Gridhot.ID - Angin matahari memang menjadi salah astu fenomena yang tak bisa dihindari.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, NASA sampai berusaha akan mengirimkan pesawat ke luar angkasa untuk mempelajari badai matahari.
Badai matahari memang sempat membuat geger beberapa waktu lalu karena telah menyebabkan hingga 40 satelit Starlink milik SpaceX rusak.
Kini bumi kembali dihantam angin matahari tersebut.
Dikutip Gridhot dari Kontan, fenomena tersebut baru-baru ini menerjang wilayah Inggris dan kabarnya berpotensi mengacaukan GPS contohnya pada aplikasi Google Maps hingga jaringan listrik.
Mengutip dari Science Times (20/06), baru-baru ini sebuah fenomena yan datang dari luar angkasa yakni angin matahari yang berbahaya dan berkecepatan tinggi menerjang Bumi.
Jika hal tersebut benar-benar terjadi, itu bisa saja mengacaukan jaringan listrik di wilayah Inggris, demikian yang dilaporkan Science Times.
Sementara itu, laporan dari Daily Star (20/06) mengungkapkan bahwa suar akan datang dari lubang di Matahari dengan kecepatan sekitar satu juta mil per jam.
Lebih dari itu, ia akan menghantam magnetosfer Bumi, ini berarti akan berusaha untuk menembus atmosfer Bumi.
Di sisi lain, kemungkinan angin Matahari menabrak Bumi ini diklasifikasikan "sedikit", tetapi itu sudah cukup untuk mengacaukan jaringan listrik karena sifat angin yang tidak stabil.
Tidak hanya itu saja, ini juga akan menyebabkan masalah dengan satelit yang mengontrol GPS pada aplikasi seperti Google Maps contohnya.
Bahkan, burung-burung yang terbang di ketinggian yang lebih tinggi dari biasanya akan merasa kebingungan ketika angin Matahari tersebut menghantam Bumi. Ini bisa saja membuat mereka keluar dari jalur yang biasa dilewati.
Berbicara tentang angin Matahari, apa sebenarnya fenomena tersebut?
Mengenal Angin Matahari
Angin Matahari atau yang juga dikenal sebagai angin surya (Solar Wind dalam istilah Bahasa Inggris) adalah suatu aliran partikel bermuatan plasma yang menyebar ke segala arah dari atmosfer terluar Matahari yang dikenal sebagai korona.
Kecepatan alirnya sekitar 400 km/detik, dengan waktu tempuh dari Matahari ke Bumi yakni selama 4 sampai 5 hari.
Ada pun beberapa penyusun angin surya atau angin Matahari ini. Terutama tersusun dari elektron dengan energi tinggi dan proton (sekitar 500 keV), yang mampu melepaskan diri dari gravitasi sebuah bintang karena energe termal atau panasnya yang sangat tinggi.
Menurut para ahli yang dikutip dari Space.com, lapisan terluar Matahari yang dikenal sebagai korona ini mencapai suhu hingga 2 juta derajat Fahrenheit atau 1,1 juta derajat Celcius.
Pada tingkat ini, gravitasi Matahari tidak dapat menahan partikel yang bergerak cepat, dan mereka akan mengalir menjauh dari bintang.
Akibat dari angin Matahari, banyak fenomena yang terjadi. Termasuk badai geomagnetik, aurora (cahaya utara), bahkan juga menjadi penyebab sekaligus jawaban mengapa arah ekor komet selalu menjauhi Matahari.
Angin Matahari ini juga berpengaruh terhadap formasi bintang-bintang yang jauh.
(*)