut Tuduhan Australia dan Kanada soal Intersepsi Berbahaya, AS Terbangkan Pesawat Pengintai RC-135U untuk Memata-matai China

"Sekretaris Austin dan Jenderal Wei membahas hubungan pertahanan AS-RRT dan masalah keamanan regional," kata pernyataan dari Pentagon.

Menurut Pentagon, Austin berfokus pada "kebutuhan untuk mengelola persaingan secara bertanggung jawab dan mempertahankan jalur komunikasi yang terbuka."

"Sekretaris menggarisbawahi pentingnya Tentara Pembebasan Rakyat terlibat dalam dialog substantif untuk meningkatkan komunikasi krisis dan mengurangi risiko strategis," tambahnya.

Austin dan Wei juga membahas Korea Utara dan krisis Rusia-Ukraina.

Selama pembicaraan, kepala Pentagon menegaskan kembali komitmen AS untuk "kebijakan Satu-China lama kami," menurut pernyataan itu.

Pertemuan itu adalah pertemuan langsung pertama antara Austin dan Wei, yang terakhir berbicara satu sama lain melalui telepon pada 20 April, yang merupakan panggilan pertama sejak pemerintahan Biden menjabat.

China, bulan lalu, sebagai tanggapan atas kunjungan delegasi kongres AS ke Taiwan, mengirim 30 pesawat tempur ke dekat pulau itu dan mendesak AS untuk menghindari pengiriman sinyal kemerdekaan Taiwan.

Dialog Shangri-La adalah acara tahunan yang dirancang untuk memungkinkan kepala negara dan pejabat tinggi pertahanan bertemu secara langsung untuk membahas tantangan keamanan.

Acara tersebut tidak berlangsung pada tahun 2020 dan 2021 karena pandemi COVID-19.

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Eurasian Times, CFR