Sebelum Injakkan Kaki ke Rusia dan Ukraina, Presiden Jokowi Dapat Tonjokan Langsung dari PM Boris Johnson, Intip Reaksi Ayah Kaesang Saat Ditunjuk-tunjuk Sang Perdana Menteri

Selasa, 28 Juni 2022 | 14:42
Arsip UNS dan Reuters

Presiden Jokowi dan PM Boris Johnson

Gridhot.ID - Presiden Jokowi kini memulai perjalannya untuk ikut turun tangan di peperangan Rusia dan Ukraina.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, sebelum injakkan kaki ke kedua negara yang sedang berperang tersebut, Jokowi terlebih dahulu mampir ke Jerman bertemu para petinggi negara lainnya di KTT G7.

Pada momen tersebut, Presiden Jokowi dapat kesempatan untuk bertemu Perdana Menteri atau PM Inggris, Boris Johnson.

Pertemuan keduanya terjadi di Elmau, Jerman, Senin (27/6/2022).

Dikutip Gridhot dari Tribunnews Maker, keduanya bertemu di sela-sela pelaksanaan KTT G7.

Saat berbincang, PM Boris Johnson tampak seperti meninju dan menunjuk-nunjuk Presiden Jokowi.

Tonton mulai detik ke-41 hingga ke-50 video di bawah ini yang bersumber dari channel YouTube Sekretariat Presiden.

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi yang turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa kedua pemimpin mengapresiasi kuatnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris.

Dalam pertemuan itu, ucap Retno, PM Boris Johnson mengatakan bahwa roadmap untuk kerja sama bilateral sudah ada.

Baca Juga: 'Mama Kerja Cuci Baju, Belum Ada Uang Beli Sepatu', Anak SD yang Ketahuan Pakai Sandal Jepit ke Sekolah Ini Bikin Netizen Haru: Dewasa Banget

Hal lain yang disampaikan Presiden Jokowi dan PM Boris Johnson adalah keduanya bersepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang energi baru terbarukan (EBT) dan ketahanan pangan.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno.

Youtube/Sekretariat Presiden
Youtube/Sekretariat Presiden

Presiden Jokowi dan Boris Johnson

Serukan atasi krisis pangan

Masih dari KTT G7, Presiden Jokowi saat menyampaikan padangannya menyerukan negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan yang saat ini mengancam rakyat di negara-negara berkembang jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrim.

“323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut."

"G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk atasi krisis pangan ini."

"Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” kata Jokowi.

Menurut dia, pangan adalah permasalahan Hak Asasi Manusia yang paling dasar.

Para perempuan dari keluarga miskin dipastikan menjadi yang paling menderita menghadapi kekurangan pangan bagi anak dan keluarganya.

Baca Juga: Bikin Nyesek! Bocah SD Ini Diam-diam Pinjam HP Kakaknya, Lakukan Hal Tak Terduga Demi Sang Ibu yang Sudah Meninggal, Netizen: Gua Sedih Bacanya

“Kita harus segera bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan."

"Rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal,” ujarnya.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya dukungan negara G7 untuk mengreintegrasi ekspor gandum Ukraina dan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global.

Menurut Presiden Jokowi, terdapat dua cara untuk merealisasikan hal tersebut.

Yang pertama adalah fasilitasi ekspor gandum Ukraina dapat segera berjalan.

Yang kedua menurut Presiden adalah komunikasi secara proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.

“Komunikasi intensif ini perlu sekali dilakukan sehingga tidak terjadi keraguan yang berkepanjangan di publik internasional."

"Komunikasi intensif ini juga perlu dipertebal dengan komunikasi ke pihak-pihak terkait seperti Bank, asuransi, perkapalan dan lainnya,” jelas Presiden Jokowi mengatakan.

Presiden Jokowi menaruh perhatian besar pada dampak perang terhadap rantai pasok pangan dan pupuk.

Baca Juga: 'Saya Tantang Dia!' Murka Dikatai Farhat Abbas Kura-Kura Ninja, Razman Arif Nasution Beri Ancaman, Duda Nia Daniaty Disebut Ketakutan

“Khusus untuk pupuk, jika kita gagal menanganinya, maka krisis beras yang menyangkut 2 milyar manusia terutama di negara berkembang dapat terjadi,” ungkap Presiden.

Di akhir sambutannya, Presiden kembali menyerukan pentingnya negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan ini, juga mengundang para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20 di Bali.

“Saya tunggu para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20."

"Sampai jumpa di Bali, 15-16 November 2022,” kata Presiden Jokowi.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Tribunnews Maker