Find Us On Social Media :

Surat Viral Gubernur Papua Imbau Pimpinan KKB Papua Goliath Tabuni Turunkan Senjata dan Gabung NKRI Ternyata Hoaks, Jubir Lukas Enembe Geram Minta Polisi Lakukan Hal Ini

Panglima KKB Papua, Goliath Tabuni (kanan)

Gridhot.ID - Pimpinan KKB Papua, Goliath Tabuni memang sudah cukup dikenal.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Goliath Tabuni merupakan salah satu sosok yang bertanggung jawab atas tragedi pembunuhan delapan pegawai PT Palapa Timur Telematika.

Pembunuhan tersebut terjadi pada Maret 2022 lalu.

Kini di bulan Juni 2022, sedang geger sebuah surat yang viral di sosial media menyebutkan agar Goliath Tabuni segera menurunkan senjata.

Yang membuat geger masyarakat Papua, surat tersebut nampak ditandatangani oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, juru bicara Gubernur Papua Muhammad Rifai Darus angkat bicara terkait surat berisi imbauan dari Gubernur Papua Lukas Enembe dengan nomor 005/8003/SET yang dikeluarkan pada 20 Juni 2022.

Rifai memastikan, surat yang belakangan viral di media sosial itu tak benar atau hoaks.

Surat berisi imbauan itu ditujukan kepada Ketua MRP, Goliath Tabuni, Pangkodap TPNPB-OPm, KNPB, ULMWP, NRFPB, PRP di Lingkungan Provinsi Papua.

Berikut bunyi surat tersebut: Bersama ini saya memberi imbauan terutama kepada seluruh Pangkodap TPNPB dan seluruh TPM-OPM yang berada di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua agar segera menurunkan senjata dan segera bergabung dengan NKRI karena kita sudah menerima otonomi khusus (Otsus) dan pemekaran atau DOB untuk membangun masa depan Papua lebih layak dari saat ini serta mewujudkan seluruh harapan masyarakat Papua dengan kesejahteraan yang setara maupun merata di seluruh wilayah Papua.

Baca Juga: Wira-wiri ke Polisi, Tamara Bleszynski Laporkan 3 Orang dengan Jabatan Bergengsi di Hotel Orang Tuanya, Janda Mike Lewis yang Sudah 19 Tahun Tak Nikmati Hasilnya Disuruh Lakukan Ini: Saya Cukup Bersabar

Pada bagian bawah surat itu tertera nama Gubernur Papua Lukas Enembe yang disertai tanda tangan dan cap.

Surat ini beredar luas di media sosial dan menimbulkan pertanyaan dari berbagai pihak, khususnya masyarakat Papua.